Mohon tunggu...
irene
irene Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Penerima Beasiswa 50% di STP Trisakti

Semoga cerita/artikel saya dapat berguna bagi para pembaca. Terima Kasih.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Sempat Salah Diagnosa, Ternyata Saya Terkena GERD

28 Maret 2021   14:25 Diperbarui: 3 April 2021   16:05 198
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebenarnya sudah sejak kecil saya menderita penyakit maag. Saya ingat betul waktu saya duduk di bangku kelas 4 SD, saya merasakan rasa sakit di bagian perut atas saya dan rasanya seperti ditusuk-tusuk jarum akibat dari telat makan untuk yang pertama kalinya. Jujur, rasanya sangat tidak enak sekali. Sakit maag saya pun terus berlanjut hingga saya dewasa, namun salahnya adalah saya selalu meremehkannya. Apalagi saya termasuk orang yang sangat pantang minum obat, jadi sebisa mungkin saya tidak akan minum obat apabila sakitnya tidak terlalu mengganggu aktivitas saya. Saya juga lebih memilih untuk beralih kepengobatan herbal atau alami seperti menggunakan kunyit, jahe, kayu manis, dan ketumbar karena saya pikir lebih aman untuk ginjal dari pada obat-obatan kimia. Selain itu, saya juga berpikir lambung saya belum parah sehingga tidak perlu sering meminum obat-obatan kimia.

Tahun demi tahun pun berlanjut, saya sangat senang karena sakit maag saya pun sudah tidak pernah kambuh lagi. Hingga pada saat saya beranjak ke SMP saya mulai menderita yang namanya insomnia atau sulit tidur di malam hari. Gejala insomnia saya semakin parah dan terus berlanjut hingga saya duduk di bangku SMA. Awalnya saya menghiraukannya karena gejala insomnia saya itu tidak mengganggu aktivitas saya di pagi dan di siang hari seperti sekolah karena sepulang sekolah saya bisa tidur siang untuk mengganti tidur saya yang kurang di malam hari. Namun, makin lama saya merasa semakin terganggu karena jadi tidak bisa fokus ke pelajaran, kepala saya terus merasa pusing akibat dari kurang tidur dan saya mengalami yang namanya mood swing. Iya, jadi mudah marah dan bete karena kurang tidur dan orang-orang di sekitar saya menjadi terkena dampaknya. 

Saya juga sudah mencoba berbagai cara untuk mempermudah saya tidur di malam hari mulai dari mengikuti kelas yoga, meditasi online, dan pengobatan herbal seperti suplemen yang mengandung natural melatonin (valeriaan root, hops, passionflower) namun sama sekali tidak membantu. Saya juga pernah membeli suplemen melatonin dengan dosis sebesar 5mg dan 10mg langsung dari USA namun tetap saja tidak membantu. Akhirnya saya pasrah, hampir setiap malam saya menangis karena tidak bisa tidur. Badan pun terasa pegal dan sakit akibat dari tidak bisa tidur itu sendiri. Saya pun menjadi sering mengkonsumsi T*lak Ang*in saat subuh dan perut kosong agar badan saya tidak masuk angin. Dan itu merupakan salah satu kesalahan terbesar yang pernah saya lakukan terhadap lambung saya karena sering mengkonsumsinya saat perut kosong.

Kedua orang tua saya pun membawa saya ke salah satu dokter spesialis syaraf (yang katanya bagus untuk mengobati gangguan tidur atau insomnia). Dokter itu bilang bahwa saya benar menderita insomnia. Yang paling parah adalah dokter itu langsung memberi saya obat tidur dengan merk dagang *silgan dengan dosis sebesar 1 mg. Saya pun akhirnya mau tidak mau mengkonsumsi obat tidur yang diberikan itu pada malam hari saat mau tidur. Tapi yang buat saya terkejut adalah obat tersebut sama sekali tidak ngefek di badan saya. Saya tetap tidak bisa tidur sampai saya berpikir apa yang salah dengan diri dan badan saya? Kenapa mau tidur saja rasanya susah sekali padahal sudah minum obat tidur. Saya juga sangat iri dengan orang yang bisa tidur dengan mudah dan cepat pulas. 

Akhirnya saya lebih memilih tidur sebisanya saja dan kalau tidak bisa tidur jangan di paksa karena saya sudah benar-benar pasrah dan sudah tidak tahu harus melakukan apa lagi untuk tidur. Segala cara untuk tidur pun sudah saya lakukan namun tetap saja tidak berhasil. Obat tidur yang diberikan oleh dokter pun tidak saya konsumsi lagi. Sehari paling saya hanya tidur selama 3-4 jam saja. Itupun kalau lagi bisa tidur, kalau tidak sama sekali saya tidak tidur hingga pagi hari. Saya juga mencoba menenangkan pikiran agar tetap bisa fokus dengan kegiatan keseharian saya.

Kemudian sekitar 2 bulan yang lalu saya mulai merasakan tenggorokan saya terasa mengganjal, mulut saya kadang terasa asam bercampur pahit saat saya mencoba tidur terlentang di ranjang. Di suatu malam pun saya sempat muntah-muntah yang tak kunjung berhenti hingga asam lambung saya keluar dan saya terpaksa dilarikan ke rumah sakit dan masuk UGD untuk di suntik obat. Dokter di UGD pun bilang kalau saya terkena gejala GERD dan akhirnya saya diberikan banyak obat untuk di konsumsi dan tidak boleh dihentikan hingga lambung saya membaik. Ternyata, dengan mengkonsumsi obat-obatan untuk lambung membuat pola tidur saya membaik dan saya jadi bisa tidur sekitar 7-8 jam per hari. 

Saya pun baru menyadari bahwa sebenarnya yang membuat saya tidak bisa tidur itu bukan karena saya terkena insomnia akut tapi karena saya menderita penyakit lambung dan sudah sampai terkena GERD. Sakit lambung saya ini di perparah akibat saya dulu suka mengkonsumsi T*lak Ang*in subuh saat perut kosong. Seandainya saya tidak melakukan kesalahan tersebut dari awal, pasti lambung saya tidak akan separah ini. Saya menyesal tapi sudah tidak bisa berbuat apa-apa karena nasi telah menjadi bubur. Saya juga harus pantang banyak sekali makanan dan minuman seperti makanan pedas, makanan berlemak, makanan asam, minuman asam, minuman bersoda, makanan kalengan, makanan olahan, dan lain sebagainya karena itu akan memperparah penyakit lambung dan GERD saya yang nantinya akan berdampak ke pola tidur lagi.

Melalui cerita yang telah saya share ini, saya memiliki beberapa saran untuk para pembaca yaitu jangan pernah mengkonsumsi T*lak Ang*in saat perut kosong. Mungkin awalnya pembaca tidak merasakan efek apa-apa namun untuk jangka panjang sangat berbahaya bagi lambung dan dapat memicu GERD. Apabila pembaca memiliki riwayat insomnia, penyakit maag atau lambung sebaiknya langsung mengkonsumsi obat lambung sesuai anjuran atau lebih baik dikonsultasikan terlebih dahulu ke beberapa dokter spesialis (iya jangan hanya ke satu dokter spesialis saja) agar tidak terjadi yang namanya salah diagnosis seperti yang terjadi dengan saya. Ingat, insomnia bisa saja terjadi karena banyak faktor, salah satunya adalah sakit maag atau lambung karena saya sudah mengalaminya sendiri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun