Selanjutnya kembali ke gedung Polrestabes tepatnya ke gedung Satpas yang warna biru. Di situ kita serahkan surat kesehatan tadi ke loket satu yang nantinya petugas di sana akan menanyakan kepada kita mengenai pengadaan SIM untuk jenis apa.Â
Ketika sudah selesai didata selanjutnya baraya boleh langsung ke loket dua dan tiga untuk identifikasi serta pemotretan. Setelah selesai kita akan diarahkan menuju ke loket empat.
Penting sekali pelajari soal teori Avis di Youtube untuk memudahkan kita di loket empat. Uji teori kerap dianggap remeh padahal bila kita tidak teliti maka siap-siap untuk mengulang di minggu depan.Â
Pengalaman saya ketika uji teori di Polrestabes Bandung mendapat sedikit kendala karena komputer yang disediakan di sana mengalami gangguan jaringan.Â
Jadi, mau enggak mau gantinya kita harus download aplikasi uji teori sendiri lewat hp dan jaringan internet pribadi lalu bagaimana yang ga bawa hp? yaa menunggu sampe minggu depan itupun kalo jaringannya sudah tidak trouble :DÂ
Kembali ke pembahasan tes Avis, di tes tersebut kita dituntut untuk fokus dan teliti terhadap pernyataan maupun pertanyaan yang terkadang menjebak kita dalam menjawab, seringkali ada pengulangan soal tetapi pertanyaanya beda maka dari itu harus tetap fokus ya baraya!Â
Sistematikanya sendiri kita diberi waktu lima belas menit untuk tiga puluh soal yang setiap soalnya akan dibacakan sebanyak dua kali oleh audio Avis. Nilai minimal kelulusan dari tes Avis ini adalah 60/100 jadi, sebisa mungkin nilai kita harus di atas enam puluh.
Sabar, adaptasi, dan responsif menjadi tips ampuh dalam tes selanjutnya. Setelah lulus tes Avis kita akan menghadapi tes simulator di loket lima.Â
Salah satu mimpi buruk bagi para pengguna matic :D kenapa tuhh disebut mimpi buruk? Ya karena di tes simulator motor yang akan kita gunakan adalah motor kupling.Â
Kaget gak tuh tiba-tiba simulator pake kupling, sebagai pengguna motor matic saya pesimis karena belum pernah menggunakan motor transmisi kupling.Â
Baraya pasti sudah bisa menebak hasil dari tes simulator pertama saya, ya betul sekali GAGAL. Pengalaman pulang pergi Bandung-Ciamis-Pangandaran seolah tak berarti di sini.Â