Mohon tunggu...
irene yuvinda
irene yuvinda Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

mahasiswa jurusan Teknologi Pendidikan di Universitas Negeri Surabaya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Analysis of Student Characteristic

19 Desember 2023   11:10 Diperbarui: 19 Desember 2023   11:15 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pendahuluan

Salah satu komponen dalam dunia pendidikan adalah pembelajaran. Dalam kegiatan pembelajaran di sekolah, peran guru relatif tinggi. Peran guru tersebut antara lain : (1) membuat desain pembelajaran secara tertulis, lengkap dan menyeluruh, (2) meningkatkan diri untuk menjadi seorang guru yang berkepribadian utuh, (3) bertindak sebagai guru yang mendidik, (4) meningkatkan profesionalitas keguruan, (5) melakukan pembelajaran sesuai dengan berbagai model pembelajaran yang disesuaikan dengan kondisi siswa, bahan belajar dan kondisi sekolah setempat. Penyesuaian tersebut dilakukan untuk peningkatan mutu belajar, (6) dalam berhadapan dengan siswa, guru berperan sebagai fasilitas belajar, pembimbing belajar dan pemberi balikan belajar. 

Ciri-ciri generasi yang berbeda selalu menjadi topik yang menarik bagi para peneliti. Dalam esai ini, kita akan menganalisis ciri-ciri tiga generasi: Generasi Y, Generasi Z, dan Generasi Alfa. Setiap generasi memiliki karakteristik unik yang menentukan pandangan dunia, nilai-nilai, dan perilaku mereka. Dengan memahami karakteristik ini, kita dapat memperoleh wawasan tentang bagaimana setiap generasi berinteraksi dengan dunia dan bagaimana mereka akan membentuk masa depan.

Pesatnya kemajuan teknologi telah menyebabkan perubahan signifikan dalam cara kita berkomunikasi, belajar, dan bersosialisasi. Hal ini menimbulkan kesenjangan baru antara digital native dan digital imigran , yang berbeda dalam hal adopsi dan penggunaan teknologi digital. Dalam esai ini, penulis akan menganalisis hubungan antara penduduk asli digital dan imigran digital, dengan fokus khusus pada Generasi Y, Z, dan Alfa. Mengkaji karakteristik kelompok-kelompok ini, kebiasaan teknologi mereka, dan  Desain Instruksional pembelajaran yang sesuai untuk kedepannya.

Part 1 - Analisis Karakteristik Generasi

  1. Generasi Y, lahir 1981-1994

Generasi Y dikenal dengan sebutan generasi milenial. Generasi Y banyak menggunakan teknologi komunikasi instant seperti email, SMS, instant messaging dan lain2. Hal ini dikarenakan generasi Y merupakan generasi yang tumbuh pada era internet booming . Tidak hanya itu saja, generasi Y ini lebih terbuka dalam pandangan politik dan ekonomi, sehingga mereka terlihat sangat reaktif terhadap perubahan lingkungan yang terjadi di sekelilingnya. 

Karakteristik generasi Y Lebih berkomitmen terhadap perusahaan, pekerjaan merupakah salah satu prioritas, tapi bukan prioritas utama, menyukai peraturan yang tidak berbelit2, menyukai keterbukaan dan transparansi. Dalam pekerjaan, team orientation fokusnya. Menyukai feedback dan juga suka tantangan baru yang menantang yang membuat diri mereka harus pushed their limits.

  1. Generasi Z, lahir 1995-2010

Generasi Z adalah generasi dengan mobilitas digital yang cukup tinggi. Saat ini mereka hampir seluruhnya bergantung pada perangkat seluler. Bahkan, untuk pengerjaan tugas-tugas di sekolah, mereka cenderung memilih perangkat mobile. Kompetensi Generasi Z tidak hanya diperoleh di depan kelas atau melalui guru tetapi dari proses belajar mandiri melalui aneka platform digital seperti youtube dan aplikasi-aplikasi pendidikan daring. Bisa jadi generasi ini lebih terampil dan berpengalaman dalam hal digital dan komputer dari guru-guru mereka. 

Berikut karakteristik Generasi Z : Terampil dalam menggunakan perangkat teknologi, seperti smartphone, komputer, dan media sosial, Multitasking, Banyak anggota Generasi Z memiliki tingkat kesadaran sosial yang tinggi dan tertarik pada isu-isu keberlanjutan, Kreatif dan Inovatif, Fleksibel dan Adaptable Generasi Z memiliki kemampuan beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan, termasuk dalam konteks pekerjaan dan teknologi.

  1. Generasi Alpha, lahir 2011-2025

Generasi Alpha adalah kelompok generasi yang lahir setelah tahun 2010, dan mereka saat ini masih dalam fase perkembangan awal mereka. Oleh karena itu, karakteristik Generasi Alpha masih terus berkembang seiring dengan perkembangan mereka. karakteristik pada Generasi Alpha adalah sebagai berikut : Keterampilan Teknologi yang Awal mereka sering terampil dalam menggunakan perangkat digital dan aplikasi dengan cepat, Kekuatan dalam Pembelajaran Berbasis Visual karena akses mudah ke konten visual dan multimedia, Orang tua Generasi Alpha sering berperan aktif dalam pengawasan dan pendidikan anak-anak mereka, Generasi Alpha mungkin lebih adaptif terhadap perubahan lingkungan dan teknologi daripada generasi sebelumnya, Pendekatan Pembelajaran yang Interaktif.

Perbedaan karakteristik yang paling signifikan antara generasi Y, Z dan Alpha adalah penguasaan informasi dan teknologi. Bagi generasi Z dan alpha, informasi dan teknologi adalah hal yang sudah menjadi bagian dari kehidupan mereka, karena mereka lahir dimana akses terhadap internet sudah menjadi budaya global, sehingga berpengaruh terhadap nilai dan pandangan tujuan hidup mereka. Pada tahun ini, rata-rata di dunia pendidikan, generasi yang paling banyak sedang menempuh jenjang perkuliahan adalah generasi milenial. Dimana generasi milenial biasanya menyukai sesuatu yang out of the box, sangat suka tantangan dan penghargaan.


Part 2 - Digital native dan Digital immigrant 

Digital immigrants adalah orang-orang yang lahir sebelum tahun 1980. Mereka memiliki pengalaman berinteraksi dengan komputer melalui komunikasi langsung. Mereka juga tumbuh bersama dalam era tatap muka yang mengharuskan tugas offline dan berbasis kertas. Generasi ini juga terbiasa menggunakan metode konvensional dalam beradaptasi dengan teknologi baru dibandingkan dari yang dilakukan generasi digital native. 

Digital immigrant dan digital native sering dikaji dari sudut pandang pendidikan. Pada penelitian terdahulu, persepsi guru tentang digital native dikaji hubungannya dengan motivasi guru memanfaatkan sumber belajar digital. Tetapi, sejauh ini penulis belum pernah menemukan penelitian yang dilakukan untuk membandingkan metode pembelajaran guru digital immigrant dan guru digital native yang dikaitkan dengan hasil belajar siswa.

Dikarenakan digital immigrant tidak tumbuh dengan penggunaan teknologi sehari-hari seperti yang dimiliki penduduk digital native, mereka harus sering kali belajar menggunakan teknologi namun lebih lambat dari digital native. Mereka sering kali “bicara” dengan “aksen” mereka sendiri dan mengacu pada tindakan yang membatasi penggunaan teknologi serta terbiasa dengan akses langsung ke informasi misalnya mencetak dokumen untuk diedit daripada mengedit dokumen secara virtual.

Generasi digital native adalah generasi yang lahir setelah tahun 1980. Mereka tumbuh dalam era yang memungkinkan sumber pembelajaran menjadi berlimpah. Dimana lanskap teknologi dijejali dengan komputer digital dan akses Internet tanpa batas, video game, smartphone, pemutar lagu digital, video perekam, telepon selular, televisi interaktif, asisten digital pribadi, dan perangkat digital lain. 

Digital natives yang merupakan generasi digital memiliki cara belajar yang berbeda dengan generasi pendahulunya. Perbedaan cara pikir dan cara pandang siswa menuntut guru untuk mengikuti perkembangan jaman dan mengimplementasikan strategi belajar yang sesuai. Akses ke dunia digital memberikan keleluasan bagi digital natives untuk mengakses segala hal di dunia maya. Keleluasaan ini tak jarang memberikan efek negatif. Pengawasan dan pendampingan guru maupun orang tua menjadi hal penting untuk mencegah efek negatif tersebut. Keterbatasan dalam mengawasi dan mendampingi siswa dalam menggunakan teknologi dapat diantisipasi dengan penanaman pendidikan karakter pada anak. Penyampaian materi dan pendidikan karakter dan dapat dikemas menjadi satu kesatuan pada digital teaching and learning sehingga menjadi suatu alternatif strategi belajar yang tepat sasaran dan bermanfaat.

Perbedaan antara generasi digital native dan digital immigrant kemudian memiliki implikasi yang mendalam untuk pendidikan: jika anak muda sekarang memiliki berbagai preferensi yang berbeda yang tidak cocok praktik pendidikan saat ini, maka pedagogies saat ini perlu berubah. Sebenarnya, banyak sekolah dan guru belum menanggapi dugaan cara-cara baru di mana siswa berkomunikasi dan mengakses informasi. Salah satu contohnya terlihat di Amerika Serikat yakni kesenjangan atau 'disconnect digital' antara siswa dan guru. Generasi imigran digital merupakan kelompok masyarakat yang menjunjung tinggi etika dalam proses komunikasi media sebagai strategi komunikasi pembelajaran online.

Part 3 - Implikasi Terhadap Desain Instruksional 

Implikasi digital immigrant dan digital native terhadap desain instructional merujuk pada bagaimana perbedaan dalam pemahaman dan penggunaan teknologi digital dapat memengaruhi cara desain pembelajaran dan instruksi dilakukan. Berikut adalah beberapa implikasi yang perlu dipertimbangkan:

  1. Perbedaan dalam Penggunaan Teknologi

  2. Preferensi Pembelajaran

  3. Literasi Digital

  4. Aksesibilitas Teknologi

  5. Fleksibilitas dan Interaktivitas:

Dalam merancang instruksi, penting untuk memahami audiens Anda dan mempertimbangkan perbedaan dalam pengalaman digital mereka. Idealnya, desain instructional harus fleksibel dan dapat disesuaikan agar dapat mengakomodasi berbagai gaya pembelajaran dan tingkat literasi digital. Berikut adalah panduan umum untuk merancang instruksi yang sesuai untuk kedua kelompok ini:

  1. Pertimbangkan Konteks Teknologi

  2. Aktifkan Pembelajaran Berbasis Teknologi

  3. Keterlibatan dan Interaktif

  4. Personalisasi Pembelajaran

  5. Gunakan Gamifikasi

  6. Sosial dan Kolaboratif

  7. Keamanan dan Etika Digital

  8. Evaluasi yang Dapat Diukur

Penting juga untuk selalu memperhatikan perkembangan generasi Z dan Alpha dalam menggunakan teknologi sehingga pembelajaran dapat efektif dan relevan bagi mereka.

Part 4 - Strategi Instruksional yang Diusulkan

Generasi Y, Z, dan Alpha memiliki karakteristik yang berbeda dibandingkan generasi sebelumnya, terutama dalam hal penggunaan teknologi dan cara pandang terhadap informasi. Oleh karena itu, diperlukan strategi pembelajaran yang sesuai untuk memastikan efektivitas pembelajaran. Beberapa strategi yang diusulkan untuk pembelajaran bagi generasi Y, Z, dan Alpha antara lain adalah:

  1. Kontekstualisasi pembelajaran, dimana pembelajaran difokuskan pada penerapan konsep-konsep yang diajarkan dalam konteks nyata atau situasi yang relevan dengan kehidupan siswa.

  2. Pemanfaatan teknologi, seperti penggunaan internet, kalkulator, dan komputer dalam pembelajaran untuk meningkatkan keterlibatan dan pemahaman siswa.

  3. Pembiasaan berpikir tingkat tinggi, dimana siswa didorong untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis, analitis, dan kreatif.

  4. Model pembelajaran terbimbing, yang memungkinkan siswa untuk belajar secara mandiri namun tetap mendapatkan bimbingan dari guru.

  5. Pemberian peran dan kasih sayang yang lebih dari orang tua dan guru, terutama bagi generasi Alpha, untuk membantu mereka membangun sikap mandiri, sosial, dan tanggung jawab.

`Dengan menerapkan strategi pembelajaran yang sesuai, diharapkan pembelajaran bagi generasi Y, Z, dan Alpha dapat menjadi lebih efektif dan relevan dengan kebutuhan dan karakteristik siswa-siswa tersebut. Beberapa strategi pembelajaran yang efektif untuk generasi diatas adalah sebagai berikut:

  1. Pemanfaatan Teknologi: Generasi Z cenderung terbiasa dengan teknologi, sehingga pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran dapat meningkatkan keterlibatan mereka. Hal ini termasuk penggunaan video, infografis, dan media digital lainnya.

  2. Interaktif dan Kolaboratif: Metode pembelajaran yang menekankan interaksi dan kolaborasi direkomendasikan untuk generasi Z. Guru diharapkan untuk terbuka pada diskusi dan menjauh dari kesan otoriter.

  3. Pembelajaran Berbasis Proyek: Pembelajaran berbasis proyek, di mana siswa diberi proyek nyata untuk dikerjakan, dapat meningkatkan keterlibatan dan pemahaman generasi Z.

  4.  Pembelajaran Berbasis Video: Penggunaan vlog (video blog) dan YouTube dapat menjadi media pembelajaran yang efektif, mengingat generasi Z cenderung lebih suka belajar melalui video.

  5. Pembelajaran Berbasis Permainan: Perlakuan belajar sebagai permainan dapat lebih menyenangkan dan efektif bagi generasi Z. Hal ini dapat memotivasi mereka untuk belajar dengan lebih antusias.

Dengan menerapkan strategi pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik generasi, diharapkan pembelajaran dapat menjadi lebih efektif dan relevan bagi mereka.

Kesimpulan

Dari laporan analisis karakteristik pembelajaran pada generasi Y, Z, dan Alpha, berikut kesimpulan penting yang dapat dipertimbangkan oleh pengajar dan institusi pendidikan. Generasi Y, Z, dan Alpha memiliki karakteristik yang berbeda dalam hal penggunaan teknologi, cara pandang terhadap informasi, dan kebutuhan pembelajaran. Oleh karena itu, pengajar harus memahami dan memanfaatkan karakteristik-karakteristik ini untuk meningkatkan efektivitas pembelajaran. Penggunaan teknologi dan media digital sangat penting dalam pembelajaran generasi Y, Z, dan Alpha, karena mereka memiliki keahlian dan kecenderungan yang tinggi terhadap teknologi. Pengajar harus mengintegrasikan teknologi dan media digital ke dalam pembelajaran untuk menjangkau siswa secara efektif.

Generasi Z dan Alpha merupakan generasi digital native yang sangat terlibat dengan teknologi dalam kehidupan sehari-hari. Pengajar harus mengembangkan keterampilan teknologi sendiri dan menggunakan metode pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik siswa dari generasi ini. Pengajar harus menyesuaikan strategi pembelajaran dengan karakteristik generasi Y, Z, dan Alpha, seperti menekankan interaksi, kolaborasi, dan kreativitas. Hal ini akan membantu meningkatkan keterlibatan dan pemahaman siswa dalam pembelajaran. Pengajar harus lebih memperhatikan peran guru dalam pembelajaran, seperti memberikan dukungan emosional, mengajarkan berbasis proyek, dan menyediakan konten yang menarik dan menyenangkan.

Dengan memahami dan memanfaatkan karakteristik pembelajaran generasi Y, Z, dan Alpha, pengajar dan institusi pendidikan dapat mengembangkan strategi pembelajaran yang efektif dan sesuai dengan kebutuhan siswa di era digital.

Daftar Pustaka

Mariasi, M., Malawat, H., & Lakukene, D. L. (2022). Upaya Pendidik sebagai Generasi Digital Native dan Digital Immigrants di Masa Pandemi Covid-19. JEEP - Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan, 5(6), 1726-1729.

Margarine, I. N., Imron, A., & Burhanuddin. (2017). Mengintegrasikan Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran di Sekolah Dasar. Prosiding Seminar Nasional Mahasiswa Kerjasama Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kemendikbud 2016

Hills, Michael K. (2010). Digital Natives And Immigrants: The Role Of Student Attitudes Towards Technology On Attrition And Persistence In Professional Military Education Online Distance Learning Environments, A Dissertation in Information Sciences and Technology, Proquest LLC : Ann Arbor. 

Hampton,  D.  C.,  & Keys,  Y. (2016). Generation Z Students: Will They Change Our  Nursing Classrooms? Journal of Nursing Education and Practice, 7(4), 111–115. 

Jensen, G., (2017). How to Manage Millennials: 8 Ways to Do it Right. Diakses dari https://guthriejensen.com/blog/8-steps-tomanage-millennials/ 

(2015). The Generation Guide - Millennials, Gen X, Y, Z and Baby Boomers. Diakses dari http://fourhooks.com/marketing/thegeneration-guide-millennials-gen-x-y-z-and-baby-boomers-art5910718593/ 

Fadlurrohim, I., Husein, A., Yulia, L., Wibowo, H., & Raharjo, S. T. (2020). MEMAHAMI PERKEMBANGAN  ANAK  GENERASI  ALFA  DI  ERA  INDUSTRI  4.0. Focus : Jurnal Pekerjaan Sosial

Saputra,  A.  (2022,  Juni  27).  Mari  Mengenal  Lebih  Jauh  Generasi  Alpha  dan  Cirinya. Aido Health https://aido.id/healtharticles/marimengenallebihjauhgenerasialphadan cirinya/detail 

Cilliers, E. J. (2017). The Challenge of Teaching Generation Z. PEOPLE: International Journal of Social Sciences, 3(1), 188198. https://doi.org/10.20319/pijss.2017 .31.188198

Shatto, B., & Erwin, K. (2016). Moving from on to Millennials: Preparing for Generation Z. The Journal of Continuing Education

Dewanti, P. & Indrajit, R.E. (2018). The effect of XYZ generation characteristics to e-commerce C-to-C: a review. IKRAITH-INFORMATIKA, 2(2), 56-60.

Wijoyo, H., et al. (2020). Generasi Z & revolusi industri 4.0. Banyumas: Pena Persada.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun