Mohon tunggu...
Irfandi
Irfandi Mohon Tunggu... Jurnalis - Mahasiswa

Walau miskin saya sibuk!!!!

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Sekeping Tanah Surga di Bumi Khatulistiwa

12 Agustus 2024   21:30 Diperbarui: 12 Agustus 2024   21:32 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Surga tersembunyi di tanah bumi panrita kitta"

Di antara lembah-lembah hijau yang membelah tanah Sulawesi Selatan, tersembunyi sebuah permata bernama Desa Batu Belerang. Terletak di Kecamatan Sinjai Borong, Kabupaten Sinjai, desa ini bagai lukisan alam yang memukau, dibalut kabut tipis yang menari-nari di pagi hari.

Batu Belerang, sebuah nama yang menyimpan misteri dan keunikan tersendiri. Layaknya batu permata yang tersembunyi di dalam tanah, desa ini menyimpan kekayaan alam dan budaya yang tak ternilai. Penduduknya, bagai penjaga setia warisan leluhur, mengolah tanah dengan penuh kearifan dan dedikasi.

Desa Batu Belerang adalah rumah bagi 2.145 jiwa yang hidup berdampingan dengan alam. Dari jumlah tersebut, 1.119 jiwa adalah laki-laki, penjaga dan pekerja keras yang mengolah tanah, sementara 1.026 jiwa perempuan menjadi pilar kehidupan yang menjaga harmoni keluarga dan tradisi. Keseimbangan ini mencerminkan falsafah hidup masyarakat setempat yang menjunjung tinggi kesetaraan dan gotong royong.
Empat dusun menjadi pembagi wilayah desa ini. Dusun Kalimbu, dusun Jeppara, dusun Mattiro Tasi, dan dusun Bontoe.

Pendidikan menjadi pondasi penting bagi kemajuan Desa Batu Belerang. Layaknya pohon pengetahuan yang tumbuh kokoh, desa ini memiliki satu Sekolah Menengah Atas (SMA), tempat di mana para remaja menimba ilmu dan mempersiapkan diri untuk masa depan yang gemilang. 

Dua Sekolah Dasar (SD) berdiri tegak, menjadi tempat anak-anak desa merajut mimpi dan mengejar cita-cita. Sementara itu, satu PAUD dan satu TK menjadi taman bermain sekaligus ruang belajar bagi buah hati desa, tempat di mana benih-benih masa depan mulai disemai dengan penuh kasih sayang.

Hamparan hijau perkebunan kopi menjadi pemandangan utama yang menyapa mata. Pohon-pohon kopi berjajar rapi, daunnya menari lembut dibelai angin pegunungan. Biji-biji kopi yang dihasilkan seolah menyimpan rahasia rasa dari tanah Sinjai yang subur. Para petani dengan telaten merawat dan memanen hasil bumi ini, menciptakan secangkir kehangatan bagi penikmatnya di seluruh penjuru negeri.

Tak jauh dari kebun kopi, aroma wangi cengkeh menguar, membelai penciuman siapa pun yang lewat. Pohon-pohon cengkeh menjulang angkuh, seakan-akan menjadi penjaga alam yang setia.. Setiap helai daunnya menyimpan cerita tentang kerja keras dan harapan para petani Batu Belerang.

Panorama Desa Batu Belerang tak lengkap tanpa kehadiran sawah yang membentang bagai permadani hijau. Padi-padi yang menari dibelai angin seolah menyanyikan lagu panen, mengingatkan akan berkah alam yang tak pernah habis. Di sela-sela hamparan sawah, tembakau tumbuh dengan anggun, daunnya yang lebar seakan berbisik tentang tradisi dan warisan leluhur yang masih terjaga hingga kini.

Daun-daun tembakau yang lebar dan kokoh tumbuh subur, memamerkan keanggunannya di bawah sinar mentari. Tembakau Batu Belerang telah melegenda, dikenal akan kualitasnya yang tiada tara. Setiap helainya seolah menyimpan rasa dan aroma tanah Sinjai yang khas, menjadikannya incaran para penikmat tembakau dari berbagai penjuru.
Keindahan Desa Batu Belerang tak hanya terbatas pada hasil buminya. Alam telah menganugerahkan empat surga tersembunyi yang menjadi magnet bagi para pecinta keindahan.

Pertama, "Negeri Berselimut Awan", sebuah dataran tinggi yang seolah-olah mengapung di atas lautan awan. Di sini, pengunjung bisa merasakan sensasi berjalan di atas awan, menyaksikan panorama matahari terbit yang memukau, sementara kabut pagi perlahan menghilang ditelan hangatnya mentari.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun