Bersyukur, saya dirujuk ke dokter spesialis jantung dan pembuluh darah. Saya menjalani Echocardiography atau USG jantung.
Ketika dokter menyampaikan bahwa jantung saya masih baik, luar biasa senangnya saya. Namun dokter melanjutkan tetapi tekanan arteri parunya agak tinggi. Saya pikir, ah... apalagi itu? Saya cuek saja dan tidak meminta penjelasan lebih lanjut. Biasanya saya pasti bertanya segala macam. Mungkin karena saya sudah capek dan kondisi saya memang loyo saat itu.
Masa ke Poli Jantung saya harus duduk di kursi roda! Nah, sampai segitunya!
Setelah saya konsul ke dokter jantung yang merujuk untuk echo jantung, katanya," Arteri paru ibu menyempit sehingga jantung kanan harus bekerja keras untuk memompa darah ke paru." Barulah saya sedikit mengerti dan mulai merasa tegang dan khawatir, karena saya tahu jantung yang bekerja keras akan membengkak/membesar dan akan menjadi lemah.
Sakit berat rupanya saya ini. Perasaan ini lebih memperparah gejala penyakit ku ini. Saya tidak bertanya mengapa bisa begitu, karena waktu itu saya tidak ingin tahu.
Namun dokterku yang baik, menenangkan saya. Syukur puji Tuhan saya diberi obat yang tepat.Â
Setelah mengkonsumsi obat tersebut, belum sampai sebulan saya sudah merasakan manfaatnya. Selain minum obat secara teratur, saya juga harus berlatih untuk melakukan gerakan tidak tergesa-gesa. Bangun dari berbaring, bangkit dari duduk dan waktu berjalan pun harus saya perhatikan. Sebagai pengingat sekarang saya selalu ditemani tongkat.
Sekarang saya sudah terapi bulan ke-5. Sesekali sudah bisa membungkuk memungut sesuatu. Sebelumnya hal itu sangat saya hindari karena menyebabkan saya sesak.
Ssya sudah bisa menggoreng telur ceplok. Â Sudah mulai berlatih Angklung. Syukur puji Tuhan atas kemurahanNya.
Di samping Hipertensi Paru saya juga menyandang beberapa penyakit yang lain, tetapi tidak masalah, saya jalani saja dengan sabar. Saya percaya dengan perkenan Tuhan semua akan membaik dan kembali selaras.