Pada setiap tanggal 19 November diperingati sebagai Hari Toilet Sedunia , dikutip dari Wikipedia yang merupakan sebuah kampanye untuk memberikan motivasi dan menggerakkan penduduk dunia mengenai pentingnya sanitasi .Â
Program yang pertama kali dibentuk oleh World Toilet Organization pada tahun 2001 ini ditujukan untuk membangkitkan kesadaran penduduk global mengenai isu sanitasi yang diadakan pada setiap tanggal 19 November . Dan sejak 2001 , Hari Toilet Sedunia telah tumbuh dan diakui oleh partner dunia .
Dan , saat ini baik Indonesia maupun dunia sedang mengalami dampak krisis akibat pandemi Covid-19 atau kasus Virus Corona yang hingga saat ini kasusnya masih belum menunjukkan penurunan yang signifikan . Meskipun dibeberapa negara telah menerapkan sistem lockdown . Mulai dari ekonomi hingga masalah sanitasi menjadi sorotan .Â
Terutama dari masalah sanitasi , masih banyaknya fasilitas umum seperti sanitasi yang belum memadai dan tidak layak untuk digunakan sehingga kebanyakan masyarakat yang akhirnya harus mau tidak mau melakukan aktivitas seperti mandi atau buang air seperti di kali sungai dan sebagainya .
Data global menunjukkan yang dikutip dari Daily Mail pada tahun 2010 mengungkapkan bahwa 63 juta penduduk Indonesia tidak memiliki toilet dan masih Buang Air Besar Sembarangan (BABS) di sungai , kali , danau , laut atau di daratan .Â
Terlebih lagi dimasa pandemi Covid-19 seperti sekarang ini , aktivitas seperti mandi , cuci tangan dengan sabun , hingga buang air harus menjadi prioritas utama dan perhatian bersama , baik pemerintah pusat maupun daerah yang dibantu dengan masyarakat sekitar harus saling bersinergi dalam pembangunan sanitasi yang baik , baik digunakan dan disertai manfaat agar kita menjadi lebih sehat .
Didaerah Jabodetabek dan sekitarnya juga masih ditemukan beberapa sanitasi yang tidak layak digunakan , selain itu masih banyaknya tempat kakus atau toilet apung yang masyarakat menyebutnya adalah jamban helikopter yang biasanya terpajang di pinggiran sungai maupun pinggiran kali .Â
Ini masyarakat lakukan karena mereka memang tidak ada akses untuk membuang hajat atau buang air terutama buang air besar , dan seringkali ini yang menimbulkan dampak negatif terutama bagi masyarakat yang tinggal di daerah tersebut .Â
Belum lagi , bagi masyarakat yang memang terpaksa mencuci hingga memasak dengan menggunakan air yang ada di aliran sungai ataupun kali dan inilah yang membuat kita menjadi tidak sehat .
Kemudian munculah berbagai penyakit baik pencernaan maupun seperti diare , dan jika ini terus menerus terjadi dampaknya pun akan berakibat lingkungan menjadi tidak sehat dan selain itu bagi masyarakat sendiri juga akan semakin dirugikan .
Mengingat saat ini masih dalam masa pandemi Covid-19 atau kasus Virus Corona , sebaiknya masyarakat dianjurkan untuk tetap melakukan gaya hidup sehat dengan tentunya diimbangi oleh fasilitas sanitasi yang baik dan layak untuk digunakan sehari-hari .Â