Mohon tunggu...
Irfan AditiyaNugraha
Irfan AditiyaNugraha Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Airlangga

Merupakan mahasiswa fakultas Ilmu Budaya Universitas Airlangga Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Banjir adalah Budaya yang Dilestarikan

30 Mei 2023   11:36 Diperbarui: 30 Mei 2023   11:40 223
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Apakah anda tahu berapa kali media publik menyoroti permasalahan banjir? Setiap musim penghujan datang berita yang disoroti sama saja, yaitu banjir. Banjir ini sudah menjadi masalah umum yang selalu dialami setiap tahunnya. Oleh karena itu, saya menyebutnya sebagai sebuah budaya yang sudah sangat melekat di Indonesia, seakan banjir tidak memiliki solusi untuk diatasi dan malah menjadi problem dari generasi ke generasi.

Harapan masyarakat sudah diletakkan kepada pemerintah untuk mengatasi problem yang terjadi, tetapi pemerintah justru membutakan mata seakan menganggapnya tidak penting dan hanya masalah yang akan berlalu dengan sendirinya. Padahal, kerugian yang dialami masyarakat sangat besar dan banyak dari mereka yang kehilangan barang, rumah, bahkan pekerjaannya. Banyak orang menganggap bahwa pemerintah kurang optimal dalam bertindak dan terkadang hanya memikirkan mengenai pembangunan dan teknis dari sungainya saja dan seakan tidak memikirkan sampah harus dibuang di mana? Sampah yang menumpuk harus diapakan? Masyarakat harus melakukan apa? Mereka hanya berfikir bahwa permasalahan dan protes masyarakat berakhir. Hal-hal yang dilakukan dengan kurang optimal ini menyebabkan masalah yang sama datang lagi di kemudian hari.

Saya tidak sepenuhya menyalahkan pemerintah karena saya juga menganggap masyarakat juga tetap salah. Masyarakat masih kurang peduli dengan hal-hal kecil yang seharusnya bisa dengan mudah untuk dilakukan, seperti membuang sampah ditempatnya, tidak melakukan pendangkalan sungai dan rutin bergotong royong membersihkan sungai. Setiap tahunnya masyarakat menyerukan hal yang bermacam-macam "Pemerintah tidak kerja karena di tempat kami masih banjir" "Pemerintah kerjanya tidur doang!" "Pemerintah makan duit rakyat!". Padahal, banjir disebabkan oleh tumpukan sampah yang mereka buang di sungai dan setiap hujan datang sampah-sampah itulah yang menyumbat aliran sungai sehingga sungai menjadi mampet dan tidak bisa mengalir dengan lancar. Sampah-sampah yang tidak segera dibersihkan itu juga membuat masalah ini menjadi berkelanjutan dan tidak ada ujungnya.

Akan tetapi, sekarang bukan tentang menyalahkan siapa yang salah. Kita yang menginginkan kenyamanan, maka kita juga yang harus membangunnya. Tidak perlu untuk saling menunggu satu orang dengan orang yang lain. Tidak perlu menunggu pemerintah yang bertindak karena hal yang besar dimulai dari hal kecil. Mulailah dari diri sendiri untuk tidak membuang sampah sembarangan, setidaknya itu sudah membantu untuk mengurangi kuantitas sampah yang ada. Bayangkan jika sepuluh orang, seratus orang atau bahkan lebih sudah melakukan hal yang sama, maka sudah sangat berkurang kuantitas sampah yang ada di sungai. Akan lebih baik lagi jika masyarakat yang ada di sekitar mau untuk melakukan kerja bakti rutin untuk membersihkan aliran sungai. Hal-hal tersebut sangat membantu untuk mencegah terjadinya penumpukan sampah yang berlebih sehingga nantinya sungai menjadi lebih mudah untuk dibersihkan dan resiko terjadi banjir lebih sedikit.

Apabila setelah sungai bersih masih terjadi banjir, maka sebaiknya kita mengajak pemerintah untuk membantu dan mencari solusi bersama untuk mengatasi banjir yang terjadi. Misalnya, dengan cara pengerukan sungai atau dengan perluasan sungai agar kapasitas air yang ditampung bisa lebih banyak atau mungkin pemerintah memiliki rancangan yang jauh lebih baik untuk menanggulangi masalah banjir. Pemerintah juga berperan untuk menyediakan tempat sampah yang cukup untuk menjadi tempat berakhirnya sampah-sampah yang ada. Hal-hal tersebut harus disosialisasikan langsung kepada masyarakat, itulah pentingnya sosialisasi agar tidak terjadi kesalahpahaman antara pemerintah dengan masyarakat.

Beberapa hal tersebutlah yang sebaiknya kita lakukan guna mencegah banjir agar tidak terlalu sering terjadi dan akhirnya menjadi permasalahan rutin setiap tahunnya. Seakan kita membiarkan banjir menjadi budaya yang memang sengaja untuk dilestarikan dan tidak memiliki solusi untuk diselesaikan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun