Ternyata masih banyak yang belum tahu kalau setiap tanggal 23 Januari yang jatuh pada hari Sabtu kemarin diperingati sebagai Hari Tulisan Tangan Internasional. Dikutip dari Kompas.com, peringatan ini sudah berlangsung sejak tahun 1977 yang diinisiasi oleh Asosiasi Produsen Alat Tulis atau Writing Instrument Manufacturers Association (WIMA).
Dan saya juga punya beberapa kenangan tersendiri ketika saya menulis dengan tulisan tangan, meskipun saat ini kita sudah jarang menulis dengan tulisan tangan karena kebanyakan era sekarang sudah menggunakan tulisan seperti di komputer gadget tablet maupun laptop yang dinilai lebih cepat dan efisien, dibandingkan dengan tulisan tangan yang dinilai lama dan tidak bisa selesai dalam waktu singkat .
Yang pertama kali adalah dilakukan sewaktu masih duduk di bangku sekolah, pastinya sebelum kita masuk sekolah kita sudah diajarkan oleh orang tua kita terutama ibu kita untuk membaca dan menulis yang salah satunya dengan menggunakan tulisan tangan. Dengan alat bantu atau alat tulis yaitu buku atau kertas, pensil dan penghapus sebagai pelengkap. Kemudian barulah ibu kita mengajarkan cara membaca dan menulis dengan tulisan tangan, dan itu dimulai dari menulis huruf abjad ABC hingga angka 123.
Selain itu, berlanjut pada saat kita masuk sekolah tapi masih TK atau Taman Kanak-kanak hingga SD (Sekolah Dasar) Kelas 1. Tulisan tangan ini masih digunakan, untuk kita dimulai dari menulis nama kita, dan masa pengenalan masuk sekolah. Pada saat itu juga, para guru kita mengabsen siswa juga dengan menggunakan tulisan tangan yaitu dengan menggunakan pulpen sebagai alat tulis dan itu masih dilakukan hingga sekarang ini.
Kemudian sedikit cerita, tulisan tangan juga pernah dilakukan oleh saya ketika saya sedang mengajar anak-anak les privat. Terlebih lagi dilakukan dimasa pandemi Covid-19, saya untuk menilai hasil tugas para murid les yang terdiri dari murid SD kelas 1 hingga kelas 6 SD dengan kurang lebih adalah sebanyak 20 murid atau siswa. Dan itu saya menggunakan tulisan tangan dengan alat tulis seperti buku catatan siswa les dan pulpen.
Kemudian sesekali saya juga menerangkan dan menulis di papan tulis dengan tulisan tangan yang meskipun pada awalnya saya merasa minder karena tulisan tangan saya, tapi saya tetap yakin dan percaya diri. Karena tujuan saya adalah untuk memberikan ilmu yang bermanfaat untuk anak-anak yang menuntut ilmu, terlebih lagi dilakukan dimasa pandemi Covid-19 seperti sekarang ini yang mengharuskan mereka juga belajar dari rumah .
Banyak cerita murid-murid yang mengatakan rasa bosan dan ingin kembali ke sekolah. Saya pun mengerti bagaimana persiapan murid-murid dan tentunya para orang tua yang sesekali juga curhat kepada saya mengenai peran mereka yang semakin pusing dengan kerjaan dan masih harus memantau perkembangan anak-anaknya belajar dari rumah.
Ya, kita kembali lagi pada tema tulisan tangan ini. Meskipun tulisan tangan ini sudah jarang ditemukan dan kalah dengan tulisan di komputer atau laptop. Tulisan tangan tetap diyakini sebagai mahakarya yang sempurna dan mengajarkan terutama kepada saya dan teman-teman semua, yaitu konsistensi, keuletan, dan kesabaran.
Konsistensi yang dimaksud adalah, meskipun saat ini sudah banyak tulisan di komputer atau laptop seperti para pekerja kantoran, kita tetap diharapkan konsistensinya yang pastinya tetap menarik dan memiliki semangat yang tinggi untuk terus menulis dengan tulisan tangan.