Besok, 18 Juli 2016, adalah hari pertama sekolah di tahun ajaran baru di Indonesia, walau ada beberapa sekolah yang punya agenda sendiri.
Mendikbud, Bapak Anies Baswedan, mengajak para orangtua murid untuk mengantar anaknya ke sekolah pada hari pertama sang anak masuk sekolah. Agar rencana ini berhasil, Pak Anies pun menghimbau kantor-kantor pemerintahan mau pun swasta memberi kesempatan kepada para pegawainya untuk masuk bekerja setelah mengantar anak mereka ke sekolah.
Saya masih ingat masa kecil saya ketika hari pertama sekolah saya diantar ibu. Saya tidak termasuk anak yang menangis ketika pertama bersekolah tetapi saya ingat betul saya sangat tidak suka bersekolah. Tidak ada menariknya sama sekali.
Mungkin karena ini, di kemudian hari saya bercita-cita mau menjadi guru.
Masa iya, suami saya mengantar tiga generasi ke sekolah?!
Walau mungkin kurang tepat, bolehlah dikatakan demikian. Generasi adik, generasi anak dan generasi cucu.
Mengantar anak ke sekolah, terlebih pada hari pertama sekolah pasti membawa dampak yang sangat positif. Bagi anak sudah pasti menyenangkan, sebab bagaimana pun, anak masuk ke suatu lingkungan yang masih baru dan asing. Maka dengan diantar orang tuanya, mereka akan merasa tenang dan mantap. Orangtua pun pasti merasa bangga dan bahagia melihat anaknya masuk kelas. Hari itu adalah hari istimewa dan bersejarah bukan saja untuk anak tapi juga untuk orangtua.
Hari-hari selanjutnya suami saya pasti mengantar jemput, jika tidak ada halangan.Â
Kalau tidak sempat, tentu saya sendiri yang melakukannya.
Sewaktu melatih anak-anak naik bus, itupun kami lakukan bersama. Anak-anak, kami latih naik bus, walau kebanyakan tetap kami antar jemput sampai mereka menyelesaikan SMP. Sekarang kelas sembilan, ya.
Anak-anak sangat senang bila saya antar jemput mereka dengan motor Vespa. Waktu itu masih sangat jarang ibu-ibu naik motor, apalagi motor saya Vespa merah. Keren…!