Atmosfer adalah lapisan gas yang menyelimuti bumi. Atmosfer berperan penting dalam menjaga suhu bumi tetap stabil, melindungi dari radiasi matahari berbahaya, dan memungkinkan adanya cuaca dan siklus air. Untuk memahami atmosfer, tidak hanya ilmu fisika yang diperlukan, tetapi ilmu kimia juga diperlukan untuk menjelaskan berbagai proses yang terjadi di dalamnya, seperti polusi udara, pembentukan ozon, dan perubahan iklim (Kurniawan, 2013).
Kimia atmosfer membantu kita memahami gas-gas yang ada di atmosfer. Gas utama seperti nitrogen, oksigen, dan karbon dioksida berinteraksi melalui reaksi kimia. Salah satu contohnya adalah pembentukan lapisan ozon di stratosfer, yang melindungi kita dari sinar ultraviolet berbahaya. Tanpa pemahaman tentang reaksi ini, sulit bagi kita untuk menjaga lapisan ozon tetap utuh (Solomon, 1999).
Kimia juga penting untuk menjelaskan polusi udara. Gas-gas seperti karbon monoksida (CO), nitrogen oksida (NOx), dan sulfur dioksida (SO2) Â yang berasal dari kendaraan bermotor dan pabrik. Gas-gas ini dapat bereaksi di udara membentuk ozon troposfer atau partikel kecil yang berbahaya bagi kesehatan. Dengan mempelajari kimia, kita dapat mencari cara untuk mengurangi dampak polusi udara (Suhadi & Febrina, 2013).
Perubahan iklim juga erat kaitannya dengan kimia atmosfer. Gas rumah kaca seperti karbon dioksida (CO2) dan metana (CH4) dapat menyerap panas di atmosfer, menyebabkan suhu bumi meningkat. Aktivitas manusia, seperti pembakaran bahan bakar fosil, mempercepat proses ini. Dengan bantuan kimia, para ilmuwan dapat memahami dampak gas rumah kaca dan mencari solusi untuk mengurangi emisinya  (Syakir, 2018).
Aktivitas manusia lain, seperti penggunaan bahan kimia CFC (klorofluorokarbon), juga memengaruhi atmosfer. CFC menyebabkan kerusakan pada lapisan ozon, terutama di wilayah kutub. Berkat penelitian kimia, negara-negara di dunia berhasil menyepakati Protokol Montreal untuk menghentikan penggunaan CFC. Contoh ini menunjukkan bahwa ilmu kimia dapat membantu menyelesaikan masalah lingkungan (Admindlh, 2020).
Belajar kimia tidak hanya membantu kita memahami atmosfer, tetapi juga menciptakan teknologi ramah lingkungan. Misalnya, pengembangan energi terbarukan, bahan bakar yang lebih bersih, atau alat untuk memantau kualitas udara semuanya didasarkan pada prinsip-prinsip kimia. Dengan mempelajari kimia, kita dapat berkontribusi menjaga atmosfer dan membuat Bumi tetap layak huni untuk generasi mendatang.
Referensi:
Kurniawan, Demas Normantyo (2013). Pusat Apresiasi Bumi di Yogyakarta. Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Atma Jaya Yogyakarta.
Solomon, S. (1999). Stratospheric Ozone Depletion: A Review of Concepts and History.
Suhadi, Dollaris Riauaty & Febrina Anissa S. (2013). Pedoman Teknis Penyusunan Inventarisasi Emisi Pencemar Udara di Perkotaan. Proyek Clean Air for Smaller Cities ASEAN-GIZ. Kementrian Lingkungan Hidup. Jakarta
Syakir. (2018). Mengukur Dan Reduksi Gas Rumah Kaca. http://perpustakaan.menlhk.go.id/pustaka/home/index.php?page=detail_news&newsid=474. Kementrian Lingkungan Hidup.
Admindlh. (2020). AC Mobil Dan Pengaruhnya Terhadap Lapisan Ozon. https://dlh.kulonprogokab.go.id/detil/816/ac-mobil-dan-pengaruhnya-terhadap-lapisan-ozon. Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Kulon Progo. Yogyakarta
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H