Pada dasarnya saya kurang pintar dalam mendramitisir sebuah tulisan, sehingga anda bosan bahkan membuat nafsu membacanya menurun. Saya sebenarnya merasa berdosa yang tidak bisa membuat anda tertarik bahkan menambah sedikitpun minat membacanya.
Saya juga akui bahwa saya bukan Yusran Darmawan, saya bukan Andi Rahmat Munawar, saya bukan Muh. Chaerum, saya bukan serpian malaka, saya juga bukan haeruddin syam masaganae yang pandai dalam merangkai kata sehingga tulisannya membuat anda tertarik. Beberapa hari yang lalu saya sempat mengunjungi blog Yusran Darmawan dengan tulisan-tulisan yang sangat menarik, saya jamin mata anda akan termanjakan dan lupa waktu.
Setiap saya membaca tulisan dari lima tokoh di atas yang konon lahir dari rahim HmI Makassar Timur saya selalu terdiam dan merenung, Apakah mereka memang dilahirkan sebagai orang cerdas atau memang mereka diberi potensi yang luar biasa dalam menulis ataukah mereka memang diberi keajaiban oleh Tuhan yang lama tersimpan cukup mereka menunggu keajaiban itu.? Aku mulai bertanya-tanya???
Belakangan Aku membuka lembaran sejarah orang-orang besar, mereka lahir bukan karena keajaiban menjadi orang besar, hanya menunggu kapan keajaiban itu datang. Mereka juga lahir sebagai orang besar bukan karena sebuah takdir yang kaku, tapi mereka lahir karena ada mimpi yang mereka pegang dengan erat, ada prinsip yang mereka jaga, dan ada proses yang mereka lewati. yaa benar, ada proses yang mereka lewati.
Aku mulai bertanya-tanya, proses itu seperti apa? Ada apa dengan proses? proses apa yang mereka lewati?
Pertanyaan demi pertanyaan menghujani pikiranku, hingga akhirnya aku menemukan jawabannya. salah satu jawaban itu adalah konsistensi. yaa benar proses itu adalah konsistensi. mereka bisa besar karena mereka mampu bertahan di atas pijakan lurus yang setiap saat di terjang badai. Mereka ikhlas dan selau belajar dan bergerak menyempurnakan dirinya sehingga mereka akan terbiasa dan matang. inilah yang disebut KONSISTENSI.
Mereka tidak akan sampai pada tujuan ketika ada proses yang mereka tinggalkan. mereka yang berhasil menulis karena mereka konsisten akan setia dengan penanya. mereka bisa berhasil menulis karena mereka konsisten membaca sebuah tulisan. Dan anda bisa menulis karena anda konsisten mengisi tinta pena yang kehabisan.
Sekali lagi aku ragu dengan sebuah keajaiban yang cukup ditunggu. Keajaiban tak perlu ditunggu namun harus dikejar dan dijemput. Diberbagai teori motivasi diajarkan bahwa sebuah mimpi harus dikejar dengan proses. Mimpi tidak harus menjemput anda tapi anda yang harus menjemputnya. sekali lagi anda yang harus menjemputnya.
Makassar, 14 jan 2014
Irfan
Baca juga: