Pagi hari itu, suami saya sangat surprised menemukan laba-laba berkaki empat yang sedang menempel di kaca jendela. Hahaha... mana ada laba-laba berkaki empat? Namanya bukan laba-laba dong!
Saya bergegas ke jendela yang ditunjuk untuk membuktikan kebenarannya. Ternyata kakinya ada delapan, jadi dia betul laba-laba.Â
Tetapi karena dua kakinya saling menempel jadi sepintas terlihat seperti berkaki empat. Biasanya posisi kaki laba-laba selalu terlihat jelas, empat di sebelah kiri dan empat di sebelah kana
Melihat posisinya yang unik, saya meminta suami saya untuk memotretnya.
Mulanya dipotret dari depan jendela ternyata hasil pemotretannya kurang bagus. Kemudian dicoba dari dalam jendela. Nah... hasilnya sangat berbeda. Bagus banget!
Foto itulah yang membuat saya jadi tertarik menulis artikel ini. Rupanya jika dipotret dari luar jendela yang terlihat adalah perut Sang Laba-laba.
Mengapa demikian? Bukannya dia menempel di kaca jendela? Ternyata tidak demikian, dia menempel di jaring yang dibuatnya.
Jadi Sang Laba-laba berada di antara jaring nya dan kaca jendela makanya dia memunggungi kaca, karena dia nangkring di jaring sarangnya.
Saya tidak bisa melihat jaring-jaring sarangnya dengan mata tua saya. Baru terlihat jelas melalui hasil pemotretannya, karena fotonya bisa saya zoom. Hehehe... berkat kemajuan teknologi. Terlihat betapa cantik dan uniknya ciptaan Tuhan ini. Badannya terlihat seperti anak kecil. Kok begitu ya? Coba deh Anda perhatikan fotonya.
Kali ini kok dia berlindung di balik jaringnya? Apakah dia mau melindungi benda putih yang menempel di jaring? Sayang saya tidak tahu apakah itu.
Yang saya tahu dia dibekali insting oleh Sang Pencipta untuk dapat bertahan hidup. Mulai dari saat merenda jaring sampai pada saat memburu mangsa yang terperangkap pada jaringnya. Sekali mangsa menempel di jaring, maka sulitlah dia melepaskan diri.