Bulan suci Ramadhan tahun ini berbeda dari tahun-tahun sebelumnya , meskipun kurang lebih hingga hari ini Selasa 20 April 2021 kita sudah memasuki hari puasa Ramadhan yang ke-7 . Tetap semangat teman teman , meskipun terkadang rindu kangen dengan keluarga tercinta di kampung halaman .
Tema Kompasiana yang mengangkat tentang " Nostalgia Ramadhan Semasa Kecil Dulu " membuat saya kembali teringat ketika masa-masa indah ngabuburit bersama ibu tercinta . Meskipun berbeda dengan teman-teman yang lain saat itu , buat saya pergi kemana saja bersama ibu akan selalu menyenangkan .
Dimulai dari beli takjil di sekitar area pasar untuk buka puasa , hingga menikmati suasana seperti di taman yang penuh dengan asrinya hijau daun maupun pemandangan alam yang masih indah , sehingga tidak sadar dan tahu-tahu sudah mau waktu berbuka puasa saja .
Yang paling saya ingat saat masih duduk di bangku Sekolah Dasar kelas 1 SD , dimana saya dibonceng sepeda oleh ibu untuk belanja sekaligus membeli takjil untuk berbuka puasa . Ibu saya yang sabar dan pengertian mengabulkan permintaan saya , dimulai dari kue Lekker yang saat itu harganya masih 500 rupiah hingga es campur semuanya dibeli oleh ibu dan rasanya senang sekali .
Kemudian momen yang saya tidak bisa lupakan saat ngabuburit bersama ibu berikutnya adalah ketika kita sedang jalan-jalan berdua di taman (asyik juga seperti orang pacaran saja) , mungkin buat sebagian orang , jalan atau ngabuburit dengan pacar maupun teman lebih asik , tapi buat saya ngabuburit bersama ibu kemanapun perginya akan selalu menjadi kenangan manis yang sulit dilupakan .
Meskipun untuk saat ini , kisah itu sudah mulai terlupakan dan inilah yang membuat saya semakin sedih , ditambah dengan rasa kangen maupun rindu hingga tidak sadar air mata pun keluar dengan sendirinya .Â
Beberapa hari yang lalu , ibu saya bersama keluarga di kampung halaman di Ambarawa Semarang Jawa Tengah menelpon saya melalui video call WhatsApp , yang saat itu beliau sedang ibaratnya siaran langsung dengan saya yang hanya sendirian di kos-kosan mulai dari masak untuk berbuka puasa , hingga menyiapkan menu berbuka puasa tentu saja ini yang membuat saya merasa lebih dekat dengan mereka meskipun nyatanya masih berpisah dan belum bisa pulang ke kampung halaman .
Yang ketiga , ketika momen ngabuburit bersama ibu lainnya yang tidak bisa di lupakan oleh saya adalah ketika saya dibelikan sarung sebagai hadiah puasa Ramadhan untuk saya jika berhasil dan tidak batal puasa selama satu bulan dan itu berhasil . Saat itu adalah perasaan yang membuat saya tidak menyangka dan kebetulan sarungnya ada di kos-kosan saya , meskipun jarang dipakai karena sudah tidak muat , setidaknya akan selalu disimpan sebagai kenangan .
Jujur saja , saya pertama kali belajar puasa Ramadhan itu saat masih TK atau Taman Kanak-kanak di umur 5 tahun , yang penting kata ibu semuanya itu berawal dari niat dan Insya Allah kamu kuat nak , begitulah kira-kira jika saya teringat kata-kata ibu yang selalu terngiang di telinga ini dan itulah yang membuat saya semakin rindu ingin pulang kampung dan bertemu dengan ibu tercinta juga keluarga seperti ayah dan adik-adik .
Demikian cerita singkat saya tentang nostalgia Ramadhan di waktu kecil dulu , selamat menjalankan ibadah puasa Ramadhan teman teman semua . Saya Irfan Maulana mengucapkan terima kasih dan salam hangat selalu , salam sehat selalu untuk kita semua dan selamat berpuasa bagi teman teman yang menjalankan .
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H