Pernahkah anda mendengar ada pohon asam yang disebut Pohon Asam Sosial? Mungkin belum pernah ya?!
Dia sebetulnya hanyalah pohon Asam Jawa biasa, yang juga kita kenal sebagai Tamarind. Mengapa dia dinamai pohon asam sosial? Penasaran, kan?!
Inilah kisahnya :
Suatu hari ketika saya berkunjung ke tetangga sebelah bekas rumah saya yang dulu, terlihat pohon asam yang sudah menjulang lumayan tinggi. Dulu pohon asam itu, saya yang tanam.
Saya jadi teringat kejadian sekitar empat puluhan tahun lalu, ketika saya melihat sebuah pohon asam dibuang orang di tempat sampah.
Ketika saya menengok dan memastikan, pohon itu pohon asam, saya jadi  tergerak untuk memungut dan membawanya pulang untuk saya tanam.
Kebetulan di rumah, saya mempunyai drum, tepatnya separuh drum oli bekas. Maka jadilah pohon asam yang malang itu saya tanam di situ dan meletakkannya diluar pagar rumah kami.
Mungkin pohon itu sudah cukup tua, maka hanya sekitar dua tahun kemudian, pohon itu mulai berbunga. Pada mulanya hanya menghasilkan satu dua buah, saja. Tentu saja, saya sangat senang memandang buah-buah asam yang bergantungan itu.
Ketika pohonnya masih kecil dan buahnya juga masih sedikit, syukur tidak ada yang mengusiknya, sehingga buahnya bisa bertahan sampai tua dan matang.
Buah asam yang sudah matang pohon, saya petik, lalu saya kupas dan mengukusnya dengan terlebih dulu saya taburi gula pasir.
Hasilnya, jangan tanya deh…