Mohon tunggu...
Irfan Fandi
Irfan Fandi Mohon Tunggu... Buruh - Menulis dan Membaca adalah suatu aksi yang bisa membuat kita terlihat beda dari orang yang disekitar kita

Email : irvandi00@gmail.com || Suka Baca dan Nonton Film || Pekanbaru, Riau ||

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Nostalgia Masa Kecil (Cerita Bersambung Eps #1)

18 September 2021   07:00 Diperbarui: 18 September 2021   20:36 334
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto oleh Akela Photography dari Pexels 

Masa Kecil yang Indah dan Bahagia Bersama Teman-teman

Aku sangat beruntung lahir pada era-90an, dimana film dan lagu anak-anak masih banyak ditayangkan. Teringat olehku masa kecil yang sangat bahagia bersama teman-teman dalam mengisi waktu di hari minggu. Hari minggu merupakan suatu hari kebebasan untuk kami sebagai anak-anak, karena setelah menjalani rutinitas sekolah yang padat.

Hari libur merupakan suatu kegembiraan untuk semua anak-anak, bisa bermain dan melakukan segala hal yang bermanfaat untuk diri sendiri. Masa kecilku sangat indah untuk dikenang, ketika di sebuah kota kecil ini aku melakukan banyak hal dengan semua teman-temanku.

Di kota kecil ini, kami memulai hari minggu dengan Kegiatan Pendidikan Subuh. Kegiatan ini merupakan sebuah pelajaran agama yang diadakan setelah sholat subuh berjamaah. Aku dan teman-teman satu angkatan mengaji selalu bersemangat untuk menghadiri kegiatan didikan subuh ini. Walau rasa kantuk yang berat aku dan teman-teman selalu bergembira dan bersemangat untuk menghadiri kegiatan ini.

Sebelum acara dimulai, seluruh anak-anak akan dikumpulkan di depan halaman surau, dulu kami menyebut tempat ibadah ini dengan sebutan surau. Sekarang surau kecil kami sudah menjadi sebuah masjid yang megah dan besar, alhamdulilah bisa menampung seluruh masyarakat yang ada disekitaran komplek rumah. Kegiatan didikan subuh dimulai dengan berolahraga di pagi hari, Senam Kesehatan Jasmani (SKJ) menjadi teman bagi kami untuk memulai kegiatan pagi hari ini.

Setiap anak-anak selalu ada hal menarik untuk di ikuti, keusilan dan keisengan teman-teman yang jahil pasti selalu ada ide untuk melakukan hal-hal yang di luar dugaan. Ketika ada satu anak yang tak kuat menahan nguap karena kantuk yang melanda, ia lupa menutup mulutnya dan teman yang usil memasukkan potongan kertas yang sudah dibulat-bulatkan dimasukkan ke dalam mulut anak yang mengupa tadi. Sontak membuat anak itu kaget dan bingung apa yang masuk dalam mulutnya, ia pun berusaha mengeluarkan kertas itu dan teman-teman yang usil ketawa puas melihat temannya diusilin.

Setiap tindakan yang dilakukan oleh kami, tidak luput dari pantauan oleh sang guru ngaji yaitu Bapak Tumino. Bapak itu berjalan perlahan mengarah ke sekumpulan anak-anak usil tadi, ketingan jewer telinga untuk anak-anak tak dapat terelakkan, semua senyum dan ketawa puas anak-anak itu langsung hilang dan berubah dengan menahan sakit.

Setelah selesai berolahraga bersama-sama, kami masuk ke dalam surau untuk memulai Kegiatan Pendidikan Subuh yang berisi sebuah acara yang menguji kemampuan setiap anak-anak dalam mempraktikkan ilmu yang telah di dapat selama mengaji di surau. Mulai dari baca surat pendek, hadist, pidato, hingga menjadi pembawa acara dalam sebuah acara. Tak heran jika surau ini sangat hidup dan ramai oleh anak-anak yang berani tampil dan unjuk diri maju ke depan. Kegiatan Pendidikan Subuh ini menjadi sebagai wadah atau tempat untuk anak-anak berlatih untuk maju.

