Mohon tunggu...
irene
irene Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Penerima Beasiswa 50% di STP Trisakti

Semoga cerita/artikel saya dapat berguna bagi para pembaca. Terima Kasih.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Melakukan Kesalahan Itu Wajar, Asalkan...

3 April 2021   17:50 Diperbarui: 3 April 2021   20:16 1620
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Siapa disini yang tidak pernah melakukan yang namanya kesalahan dari kecil sampai saat ini? Saya berani menjamin kalau jawabannya itu tidak ada. Ya, memang tidak ada yang namanya manusia sempurna. Setiap manusia pasti pernah melakukan yang namanya kesalahan sekecil apapun kesalahan yang di perbuat-nya itu. Saya pun demikian. Bahkan kalau saya ingat-ingat lebih dalam, saya termasuk orang yang telah melakukan banyak sekali kesalahan. Sedih, kecewa, marah, malu, perasaan-perasaan itu jelas pasti ada. Saya juga pernah berpikir kenapa sih saya bisa melakukan kesalahan bodoh tersebut? Kenapa sih saya tidak berhati-hati atau berpikir dahulu sebelum bertindak agar tidak melakukan kesalahan tersebut? Dan pertanyaan-pertanyaan negatif lainnya yang secara otomatis timbul setelah saya melakukan kesalahan dan tidak dapat dikontrol. 

Disini saya tidak akan menyebutkan kesalahan yang sudah saya perbuat atau memberikan contoh dari melakukan kesalahan. Namun, saya ingin memberikan pembaca sisi positif dari melakukan kesalahan dan apa yang lebih baik dilakukan apabila pembaca sudah melakukan kesalahan bedasarkan pengalaman dan pelajaran hidup saya pribadi.

Apabila kita melakukan kesalahan, pasti ada saja sesuatu yang kita sesali dari kesalahan yang sudah kita perbuat itu sampai kadang kita lupa untuk mengambil sisi positifnya. Benar tidak? Kalau jawabannya benar, maka pembaca harus memulai dari memaafkan diri pembaca yang sudah melakukan kesalahan, kemudian berubah dan lebih berpikir positif atau logis. Kesalahan yang sudah pembaca lakukan itu memang sudah terjadi dan mungkin sudah tidak bisa diperbaiki lagi. Sama seperti pribahasa yang sering kita dengar yaitu "nasi sudah menjadi bubur". Namun, sisi positifnya adalah pembaca bisa belajar dari kesalahan yang sudah pembaca perbuat itu untuk menjadi orang yang lebih baik lagi dan tidak melakukan kesalahan yang sama di kemudian hari. Ingat, setiap manusia itu pasti pernah melakukan kesalahan dan melakukan kesalahan itu merupakan hal yang lumrah. 

Sebagian dari pembaca mungkin berpikir atau mau mengkritik artikel ini karena pada kenyataannya, prakteknya tidak semudah itu. Benar dan saya setuju karena awalnya saya juga merasa seperti itu. Saya ingat betul momen dimana ketika kakak, orang tua atau teman curhat saya mulai mencoba menasihati dan memberikan saya arahan juga hal positif apa yang bisa saya ambil dan pelajari ketika saya sudah melakukan kesalahan. Saya malah menghiraukan dan tidak mau mendengarkan (Kalau kata orang masuk kuping kanan keluar kuping kiri). Pada saat itu, saya juga berpikir itu tidak bisa membantu menyelesaikan masalah saya. Saya tetap menanggung malu, dan kesedihan akibat dari kesalahan yang sudah terlanjur saya perbuat itu. Memang sangat sulit untuk memaafkan diri saya, apalagi melupakan kesalahan yang sudah saya perbuat. 

Namun, pada akhirnya saya mau mengarkan dan mencoba. Saya mulai mengambil langkah dari belajar untuk memaafkan diri saya dan setelah berhasil, saya belajar untuk move on dari kesalahan yang sudah saya perbuat, belajar untuk berpikir positif dan logis dan mengambil semua pelajaran yang bisa saya petik itu untuk menjadi orang yang lebih baik lagi. Saya menjadikan kesalahan yang sudah saya lakukan sebagai trial error di dalam hidup saya dimana saya bisa belajar dari trial error tersebut agar tidak terulang lagi kesalahan yang sama dikemudian hari. Hingga saat ini, saya tetap melakukan itu semua bahkan ketika saya sudah berhasil melakukan semua itu untuk yang pertama kalinya. Jika saya bisa, saya yakin pembaca juga pasti bisa dan akan berhasil melakukannya. Selamat mencoba.

Being wrong is acceptable, but staying wrong is totally unacceptable. - Jack D. Schwager

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun