Banyak hal yang belakangan ini sering terjadi, salah satunya wabah pandemi Covid-19 yang sudah menyebar luas ke seluruh dunia. Semua negara bersama-sama untuk berjibaku dalam mencari jalan keluar dari pandemi ini, berbagai cara telah diupayakan untuk bisa mengatasi permasalahan ini. Covid-19 merubah semua elemen kegiatan yang ada di dunia ini, baik itu Bisnis, Industri, Layanan Kesehatan, Layanan Masyarakat hingga Pendidikan.
Semua orang harus siap dengan kondisi ini, manusia harus bisa berdampingan dengan Virus Covid-19 dengan cara selalu menjaga protokol kesehatan yang di berlakukan di masing-masing negara. Untuk Indonesia sendiri tagline dalam hidup sehat selama pandemi adalah Mencuci tangan, Menjaga Jarak dan Memakai masker ketika berada di luar rumah.
Pandemi Covid-19 sudah hampir memasuki 2 tahun bersama kita, namun kelangsungan hidup dan proses kehidupan terus berjalan. Â Tidak nyaman, Pasti ! semua orang tidak menginginkan kondisi seperti ini, banyak hal-hal yang dirugikan untuk khayalak ramai. Terutama yang menjadi sorotan adalah dunia pendidikan saat sekarang ini yang semakin memprihatinkan.
Seluruh Guru dan murid di setiap sekolah-sekolah, dimulai dari Paud, Taman Kanak-kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Tingkat Lanjutan Pertama, Sekolah Menengah Umum atau sederajat hingga Mahasiswa yang ada di perguruan tinggi  negeri dan swasta. Mereka sudah lebih dari satu tahun melakukan sekolah dengan cara jarak jauh, alias Daring secara Online.
Para guru berusaha melakukan yang terbaik untuk anak didiknya, memberikan materi dan latihan soal setiap hari yang harus dikerjakan hingga berusaha membuat tatap muka dengan selalu menjaga protokol kesehatan yang telah diberlakukan oleh pemerintah setempat. Permasalahan kian hari terus muncul hingga dari paket data kuota hingga fasilitas siswa yang tidak memadai untuk melakukan daring.
Kemendikbud memberikan solusi untuk paket kuota yang dibagikan secara gratis untuk mendukung siswa/i dan pelajar dalam mengikuti proses belajar online, besaran kuota yang didapat berbeda-beda tergantung tingkat sekolah masing-masing murid. Peserta didik PAUD mendapatkan 20 GB, sementara SD, SMP dan SMA 35 GB. Sedangkan pengajar tingkat PAUD hingga SMA mendapatkan 42 GB untuk penunjang proses belajar mengajar secara online di rumah.Â
Kuota terbesar didapatkan oleh Dosen dan Mahasiswa sebesar 50 GB, bantuan ini diberikan hingga bulan Desember tahun lalu dan berlanjut sampai sekarang dan akan berhenti ketika sekolah tatap muka di berlakukan kembali. Bantuan ini juga bekerja sama dengan berbagai provider jaringan paket dari operator Telekomunikasi di Indonesia.
Kita semua tidak tahu kapan wabah pandemi Covid-19 usai, semua berharap agar cepat ditanggulangi dan semua aktifitas dapat berjalan sedia kala lagi. Bagi anak-anak sekolah mendapatkan kabar gembira sekolah akan dibuka untuk tatap muka, sebuah angin segar yang selama ini di rindukan oleh para pengajar dan anak-anak di seluruh Indonesia. Jika melihat ke belakang kembali, begitu lesu dan malasnya anak-anak dengan belajar di rumah tanpa ada teman-teman yang bisa diajak senda gurau dan bercanda di lingkungan sekolah.
Pertanyaan anak-anak kepada orang tua "Kapan bun bisa masuk ke sekolah lagi ?" atau "Sampai kapan mas dan teman-teman yang lain bisa datang ke sekolah lagi belajar sama guru, bun ?". Ini merupakan sebuah kerinduan dari anak-anak, terutama keponakanku yang selalu memeprtanyakan hal itu kepada bundanya, ia merupakan seorang anak yang paling bersemangat dalam mengikuti proses belajar mengajar di sekolah. Dia telah rindu ingin bisa bersekolah dan bertemu dengan guru serta teman-temannya.