Mohon tunggu...
Achmad Irfandi
Achmad Irfandi Mohon Tunggu... Peneliti Senior -

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Optimisme Penanganan Kasus Pembunuhan di Teluk Bintuni, Papua Barat

9 Oktober 2015   10:06 Diperbarui: 9 Oktober 2015   10:18 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Belum lama ini, masyarakat Papua Barat dikejutkan dengan adanya kasus pembunuhan terhadap Frely Diansari, dua anak balita, dan janin yang baru berusia empat bulan. Hingga saat ini, kasus tersebut masih dalam penanganan oleh pihak berwajib. Penyelidikan kasus tersebut dilanjutkan dengan melibatkan satuan Polisi Militer sebagai upaya penegakkan hukum terhadap pelaku pembunuhan.

Pendapat publik yang menyoroti kasus pembunuhan keluarga malang ini bermuara pada dua sisi, satu sisi adalah adanya desakan dari masyarakat sekitar Teluk Bintuni yang menginginkan agar pihak berwajid bertindak cepat dalam menangani kasus tersebut, namun di sisi lain, pihak berwajib tentunya memerlukan waktu untuk melanjutkan penyelidikan, terlebih untuk menentukan siapa pelaku pembunuhan tersebut.

Dewan Adat Papua (DAP) Wilayah III Manokwari mendesak Kepolisian Daerah Papua Barat dan Polres Teluk Bintuni untuk segera mengungkap kasus pembantaian yang dialami tiga orang warga di Teluk Bintuni. Sekretaris DAP Wilayah III Manokwari, Zakarias Horota, mengatakan bahwa DAP mendesak Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas-HAM) serta Komnas Perlindungan Perempuan dan Anak dalam pengungkapan kasus ini. Zakarias menuturkan peristiwa pembunuhan tersebut bukan hanya bentuk kriminal biasa, diduga ada unsur pelanggaran HAM. Tindakan polisi dalam mengungkap kasus ini terkesan mengulur-ulur waktu, hal ini dapat mempengaruhi kepercayaan warga terhadap aparat dalam memberantas kasus kriminal di Teluk Bintuni.

Di sisi lain, Tokoh pemuda Papua, Jimmy Liunsanda mengatakan bahwa banyak kasus pembunuhan di tanah Papua yang mampu ditangani secara tuntas. Jimmy meminta polisi bekerja secara professional sehingga dapat menangkap pelaku guna menimbulkan efek jera. Jimmy juga meminta pemerintah baik Provinsi maupun Kabupaten Teluk Bintuni memberi perhatian dan mendukung pengungkapan kasus ini agar persoalan ini tidak dipolitisir yang akhirnya akan memperkeruh suasana. Masyarakat diharapkan memberikan waktu kepada aparat untuk melanjutkan penyelidikan kasus tersebut.

Melihat kondisi yang terjadi di Teluk Bintuni, Manokwari, Papua Barat, masyarakat tentunya akan marah ketika kasus pembunuhan tersebut tidak segera ditindaklanjuti oleh pihak berwenang, karena dianggap sebagai tindakan yang tidak mencerminkan perilaku baik bagi masyarakat dan tentunya melanggar aturan hukum yang berlaku. Namun perlu diingat bahwa kita sebagai masyarakat yang cerdas dan maju, sebaiknya tetap menjaga kekondusifan suasana, sesuai dengan pendapat Jimmy Liunsanda, ada kekhawatiran kasus ini akan dipolitisir dan dapat memperkeruh suasana, sehingga masyarakat perlu mengutamakan logika daripada hanya mengikuti luapan emosi sesaat. Di sisi lain, pihak berwenang pastinya akan tetap melanjutkan penanganan kasus pembunuhan tersebut sesuai dengan prosedur yang ada. Untuk itu diperlukan adanya kepercayaan dari masyarakat Teluk Bintuni kepada aparat berwenang agar dapat dengan cepat menyelesaikan kasus tersebut dengan tetap mengantisipasi adanya oknum yang ingin memanfaatkan kasus tersebut untuk kepentingan mereka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun