Mohon tunggu...
Irra Fachriyanthi
Irra Fachriyanthi Mohon Tunggu... ibu rumah tangga -

Ibu 2 putra dan 1 putri yang tinggal di Doha Qatar bersama suami tercinta. Mantan jurnalis majalah remaja yang masih ingin terus menulis!

Selanjutnya

Tutup

Foodie Artikel Utama

Mandi ala Arab, Dibakar dan Dikubur di dalam Tanah

4 Januari 2014   14:24 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:10 1407
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_303799" align="aligncenter" width="576" caption="Afgan Brothers Resto yang ada di daerah Ar-Rayyan"][/caption]

Wow... ini bukan mandi sembarang mandi. Pastinya bukan mandi berupa aktivitas membersihkan badan yang kita lakukan setiap pagi dan sore:) Mandi yang akan saya ulas ini adalah makanan atau nasi khas Arab, makanya orang lebih sering menyebutnya dengan Nasi Mandi. Makanan tradisional Arab ini terbuat dari basmati (beras khas India) dan daging - bisa berupa kambing atau ayam - yang diolah dengan menggunakan aneka rempah-rempah. Kambing yang digunakan biasanya kambing muda ukuran kecil, sehingga rasanya maknyus kalau kata pak Bondan. Makanan yang sangat populer di semenanjung Arab ini berasal dari negara Yaman, tepatnya dari daerah Hadramaut, daerah lembah hijau di Yaman yang sebagian besar wilayahnya berupa padang pasir. Yaman ini satu-satunya negara di jazirah Arab yang berbentuk Republik. Sebagian besar warga keturunan Arab di Indonesia berasal dari Yaman. Itu sebabnya di Indonesia ada nasi kebuli yang mirip dengan nasi mandi ini. Mandi ini sering juga disangka nasi briyani. Padahal ketiganya berbeda. Perbedaan utama terletak pada cara memasaknya. Nasi mandi atau disebut juga Haneeth dimasak pada sebuah tandoor, yaitu oven khusus yang dibuat di dalam tanah. Jadi dibuat lubang di dalam tanah semacam sumur yang dalamnya dilapisi dengan tanah liat. Kemudian ditaruh kayu bakar yang dibakar sampai menjadi arang. Di atas arang tersebut diletakkan panci berisi nasi . Baru daging dimasukkan, bisa digantung atau diletakkan di rak. Selanjutnya tandoori ditutup rapat-rapat sehingga asap akan terperangkap di dalamnya, yang menjadikan makanan beraroma dan bercita rasa khas. Dua Video berikut ini (courtesy by Raed Nassar dan Joel Bautista) bisa memberikan gambaran bagaimana cara membuat nasi mandi dengan menggunakan tandoor.

Bagi yang  tidak memiliki tandoor tapi ingin membuat nasi mandi yang aroma dan rasanya sama dengan yang dimasak di tandoor, bisa menggunakan arang yang telah dibakar dan dimasukkan ke dalam mangkuk kecil berisi minyak panas. Mangkuk kecil ini diletakkan di atas nasi mandi yang sedang dimasak. Kemudian tutup rapat-rapat panci sehingga tak ada asap yang keluar dari dalam panci. Lebih jelasnya bisa melihat video tutorial memasak nasi mandi di rumah by mrodiyansyah: Antri Mandi di Afghan Brothers Weleh apa pula ini? Siapakah Afghan Brothers? Yang pasti bukan Afgan, penyanyi Indonesia yang lagi digandrungi para abg cewek itu ya. Afghan Brother ini nama restoran di Doha Qatar yang menu utamanya nasi mandi. Jadi ceritanya jumat kemarin selepas shalat jumat di masjid Aspire, kami berburu nasi mandi, yang merupakan makanan favorit suami saya. Kalau di Qatar dan negara-negara Arab lainnya, weekend itu tiap Jumat dan Sabtu, kecuali Saudi yang Kamis-Jumat. Suami saya memang sangat menggemari nasi mandi, waktu tinggal di Kuwait, doi dan teman-temannya punya restoran mandi favorit yang cukup sering dikunjungi. Restonya kecil dan sederhana, kalau menurut saya sih tidak terlalu nyaman dan bersih, tapi nasi mandinya top. Itu pula yang ada di bayangan saya ketika kemarin mencari Afghan Brothers ini. Dan kenyataannya jauh dari sangkaan saya. Restorannya besar berlantai dua. Dari depan tampak megah berdinding bata merah. Gayanya klasik. Agak ketar ketir tidak kebagian tempat karena di depan restoran sudah berjejer mobil hingga kami harus parkir agak jauh dari resto karena parkirannya penuh. Begitu masuk kami langsung diarahkan ke lantai dua. Sepertinya lantai dua khusus family. Dan saya makin terkagum-kagum dengan interiornya. Sekilas mengingatkan saya pada restoran yang pernah kami kunjungi di Jordan. Ciri khas Arab-nya kental sekali. [caption id="attachment_303800" align="aligncenter" width="576" caption="interior Afghan Brothers "]

13888168341698240692
13888168341698240692
[/caption] Begitu sampai ke lantai dua, suasana tampak riuh. Rupanya ada rombongan besar orang India yang sedang lunch di sana. Para pegawai resto tampak sibuk lalu lalang. Salah satu pegawai yang mungkin manajernya malah seolah-olah menolak kehadiran kami. Menggeleng-gelengkan kepalanya ketika melihat kami, maksudnya mungkin sudah tak ada tempat lagi. Beruntung kami menemukan satu kamar yang kosong walau masih berantakan dan harus menunggu lama untuk dibersihkan. Ketika pesan makanan, si manajer ini pun mewanti-wanti, lama loh..lama loh? So what gitu loh, udah kadung sampai sini, dumel saya dalam hati. Gerutuan orang kelaparan:)) “Sabar ya, review di internet katanya weekend emang penuh banget, lama dapat makanannya,” kata suami saya menenangkan istri dan anak-anaknya yang sudah tampak kelaparan. Cukup lama kami menanti pesanan tiba. Dari balik jeruji jendela saya melihat banyak laki-laki Arab ber-dishdasha (pakaian khas laki-laki Arab) dan wanita-wanita berabaya hitam, beberapa bercadar, yang lalu lalang masuk ke berbagai kamar di lantai dua Afghan Brothers itu. Yup, salah satu ciri khas restoran Arab adalah adanya ruang-ruang makan terpisah. Sebagian besar berbentuk lesehan memakai diwaniya (tempat duduk khas Arab). Ada juga yang memakai meja kursi, seperti ruangan yang kami pakai. Dan ya, ruangan-ruangan makannya berjendela dan berpintu jeruji sehingga kami masih bisa mengintip ke luar. Kata Fadhi, “Aku kayak di jail ya bunda.” [caption id="attachment_303801" align="aligncenter" width="576" caption="fadhil di dalam jail"]
1388816961763363463
1388816961763363463
[/caption] Dan betapa kagetnya kami ketika nasi mandi tiba. Satu nampan besar dengan kambing dan satu ayam yang dibelah dua! Aiih..suami tercinta ini memang tak bisa dibilangin, padahal sudah order berkali-kali nasi mandi, kalau porsi satu orang Arab itu bisa buat kami sekeluarga:) Jadi nasi mandi ini disajikan di piring besar, lauknya bisa kambing atau ayam sesuai dengan orderan kita. Kata manajernya satu porsi piring besar itu buat satu orang:)) Selain nasi mandi, kami juga pesan sish tawook, semacam sate Arab, yang langsung diserbu anak-anak karena mereka sudah kelaparan, jadinya tak sempat di foto, hehehe… [caption id="attachment_303802" align="aligncenter" width="576" caption="nasi mandi, roti khubz, hummus, salad sayur"]
1388817038739465303
1388817038739465303
[/caption] Nasi mandi ini dilengkapi dengan saus tomat dan salad sayur mentah. Lalapan mungkin kalau di Sunda. Juga khubz, roti Arab berbentuk lingkaran tipis, biasanya ukurannya besar. Roti ini sangat enak disantap saat panas. Dimakan bareng dengan sish tawook yang diolesin hummus, emmmhh yummmy! Hummus ini seperti selai berbahan dasar kacang kedelai yang dihaluskan, lentini, tahini, juga minyak olive, air lemon, garam dan juga bawang putih. Tak heran jika aroma dan rasa humus enak, gurih dan segar! Porsi nasi mandi baik kambing atau ayam harganya 40 QR sekitar 100 ribu lebih. Dan seperti sudah diperkirakan, satu porsi itu tidak bisa kami habiskan di tempat, akhirnya dibungkus pulang, lumayan buat makan malam atau sarapan nanti, hehehe... [caption id="attachment_303803" align="aligncenter" width="576" caption="ibu dan anak berlomba makan mandi"]
138881728527728285
138881728527728285
[/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun