Mohon tunggu...
Pawana Mada
Pawana Mada Mohon Tunggu... Mahasiswa - Anonim

Penulis jalanan

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Jejak di Atas Bumi dan Harapan di Atas Langit

31 Desember 2024   21:27 Diperbarui: 31 Desember 2024   21:27 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
gambar: komsos keuskupan Agung Jakarta


Tahun 2024 sudah usai dan sudah kita jejaki bersama dalam balutan berbagai peristiwa, cerita, berita dan derita. Setiap orang mengalami berbagai pengalaman yang unik dan menarik dalam di tahun yang lalu, biarlah itu berlalu dan tidak ada jalan untuk kembali mengulang, hanya bisa mengenang dan melihatnya sebagai jejak kita di atas bumi. Ada banyak peristiwa tentunya yang membuat orang tertawa atau menangis, melupakan atau mengingat, berkembang atau tetap. Banyak pengalaman yang membuat manusia sadar bahwa kita hidup di dunia harus terus maju dan bergerak, tidak ada waktu untuk berhenti atau kembali, biarlah 2024 menjadi tahun yang meninggalkan jejak yang membawa pelajaran indah dibalik peristiwa yang begitu beragam.

Indonesia sendiri banyak melewati jejak yang unik dan menarik di tahun kemarin mulai dari dinamika pemilihan presiden 2024 yang kemudian terpilihlah Bapak Prabowo Subianto  sebagai presiden dan Bapak Gibran Rakabuming sebagai wakil presiden untuk lima tahun ke depan. Kisah tragis tentang adanya Demonstrasi Peringatan Darurat yang terjadi pada Bulan Agustus, karena masyarakat tidak terima atas DPR yang menganulir putusan MK tentang batas pencalonan kepala daerah, demonstrasi terjadi dimana-mana baik secara langsung maupun melalui media sosial. Di sisi lain, Indonesia juga dikunjungi oleh salah satu tokoh dunia yaitu Paus Fransiskus sebagai kepala negara Vatikan dan juga pemimin Gereja Katolik tertinggi, Paus dalam pesannya menyampaikan soal keimanan, persaudaraan, bela rasa dan keadilan sosial.

Ada juga kisah dari kehidupan dinas polisi yang mewarnai  Indonensia, para polisi yang tidak mengemban tugasnya dengan baik: ada yang menembak sesama polisi, ada yang menembak masyarakat biasa bahkan ada yang menembak anak-anak yang masih bersekolah, hal ini mencerminkan kualitas polisi yang kehilangann wibawanya di mata masyarakat. Di penghujung tahun ini, Indonesia di suguhkan dengan kebijakan pemerintah menaikan PPN yang awalnya 11 persen menjadi 12 persen mulai 1 Januari 2025. Kebijakan ini banyak menuai kontroversi di kalangan masyarakat, karena melalui kebijakan yang dibuat masyarakat semakin menderita terutama masyarakat kelas menengah, harus berjuang mati-matian untuk menafkahi keluarga dan kebutuhan lainnya.

Ada banyak lagi sebenarnya peristiwa yang terjadi di Indonesia, jika dituliskan semuanya agaknya tidak akan cukup. Saya hanya memunculkan peristiwa yang sangat berpegaruh dalam masyarakat secara luas, entah itu dalam bidang ekonomi, politik, budaya maupun keagamaan. Banyak masyarakat pasti melihat bahwa Indonesia sedang tidak baik-baik saja, terutama dalam bidang pemerintahan dan politiknya, dan saya setuju akan hal ini. Karena pemerintah harusnya melihat kondisi masyarakat terlebih dahulu, sebelum menetapkan sebuah kebijakan. Sebab kebijakan itu tidak berdampak pada sang pembuat hukum, tapi kepada masyarakat sipil yang tidak tahu-menahu soal hukum Indonesia. Tapi, setiap pemerintahan memiliki cara untuk menyejahterakan masyarakatnya, tidak ada pemerintah yang ingin rakyatnya menderita selamaya, pasti ditemukan solusi dan cara dari berbagai masalah yang ada. Tidak ada yang tahu kapan itu akan terjadi, mungkin di tahun yang baru, bisa juga lima tahun atau seratus tahun lagi.

Berbagai kisah di tahun 2024 amat disayangkan bila berlalu begitu saja tanpa meninggalkan bekas sedikit pun, setidaknya ada satu pengalaman atau pelajaran yang diperoleh dan menjadi batu loncatan di tahun yang akan datang, termasuk peristiwa menyakitkan sekalipun. Salah satu contoh peristiwa itu ialah masih banyaknya perang yang terjadi di dunia dan menyebabkan manusia kehilangan nyawanya padahal mereka hanyalah masyarakat sipil. Ini adalah peristiwa yang terus berulang setiap tahunnya yaitu perang antar negara sehingga menyebabkan seluruh dunia mendapat imbasnya. setiap orang akan sangat sulit untuk memaknai hidup di tengah dunia yang sedang tidak baik-baik saja, tapi apakah itu tidak bisa? Justru dalam kesulitan, penderitaan, perang, kelaparan dan kematian, manusia disadarkan bahwa dunia harus dibangun di atas dasar kemanusiaan bersama yang mengutamakan keadilan, perdamamain, kemakmuran, kesejahteraan dan kepeduliaan. Melalui peristiwa kelam, manusia harusnya sadar dan mengerti bahwa dunia ini termasuk Indonesia membutuhkan kerja sama berbagai pihak dalam mewujudkan kedamaian dan keadilan itu. berbagai kisah menyadarkan kita pentinganya melihat kembali apa yang sudah terjadi, dan berusaha memperbaiki itu semua ke arah yang lebih baik.

Dunia sudah memasuki tahun baru dan babak baru yaitu tahun 2025, tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi di tahun yang baru ini, apakah dunia akan menuju pada kemajuan yang lebih baik atau kemuduran yang lebih buruk dari tahun sebelumnya? Saya bukan orang yang berpadangan pesimis terhadap apa yang akan terjadi, tapi saya melihat keadaan tahun lalu penuh dengan kondisi dunia yang sedang tidak baik-baik saja, baik itu di Indonesia maupun di negara-negara lainnya. Namun, apakah itu menyurutkan semangat kita untuk menyambut tahun yang baru, atau malah membuat kita pasrah terhadap sesuatu yang akan datang. Sehingga munculah rasa putus asa dan kehancuran sebelum kita mulai perang di tahun yang baru.

Saya tertarik dan amat mendukung pandangan Gereja katolik yang melihat bahwa tahun 2025 sebagai tahun yubelium yang suci dan perlu adanya rekonsiliasi.  Tahun yubelium dalam pandangan Gereja Katolik artinya tahun yang dirayakan dan dianggap suci karena disana ada pengampunan dosa, rekonsiliasi dan pertobatan. Pada tahun Yubelium ini, seluruh umat manusia diajak untuk melanjutkan hubungan yang baik dengan Tuhan, sesama dan ciptaan. Kata yubelium sendiri berasal dari kata ibrani yaitu "yobel" artinya alat musik yang ditiup terbuat dari tanduk domba jantan. Orang-orang Yahudi biasanya menggunakan ini untuk memulai sebuah perayaan besar, seperti perayaan keagamaan, perayaan adat istiadat dan lain sebagainya. Sedangkan kata yubelium sendiri artinya perayaan untuk memperingati ulang tahun suatu peristiwa pada bilangan tahun tertentu misalnya 25 tahun, 50 tahun, 75 tahun dan 100 tahun.

Di tahun 2025 ini Paus Fransiskus sebagai pemimpin umat katolik di dunia mengumumkan tema tahun yubelium 2025 yitu "penziarah pengharapan", sebuah frasa yang sederhana namun memiliki makna yang sangat mendalam untuk berjalan di tahun yang baru.  Akar diambilnya tema di atas yaitu berasal dari kitab suci perjanjian baru, Roma 5:5 "pengharapan yang tidak mengecewakan" (spes non confundit). Salah satu fokus utama dari tema di atas yaitu berusaha mendengarkan tangisan orang miskin, peduli ciptaan dan solidaritas terhadap semua orang.

Melalui tema yang diusung oleh Paus Fransiskus, seluruh umat manusia diajak memasuki babak baru bukan dengan semangat redup atau mudah menyerah, tapi sebuah pengharapan akan sesuatu yang lebih baik dan lebih indah, dibandingan apa yang sudah manusia lewati. Di tengah situasi dunia yang kacau karena perang dan berbagai masalah lainnya, harapan akan  yang memberi manusia batu loncatan untuk menuju kearah yang lebih baik. Kita perlu menaruh dan membuat dasar yang kokoh dan kuat di tahun yang baru dan itu adalah harapan. Dunia ini pun dibangun atas dasar harapan-harapan yang baik, maka terciptalah perkembangan yang sampai saat ini manusia rasakan. Harapan itu menguatkan dan sekaligus memberi manusia pertolongan dalam kesulitan hidup. Di sisi lain, manusia perlu mewujudkan harapan itu dalam tindakan sehari-hari yaitu mewujudkan keadilan, kedamaian dan kepedulian terhadap sesama.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun