Mohon tunggu...
Irfan Amir
Irfan Amir Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Penggiat Rumah Pemuda Bangsa (RPB) Watampone\r\n\r\nBlog pribadiQ:\r\nhttp://wijatobone.wordpress.com/\r\nPin : 25d0a535

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Gerakan Peduli Tatte, Peduli sesama dari Kampung Wapres

20 Agustus 2015   18:54 Diperbarui: 20 Agustus 2015   18:54 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tatte, rasanya nama ini sudah tidak asing lagi ditelinga masyarakat bone. Tatte, Sosok wanita paru baya dengan kondisi keterbelakangan mental, kulit hitam dan luka ditangan kirinya ini sering kita jumpai diperempatan lampu merah jalan mesjid kota Watampone. Kehadiran Tatte diperempatan lampu merah ini, tak lain mencoba menggugah rasa kemanusiaan warga yang melewati jalan ini. Hampir disetiap lampu merah yang menyalah dan pengendara kendaraan bermotor berhenti, sesekali Tatte mengulurkan tangannya sebagai isyarat memohon belas kasih dari pengguna jalan untuk mensedekahkan sebagian rezekinya untuk Tatte.

 

Memohon belas kasi dari pengguna jalan hampir setiap hari Tatte lakukan dijalan ini. Namun miris, pihak keluarga tidak sanggup untuk merawatnya. Tatte seakan hanya menjadi objek untuk mencari rupiah diperempatan jalan ini. Hasil dari memohon belas kasih ini, Tatte hanya dibelikan nasi bungkus untuk makan dan sisanya diambil oleh sang ayah. Tak hanya itu, Tatte yang menderita penyakit diabetes melitus dan luka di tangan kirinya tak mendapatkan perhatian khusus dari keluarganya. Bahkan Pemerintah Daerah pun seakan menutup mata melihat kondisi ini. Pemda seakan menginkari amanat UUD NKRI Tahun 1945,yang secara tegas diatur bahwa fakir miskin dan anak terlantar dipelihara oleh negara.

 

Mendengar kabar ini, tiga sosok wanita inspirasi dan memiliki kepedulian sosial yang tinggi melakukan karangtina terhadap Tatte. Ketiga sosok wanita ini adalah bunda Masriaty(Ketua Lsm Pemerhati anak/FP2AI),Ibu Ati (Polwan di Polres Bone, dan Feby(Penggiat Komunitas Rumah Baca Bukuta Philosophia). Ketiga wanita ini melakukan karangtina terhadap Tatte sejak sabtu lalu(14-08-15) di sekretariat FP2AI  di jalan mesjid Watampone. Selama karangtina, Tatte mendapatkan perawatan intensif dari mereka, luka ditangan kiri Tatte pun sedikit demi sedikit mulai mengering.

 

Selama masa karangtina ini, ketiga wanita inspirasi ini intens melakukan komunikasi dengan pihak keluarga Tatte agar bersedia merawatnya pasca di karangtina. Namun niat baik tak selamanya mendapat apresiasi, niat baik para relawan untuk menyewakan rumah kost tak mendapat respon baik dari pemilik kost tempat saudaranya tinggal. Pemilik rumah kost dengan alasan kenyamanan penghuni lain, tidak bisa memfasilitasi.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun