Mohon tunggu...
Irene Sugiharto
Irene Sugiharto Mohon Tunggu... Konsultan - Konsultan / Trainer

Konsultan dalam bidang pengembangan kepribadian. Trainer in personality development.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tahun Baru, Versi Baru?

31 Januari 2025   15:52 Diperbarui: 31 Januari 2025   16:16 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Sumber: https://stock.adobe.com/)

Seringkali perihal komunikasi atau penampilan di hadapan publik, saya dihadapkan pada pertanyaan; bagaimana dapat membangun citra baru, sehingga dapat lebih sukses dalam dunia kerja?Terus terang, biasanya saya langsung bertanya; why do you want to change yourself? Karena salah satu prinsip saya adalah agar kita dapat fokus pada kekuatan natural. Oleh sebab itu, penting bagi saya bertanya why terlebih dahulu.

Kepada para klien atau peserta yang bertanya, saya justru mengajak mereka untuk merenungkan sejenak, apa yang sudah baik dari dirinya, dan apa yang ingin dirubah dari dirinya? Dari sini saya terbantu untuk menyelami lebih dalam apa yang sebetulnya menjadi kebutuhan mereka.

Jawabannya tentu beragam. Yang jelas blind spot sangat mempengaruhi self analysis mereka sendiri. Blind Spot adalah bagian dari diri sendiri yang tidak disadari atau tidak dikenali oleh diri kita sendiri. Justru orang lain lah yang dapat melihatnya.

Manusia selalu tidak pernah puas dengan dirinya sendiri, namun untuk dapat efektif tampil di hadapan publik, kita tidak boleh memiliki sedikit pun blind spot. Analyze yourself, review yourself, improve yourself, sangatlah penting. Ini harus terus menerus menjadi pola yang tertanam dalam cara belajar kita.

Misalnya, sadarilah body language anda selama ini yang belum membuat keseluruhan pesan anda jelas. Tangan yang tidak bergerak sama sekali, tidak pernah senyum sembari berbicara, diam di tempat atau pun kurangnya eye contact. Ini hanya beberapa kemungkinan umum yang bisa terjadi.

Ada juga hal-hal penting lainnya seperti; memastikan agar suara kita terdengar dengan jelas, nada kita agar terjaga tidak monoton dan nafas yang terkontrol dengan baik, menjadikan pesan keseluruhan yang anda sampaikan terbungkus dengan apik.

Sudahkah hal-hal diatas menjadi perhatian anda selama ini? Mungkin bukan soal citra yang pertama harus dirubah, namun lebih kepada upgrading kebiasaan anda selama ini, supaya komunikasi dengan pihak lain menjadi lebih efektif, menjadi lebih bermakna dan bisa jadi menjadi lebih hangat.

Komunikasi bukan sekedar jelas atau enak di pandang. Komunikasi adalah juga; bagaimana kita diingat karena yang kita sampaikan berfaedah bagi pihak lain yang mendengarkan kita, sehingga train of thoughts harus terstruktur dengan baik.

Sebuah tulisan dari Harvard Division of Continuing Education (2020) pernah menuliskan; agar saat kita sedang tampil sebagai pembicara, kepribadian kita harus tampak (let your personality come through). Disinilah menurut Harvard, sikap penonton, penilaian penonton, kredibilitas kita sebagai pembicara dan bahkan kepercayaan (trust) antar pihak dapat terjalin dengan baik.

Selamat mencoba!

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun