Tema Kenduri cinta Bulan ini, Februari 2014, Postimis. Postimis Belum pernah ada maupun dipakai untuk menamai suatu perilaku masyarakat, elit negara maupun produk khas budaya. Jadi anda bisa melakukan analisa, definisi maupun pendekatan history dari istilah ini.Saya secara pribadi akan melakukan pendekatan bebas, ilmiah maupun non ilmiah dari beberapa perspektif. Perspektif yang akan saya gunakan kira-kira dari 3 bidang, mitologi, dan rejeki, namun bisa benar juga bisa salah.Kawan-kawan semua bisa membuat definisi sendiri, bisa juga membuat antisesis dari tema yang cukup membuat kita risau, apa sebenarnya Postimis itu.
Pertama yang harus kita sepahami adalah tidak ada sarjana, doktor maupun profesor disini. Kita kembali pada jaman yunani abad 4-3 SM, atau jaman Nabi Sulaimana AS sebagai Hakim, sebagai guru dari maha guru Intelijen dengan burung Hud-hud yang menjalankan teknologi informasinya. Atau kemudian kembali pada mitologi pewayangan yang memiliki cara-cara menjijikkan dalam melakukan adegan saat lahir, awal muasal terjadinya konflik bahkan nilai-nilai ketulusan yang berakhir Postimis.
Mitologi
Saya mencoba mengikuti saran tim dapur Kenduri cinta untuk ikut memberi warna lain dari tema Postimis. Kita tentunya akrab dengan yang namanya Pendeta Durna, lakon dalam pewayangan yang sebenarnya dalam hal kehidupan politik harus diwaspadai, dimana lakon ini lebih berbahaya daripada lakon Patih Sengkuni. Wajar jika lakon ini memiliki tabiat berbahaya, dimana beberapa adegannya yang dimainkan adalah membuat pesimis 2 tokoh watak kuat yaitu Karna dan Bambang Ekalawya. Dimana letak berbahaya dan adegan terkejamnya, pertama dengan memerintahkan Bambang ekalawya memotong jarinya sehingga pupus harapannya untuk menjadi pemanah yang ulung dan menjadi ksatria yang gagah berani dari kaum pemanah nisada di kerajaannya, paranggelung.Kedua dengan menolak Karna (basusena/ basukarna) sebagai muridnya, karena bukan dari keluarga bangsawan. Seperti yang lazim kita mendengar cerita Nabi Isa AS, maka Karna juga, kira-kira terlahir demikian. Terlahir tanpa proses persetubuhan, Kunti melahirkan Pangeran Karna tanpa Ayah, dalam perspektif mitologi pewayangan. Dalam dal kekejaman, ternyata bukan hanya fitnah yang lebih kejam dari pembunuhan, membunuh harapan, membunuh impian, membunuh semangat adalah hal lebih kejam daripada fitnah. Berbeda dengan kasih yang diberikan Durna kepada Arjuna, kasih dan perhatian kepada Kurawa dan Pandawa. Arjuna selalu diberikan dukungan, harapan dan janji-janji manis untuk esok hari akan jadi pemanah terbaik se-jagad raya. Mari kita lanjut metode apa yang dilakukan oleh Bambang Ekalawya dan Karna yang pesimis dalam menghadapi tabiat pilih kasih ini. Bambang ekalawya tetap melanjutkan hidupnya terbukti menjadi pemanah terbaik, menjadi ksatria yang sportif. Lalu Karna berkembang menjadi pemanah terbaik karena menemukan guru terbaikparasurama.
Saya tidak mencoba menerangkan sejarah yang bisa anda baca sendiri melalui googling di wikipedia. Mari kita membingungkan diri tentang kebanaran dan hal paling penting yang dilakukan Karna yang memiliki metode tersendiri dalam menyelesaikan persoalan pelik keluarga besar kakak-adik, Pandu-destarata. Metode untuk Perhitungan “Was-was, lalu ubet, tawakkal” yang kemudian ada yang hakiki yaitu ridho Alloh. Dimana ada harapan Syurga dan Neraka di akhir cerita dimana tadinya lawan atau musuh, di neraka ternyata satu kavling.
Rejeki
Akhir Januari hingga awal februari yang lalu terjadi hujan lebat hampir di seluruh Pantura yang berujung banjir menggenangi jalur jalan raya.Banyak pengiriman sembako ke jakarta dari jawa tengah dan jawa timur ke jakarta tersendat dan mungkin membusuk di jalan. Pedagang ini melakukan kalkulasi secara matang, terdiri dari berapa jam, berapa harga jual di jakarta seperti biasanya dan rutinitasnya. Kira-kira ada untung sekian ratus rupiah bahkan sekian ribu per kilogram. Ternyata sembako harus berhenti sementara di daerah semarang hingga indramayu karena jalan terendam banjir. Optimis datangnya keuntungan menjadi optimis datangnya kerugian. Kemudian rasa optimis akan kerugian ini karena dipandang berada pada sikap negatif maka tidak pantas disebut optimis, maka nama yang pantas adalah rasa pesimis.
Rejeki tidak hanya boleh dikandangkan dalam urusan materi rugi, rejeki adalah sisi dimana metode apa yang kita gunakan untuk menciptakan rasa optimis atau pesimis. Dimana keterlibatan Tuhan ada di dalamnya. Rejeki itu bagaimana membuat kerugian itu terasa manis dengan keberadaan tuhan, dimana bagi para agen sembako di jakarta mendapat keuntungan cukup besar dengan naiknya harga, dikemudian hari di tingkat petani, peternak juga mengalami kenaikan harga. Postimis itu bagaimana anda mendapati metode dalam menyikapi hidup yang penuh persoalan, apakah anda was-was, ubed, lalu tawwakal. Mungkin.
http://id.wikipedia.org/wiki/Ekalawya
Cak Nun
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H