Indikator asam-basa atau penunjuk asam-basa disebut juga Indikator pH (potensial Hidrogen) adalah senyawa halokromik yang ditambahkan dalam jumlah kecil ke dalam sampel, umumnya adalah larutan yang akan memberikan warna sesuai dengan kondisi pH larutan tersebut. Pada temperatur 25° Celsius, nilai pH untuk larutan netral adalah 7,0. Di bawah nilai tersebut larutan dikatakan asam, dan di atas nilai tersebut larutan dikatakan basa.Â
Indikator pH secara umum digunakan dalam teknik titrasi kimia analitik dan biologi untuk menentukan reaksi kimia. Karena pilihan subyektif (penentuan) warna, indikator pH tidak memberi hasil pembacaan yang presisi. Ada beberapa indikator pH yang biasanya digunakan. Untuk mengukur pH secara presisi pH meter merupakan indikator pH yang paling akurat. Terkadang, pencampuran beberapa indikator berbeda digunakan untuk menghasilkan perubahan warna pada rentang nilai pH yang lebar. Indikator tersebut digunakan hanya ketika membutuhkan pengetahuan kasar mengenai pH.
Indikator alami adalah indikator yang dibuat menggunakan ekstrak tumbuhan-tumbuhan, seperti bunga, umbi, kulit buah, atau daun-daun berwarna. Tidak semua tanaman bisa dijadikan indikator alami asam basa, hanya tanaman yang ekstraknya bisa berubah warna saat diteteskan larutan asam dan basa. Antara lain kunyit, kubis merah, kubis ungu, bunga sepatu, bunga mawar, bayam merah, dan geranium.
Maka dari itu, kita bisa melakukan percobaan untuk membuktikan tumbuhan apa saja yang bisa digunakan sebagai indikator alami, berikut ini merupakan apa saja yang perlu disiapkan dan langkah langkah yang diperlukan untuk melakukan percobaan.
AlatÂ
- Plat tetes
- Lumpang dan alu
- Pipet
- Gelas kimia
- Spatula
- Bawang merah
- Lengkuas
- Kunyit
- Kulit manggis
- Tomat
- Bunga kamboja
- Air
- NaOH
- HCl
Langkah-Langkah
- Siapkan alat dan bahan.
- Cuci bersih bahan yang digunakan.
- Tumbuk bahan menggunakan lumpang dan alu.
- Masukkan hasil tumbukan ke dalam plat tetes.
- Tambahkan air pada bahan yang mash di dalam lumpang dan alu, lalu masukkan ke dalam plat tetes di tiga tempat yang berbeda (plat 1: bahan alami, plat 2: bahan yang telah diekstrak, plat 3: bahan yang telah diekstrak untuk ditambahkan asam, plat 4: bahan   yang telah diekstrak untuk ditambahkan basa)
- Beri label pada setiap percobaan
- Tambahkan 3 tetes HCI pada plat 3.
- Tambahkan 3 tetes NaOH pada plat 4.
- Amati perubahan warna yang terjadi.
- Ulangi langkah yang sama untuk bahan yang lainnya.
Dari tabel percobaan di atas dapat di tentukan bahwa bawang merah, kunyit, lengkuas, kulit manggis, kamboja, dapat dijadikan sebagai indikator alami. Karena ketika bahan alami tersebut dicampurkan dengan asam atau basa mereka akan bereaksi dengan ion H+(asam) dan ion OH-(basa) sehingga berubah warna. Berbeda dengan tomat ketika dicampurkan dengan larutan asam atau pun basa dia tidak berubah warna, itu berarti tomat tidak bereaksi dengan ion H+ dan ion OH- artinya tidak dapat dijadikan sebagai indikator alami.
Kesimpulan dari percobaan ini adalah ketika bahan alami dicampurkan dengan larutan asam atau basa dan bahan tersebut berubah warna maka bahan alami tersebut dapat digunakan sebagai indikator alami, sedangkan jika saat dicampurkan dengan larutan asam atau basa kemudian tidak mengalami perubahan warna maka bahan alami tersebut tidak dapat dijadikan sebagai indikator alami.