Diantara gugusan bintang-bintang itu ku pandangi ilusi wajahmu Muhammad...
Maha Manusia.. Manusia paripurna berselimutkan cinta kasih Tuhan...
Aku hanyalah penjelajah takdir yang Tuhan tuangkan dalam semesta...
Engkau Muhammad, kekasih pilihannya hadir sebagai uswatun hasanah ...
Banyak yang mengaku sebagai ummatmu..
Menjamur klaim sebagai yang pantas memperoleh syafaatmu..
Aku kebingungan ya Muhammad...
Diantara klaim kebenaran yang bergejolak di atas perselisihan...
Ku nanti kebijaksaan yang barangkali mereka contoh dari sifatmu...
Mereka berteriak menggemakan takbir untuk saling membunuh...
Yang mereka bunuh perdamaian ya Rasul ..
Mereka lupa kisahmu yang menyuapi pengemis tua buta yang setiap hari mencacimu..
Mereka lupa kerendah-hatianmu...
Mereka lupa kebijaksaanmu dalam menyelesaikan persoalan...
Bukankah puncak tertinggi keimanan adalah ketika kita mampu mengejawantahkannya dalam berkehidupan???
Jika mereka beriman terhadap Tuhan dan engkau bukankah seyogyanya melekat cinta kasih sebagai pemersatu atas perbedaan..
Adakah kau hadir dalam hati mereka ?
Adakah kau ikut berselisih bersama mereka???
Bengkulu, 27 November 2018
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H