Yang paling ditunggu-tunggu oleh anak-anak pada Kegiatan pendidikan subuh ini, adalah ketika sang guru memberikan sebuah nasehat dalam sebuah cerita yang di ambil dari kisah-kisah para zaman nabi dan para sahabatnya. Sebagai penutup sesi acara kegiatan ini selalu ada pertanyaan untuk anak-anak yang memperhatikan kisah disampaikan tadi, setiap pertanyaan dijawab dengan jawaban benar maka kami diperbolehkan pulang duluan. Anak-anak selalu antusias dalam mengangkat tangan setinggi-tingginya untuk berpacu dengan teman yang lain dalam menjawab pertanyaan yang diajukan.

***

Pendidikan subuh ini berlangsung sampai jam 8 pagi atau bisa saja mundur karena pembahasan menarik yang di sampaikan oleh Bapak Tumino untuk mengasah otak anak-anak dalam berfikir memberikan beberapa pertanyaan yang kritis atau menarik untuk disampaikan sehingga menjadi sebuah diskusi murid dan Guru terasa harmonis dalam suatu ruangan.

Biasanya setelah selesai nasehat dan pengajaran yang disampaikan kepada kami semua, Pak Tumino akan memberikan sebuah tantangan kepada kami untuk menghapalkan Doa Sujud Sajadah dan  Surat As-Sajadah yang terletak pada surat ke 32 dalam al qur'an. Tujuan beliau memberikan tantangan ini karena rutinitas dalam setiap sholat subuh di hari jum'at aka nada namanya sujud sajadah, dimana pada rakaat pertama akan dibacakan surat ini secara dua bagian yang terdiri dari 30 ayat dan dibagi kedalam dua yaitu 15 ayat pertama untuk sholat sujud sajadah dan kemudian dilanjutkan dengan rakaat kedua dengan lanjutan ayat berikutnya sampai selesai.

"Ayo coba di ikuti ya anak-anak" ujar pak Tumino menuntun kami untuk mengulang apa yang akan disampaikan oleh beliau. "Kami Berjanji" kami mengulangi secara serentak apa yang disampaikan olehnya "Jumat depan", kami mengulangi kembali "akan kami hafal", terus mengulangi lagi "Doa dan surah ini", kami melanjutkan secara serentak dan penuh semangat "kalo tidak kami hafal", kami lanjutkan lagi "kami bersedia menerima hukuman" kami mengulangi dengan kaget dan pelan sekali untuk mengulangi kalimat itu.

Hal itu merupakan sebuah cara Pak Tumino dalam membangun sistem pendidikan yang dilakukannya secara otodidak dan lumayan berhasil. Kami semua terpacu untuk menghapal doa itu dengan sungguh-sungguh, tidak ada satu pun dari muridnya yang tidak hafal setelah hari itu tiba, karena kami menghafal secara bersama-sama dan mengulanginya dengan bersama-sama juga. Beliau memiliki trik cara menghafal dengan sangat unik, ia membuat sebuah alunan nada indah dalam setiap hafalan, seperti doa sujud sajadah dibagi  ke dalam delapan potongan ayat agar memudahkan murid menghafalnya dengan irama yang dibuatnya sendiri. "Sajjadah, wajahiya, lilladzi, Khala khohu, Khasam kasam ahu, wabasarohu, bihaulihi, waki watihi", potongan bacaan doa ini kami ulang setiap harinya hingga kami benar-benar hafal.

Alhasil sebelum hari H datang anak-anak sudah hafal semua diluar kepala dan membacakannya para jadwal hari Jumat sebagai Praktek Ibadah di surau kami. Ini sungguh pengalaman kebersamaan bersama kawan-kawan yang indah untuk di kenang, kami bersama-sama saling bantu-membantu untuk mengulang hafalan bacaan hingga hafal dengan fasih sesuai dengan ejaan dalam bahasa arabnya.

Masa kecil adalah masa yang paling membahagiakan untuk ku dan kawan-kawan selama memulai bertumbuh menjadi penerus orang tua selanjutnya. Kami dibekali oleh ilmu agama yang sangat kuat, sehingga para orang tua idak takut lagi meninggalkan kami karena kami sudah memiliki pondasi yang kuat dalam belajar ilmu agama. Sangat berbeda jauh dengan zaman sekarang yang setiap hari selalu di suguhi yang namanya gadget dan smartphone. Orang-orang berlomba-lomba mengejar tentang duniawi dan melupakan ajaran yang seharusnya perlu untuk menajdi bekal kita menjalani sebuah kehidupan di dunia ini.

*** Bersambung***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun