Mohon tunggu...
Irenius Lagung
Irenius Lagung Mohon Tunggu... -

Sedang berusaha menemukan merek dan rumah kepenulisan. Coretan2ku belum sempurna, tetapi kompasiana akan lebih asyik membantu peziarah baru menemukan istana sesungguhnya, ya rumah kepenulisan dan merek-nya. Kata orang, Every Writer has an Address. Semoga aku terus MENJADI!

Selanjutnya

Tutup

Politik

Tekad Suci Indonesia

15 November 2010   12:46 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:35 245
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

*Naskah Audio Visual Pertemuan Pemuda Politisi Anggota Parlemen 3-4 November 2010

Sejarah Indonesia adalah panggung kaum muda// Di panggung itulah/ kaum muda yang rata-rata berusia di bawah atau mendekati tiga puluh tahun/ memberi corak dan arah perjalanan Indonesia// Kaum muda bukan hanya pelopor/ penggerak revolusi di sekitar Proklamasi 17 Agustus 1945/ tetapi juga mereka yang berjuang mempertahankan kemerdekaan/ atau mereka yang membawa Indonesia menjadi salah satu negara yang disegani dunia//

Di permulaan abad ke-20/fajar kebangkitan nasional itu merekah// Pada mulanya Tjipto Mangunkusumo dan K.R.T Radjiman Widyodiningrat/ yang menerjemahkan pemikiran revolusioner Dr. Wahidin Sudirohusodo/ dan mengguggah kesadaran sejumlah mahasiswa lainnya di STOVIA/ atau Sekolah Pendidikan Dokter Hindia/ sepertiSoetomo/ Goenawan Mangoenkoesoemo/ Goembrek/ Saleh/ dan Soeleman// Mereka mendirikan Budi Utomo pada Minggu pagi/ 20 Mei 1908// Saat itu Soetomo menegaskan bahwa masa depan bangsa dan Tanah Air Indonesia ada di tangan mereka/ kaum muda//

Pada konggres pertama Budi Utomo di Jogjakarta/ ambisi kalangan muda memimpin Budi Utomo/ terhambat golongan tua/ yang terdiri dari para priyayi Jawa dan Madura// Meski ambisi tokoh-tokoh pemuda ini sempat dihambat/ bara perjuangan mereka takpadam//

Setahun setelah berdirinya Budi Utomo/ R.M. Tirtoadisurjo yang saat itu berusia 25 tahun mendirikan Sarekat Dagang Islamiah di Batavia/ setelah sebelumnya/ Haji Samanhudi mendirikan Sarekat Dagang Islam di Surakarta// Haji Oemar Said Tjokroaminoto juga mendirikan organisasi serupa di Surabaya/ tiga tahun setelah Tirtoadisurjo// Tjokroaminoto kemudian mengubah organisasinya menjadi Sarekat Islam//

Memang/ kemudian Budi Utomo sempat terdesak oleh organisasi seperti Sarekat Islam dan Indische Partij// Tapi Soewardi Suryaningrat/ yang kelak mengganti namanya menjadi Ki Hajar Dewantara/ menegaskan bahwa Budi Utomo adalah manifestasi dari perjuangan nasionalisme// Nasionalisme ini bukan hanya milik orang Jawa/tapi juga Sumatera/ Sulawesi/ Maluku/ dan wilayah Hindia Belanda lainnya// Itulah nasionalisme yang membakar jiwa Jong Celebes/ Jong Ambon/ Jong Sumatera/ Jong Batak/ Jong Minahasa/ dan Pemuda Kaum Betawi//

Di saat yang lain/ Soegoendo Djoedjoepoespito/ yang sempat berguru pada Ki Hajar Dewantara/mendirikan Perhimpunan Pelajar Indonesia atau PPPI pada tahun 1926/ karena terinspirasi gerakan Perhimpunan Pemuda di negeri Belanda// Begitulah/ organisasi pergerakan kaum muda bermunculan bagai cendawan di musim hujan//

Gerakan politik mereka mencapat puncaknya pada momentum bersejarah/ Konggres Pemuda II / tanggal 28 Oktober 1928// Saat itu Soegoendo Djoedjoepoespito/ Sunario/ Muhammad Yamin/ dan sejumlah pemuda dari belahan Nusantara/ bersumpah: berbangsa satu, bertanah air satu dan berbahasa satu: indonesia// Dan/ untuk pertama kalinya lagu Indonesia Raya ciptaan Wage Rudolf Supratman dinyanyikan//

Dua tahun sebelum Sumpah Pemuda/ Soekarno muda mulai menuliskan pemikirannya yang cemerlang tentang Indonesia di masa depan/ di harian sejumlah harian bumiputera// Sementara Mohammad Hatta dan Sutan Sjahrir berjuang dalam Pendidikan Nasional Indonesia// Di zaman penjajahan Jepang/ kaum muda juga tidak berhenti bergerak memperjuangkan kemerdekaan Indonesia/ meski sensor Jepang terkenal ganas dan mematikan// Menjelang detik-detik Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945/ kaum muda juga mendesak Soekarno-Hatta untuk segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia/ agar tidak terkesan kemerdekaan Indonesia bukanlah pemberian Jepang/ yang sudah kalah oleh Sekutu//

Proklamasi 17 Agustus 1945 adalah momentum sejarah yang mempertemukan sikap revolusioner kaum muda dan sikap konservatif kaum tua tentang detik-detik kemerdekaan Indonesia// Di situlah/ dengan bahasa Indonesia yang ringkas dan padat/ Soekarno Hatta sebagai wakil Bangsa Indonesia/ menyatakan kemerekaan Indonesia kepada dunia// Indonesia bukan hanya merdeka secara politik/ tetapi juga mempunyai dasar negara Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 yang mengatur penyelenggaraan ketatanegaraan di Indonesia//

Setelah kemerdekaan/ dan perang kemerdekaan Indonesia selesai/ tugas kaum muda tidaklah berhenti// Indonesia mengadvokasi dan menginspirasi dunia untuk merdeka// Situasi politik dunia kemudian terbelah ke dalam dua blok besar// Barat dan Timur/ yang masing-masing diwakili Amerika Serikat dan Uni Soviet// Indonesia berhasil membuka mata dunia dibawa kepemimpinan Soekarno/ dengan Menteri Luar Negeri Roeslan Abdulgani/ dan Perdana Menteri Ali Sastroamidjojo// Bersama Burma atau Myanmar / Sri Lanka/ India/ dan Pakistan/ Indonesia memprakarsai diselenggarakannya Konferensi Asia Afrika/ di Bandung/ 18 hingga 24 April 1955//

Konferensi ini berisi pernyataan negara-negara di Asia Afrika untuk mendukung perdamaian dunia dan menggalang kerja sama internasional/ yang dituangkan dalam sepuluh kesepakatan/ atau Dasa Sila Bandung// Pada tahun 1961/ Indonesia masuk dalam jajaran pemimpin dunia dengan mempelopori Gerakan Non-Blok/ sebagai penengah dua kekuatan dunia yang tengah bertikai// Berkat gerakan ini reputasi Indonesia sebagai negara yang baru merdeka melambung dan menjadi pusat perhatian dunia// Inilah periode emas yang mengharumkan nama Indonesia// Indonesia yang beragam suku/ agama/ dan bahasanya/ menjadi bangsa yang disegani/ dan diperhitungkan mata dunia internasional//

Beranjak dari realitas ini Indonesia harus meletakkan kembali spirit baru/ sebagaimana dulu spirit melalui Sumpah Pemuda 1928// Spirit yang menegaskan tujuan besar bangsa Indonesia// Spirit yang mampu menyatukan seluruh energi anak bangsa/ untuk mengembalikan kepemimpinan Indonesia di pentas dunia//

Wahai Pemuda/ kini saatnya membuktikan kekuatan dan potensimu// Nasib Indonesia ada di tanganmu// Pancangkan cita-citamu menjadi nahkoda ulung Indonesia Raya!!!// Seperti kata Bung Karno/ beri aku sepuluh pemuda/ niscaya akan kuguncangkan dunia//Pemilu 2009 telah memberikan kepada Republik ini ribuan anak muda//

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun