Mohon tunggu...
Irfan Dani
Irfan Dani Mohon Tunggu... Pembelajar -

Cinta merupakan akar dari semua kehidupan.. Jadikan Cinta sebagai landasan bertumpu untuk "menuju" kesempurnaan...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sentimental Kesukuan

18 Juli 2018   16:35 Diperbarui: 23 Juli 2018   10:28 534
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilhamrikisaputra.blogspot.com

Sentimental Kesukuan..

Indonesia merupakan negara yang kaya akan budaya, adat, suku dan bahasa.. Karena pluralitas yang terbilang besar tersebut banyak terjadi kesalahpahaman bahkan intoleransi masih saja terjadi.. Sentimen antar suku masih  berlaku di Indonesia.. Suku A benci terhadap suku B, suku B benci terhadap suku C dan bahkan saling membenci.. biasanya sentimentil kesukuan ini sebagai warisan turun-temurun bagai mata rantai yang tiada putusnya...

Hal Ini merupakan salah satu "ekspresi mental primitif" bangsa kita.. Memandang seseorang dari mana ia berasal, dari suku apa ia di lahirkan.. Jika seseorang lahir dari suku tertentu yang di benci, maka orang tersebut tak kan lagi nampak sisi baiknya, yang ada hanya keburukannya saja, karena hati telah diselimuti kebencian..

Kemudian, salah satu "ekspresi mental primitif" bangsa ini adalah menganggap semua anggota suku tertentu adalah sama.. Si A dianggap sama dengan si B karena A dan B bersuku sama sehingga perlakuannya sama.. Padahal setiap manusia dilahirkan berbeda satu sama lain..

Juga primordialisme yang terkadang melebihi dosis.. Ketika tau seseorang adalah suku yang yang "dianggap" baik atau satu suku dengannya maka perlakuannya akan berbeda dengan orang yang lain..

Termasuk dalam menentukan jodoh untuk putra putrinya ... Terdapat daftar suku tertentu yang tidak boleh dinikahkan dengan anak-anak mereka karena "dianggap" suku tersebut tidak baik atas dasar "dogma sentimen kesukuan", hal ini tentu tergolong "kejahatan atas Cinta" .. 

Padahal meskipun seseorang berasal dari suku yang dianggap "tidak baik" belum tentu perangainya juga sama dengan orang yang tidak baik dari suku tersebut.. sebagai contoh di provinsi A terjadi pemerkosaan oleh pelaku yang berasal dari provinsi B maka bukankah tidak dapat diambil kesimpulan bahwa semua orang provinsi B adalah pemerkosa???

Karena masih banyak orang yang ''baik" yang berasal dari provinsi B tersebut.. Juga sebaliknya..

Untuk itu keluwesan dalam berpikir juga diperlukan dalam menjaga toleransi antar suku di Indonesia..

Jangan sampai, "Cinta tak Sampai" karena belenggu tameng sentimen suku... Semoga kita dapat bersatu meski tak sama suku..!!!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun