Mohon tunggu...
Mohamad Irfan
Mohamad Irfan Mohon Tunggu... -

Hidup dengan penuh kesederhanaan, kisah cinta yang melankolis dan abnormal tetapi indah penuh intuisi meskipun menyakitkan... dunia terlalu singkat untuk tidak dinikmati

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Jingga

28 Juli 2011   08:10 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:18 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Aku bermandi cahaya dikala mentari bersinar

Aku berpeluh air mata ketika purnama merona

Malam, mendewasakan

Dan Siang banyak mengajarkan

Fajar, aku berlari

Dan senja aku menyendiri

Senyumku tiada henti menatap nanar wajahmu yang semakin memudar

Keringatku mengalir kutumpahkan hanya untuk semangatmu

Lekuk wajah,

Sorot mata,

Harum tubuh,

Gerlak tawa,

Kini tiada bisa aku sentuh

Aku bermandi cahaya dikala mentari bersinar

Aku berpeluh air mata ketika purnama merona

Aku jingga, saat mentari meninggalkanmu, meninggalkanku, meninggalkan kita, menutup cerita, mengakhiri hitungan dalam jatuhnya detik dalam jam pasir…

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun