Mohon tunggu...
Irene Maria Nisiho
Irene Maria Nisiho Mohon Tunggu... Administrasi - Ibu rumah tangga

Nenek 6 cucu, hobby berkebun, membaca, menulis dan bercerita.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Saya Ikut Kelas Hipnoterapi Dokter Santo di RSKD

13 September 2015   04:51 Diperbarui: 13 September 2015   08:11 756
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Foto bersama dr. Santo"][/caption]

Saya tidak mengikuti kelas hipnoterapi ini dari awal terbentuknya. Sekitar satu tahun setelah kelompok ini berjalan, baru saya dan suami bergabung memenuhi ajakan mbak Ester, Humas Cancer Information and Support Center (CISC).

Kelas Hipnoterapi ini adalah hasil kerjasama dr. Rachmat Budi Santoso, SpU dengan CISC. Siapakah dr. Rachmat Budi Santoso? Beliau adalah seorang dokter ahli bedah urologi di Rumah Sakit Kanker Dharmais (RSKD) Jakarta, yang akrab disapa sebagai dokter Santo.

Dalam pekerjaannya di RSKD, sehari-hari beliau merawat dan menghadapi pasien-pasien kanker yang kadang mengalami nyeri.

Dr. Santo mendapatkan pendidikan formal dalam Ilmu Kedokteran Barat( Western Medicine). Berawal dari kecintaannya pada profesinya, beliau menambah ilmu dengan mempelajari berbagai terapi-terapi alternatif non formal, yang beliau yakini bisa membantu  pasiennya secara menyeluruh. “Terapi non formal ini dipakai untuk melengkapi Ilmu Kedokteran, demi meningkatkan kualitas hidup pasien dengan membantu mengatasi rasa nyeri yang sering dialami pasien kanker,” demikian penjelasan dr. Santo pada satu sesi menjelang meditasi.

Maka, untuk mengatasi rasa nyeri dan peningkatan kualitas hidup kami, diadakanlah kelas hipnoterapi ini setiap hari Kamis, bertempat di salah satu ruangan di lantai 2, Rumah Sakit Kanker Dharmais Jakarta.

Kelas ini terbuka untuk pasien, penyintas kanker (survivor) dan keluarganya. Tentu, hanya buat mereka yang mau ikut, dan tidak dipungut biaya alias gratis.

Saya berkesempatan mengikuti kelas hipnoterapi ini menemani suami saya, seorang penyintas kanker. Kapan tepatnya pertama kali kami ikut? Kira-kira sekitar empat tahun yang lalu.

Pertemuan pertama kami itu, dihadiri sekitar empat puluhan peserta. Kehadiran peserta tidak selalu tetap, kadang lebih banyak, kadang kurang.

Kelas ini berlangsung selama kurang lebih satu jam, dan selalu dimulai dengan penjelasan oleh dr.Santo seputar hipnoterapi dan melayani pertanyaan-pertanyaan dari para peserta.

Walau saya tidak termasuk peserta yang  rajin datang, namun saya sudah merasakan adanya semacam self healing, artinya penyembuhan diri sendiri. Memang saya bukan penyintas kanker, namun karena usia yang semakin banyak, artinya sudah mulai tua... hehehe, ada-ada saja keluhan, kan?! Nah dengan rajin latihan sendiri di rumah, saya rasakan manfaatnya.

Mau tahu caranya? Sangat sederhana.

Hanya dengan menghirup nafas panjang, oksigen yang dihirup paru-paru dimasukan ke dalam perut, lalu buang nafas melalui mulut secara perlahan, sambil mengeluarkan suara, “haaah...,” seakan melepaskan beban. Sangat mudah, bukan?!

Setelah menyelesaikan setrikaan yang banyak, atau apa saja, biasanya kita menarik nafas panjang sambil mendesah, "aaah...akhirnya selesai juga." Lalu kita merasa sangat senang, Itu disebabkan karena tanpa kita sadari sudah melakukan pernafasan perut.

Menurut dr Santo, nafas adalah jalan menuju relaksasi, baik fisik maupun pikiran. Nafas sangat erat hubungannya dengan emosi seseorang.

Kami diminta untuk memperhatikan cara bernafas orang yang sedang marah atau takut, nafasnya pendek dan cepat, Mengapa? Karena dia butuh oksigen yang banyak dan segera, sebagai energi untuk mengamuk, mengajak berantem atau lari...

Orang yang depresi, pola nafasnya lain lagi. Nafasnya lambat dan pendek. Orang yang sedang rileks dan nyaman, nafasnya panjang, dalam, teratur dan tenang, karena tanpa disadarinya, dia melakukan pernafasan perut.

Jadi kalau kita perhatikan, pola pernafasan bisa menunjukkan situasi emosi kita.

Saat kita merasa nyaman dengan nafas yang tenang dan teratur, pada saat itu kita tidak mungkin stress, bukan?!

Dengan latihan pernafasan yang benar, kita bisa menikmati suasana nyaman dan rileks yang menjadi dambaan banyak orang. Juga buat pasien kanker yang menderita nyeri, dengan latihan teratur diharapkan dapat mengurangi nyeri, bahkan mungkin hilang sama sekali.

Namun perlu diingat, hipnoterapi ini tidak berdiri sendiri, namun sebagai pelengkap Terapi Kedokteran Barat. Jadi bila rasa nyeri atau ketidak nyamanan sudah berkurang atau malah hilang sama sekali, tetap harus konsultasi dengan dokter pribadi yang menangani.

Hanya dokter yang merawat, yang berwenang mengurangi atau mengganti obat. Ini, jangan lupa ya!

Tahapan meditasi, hanya berlangsung sekitar dua puluh menit, dipandu oleh suara dr. Santo, diiringi musik yang sangat lembut, sangat tenang...

Apabila kami kurang fokus, dan pikiran melayang entah ke mana, kami diharapkan segera kembali mendengarkan arahan suara dari dr.Santo.

Adapun pengalaman saya, setelah selesai terapi, saya hampir selalu berkeringat, karena merasakan ada semacam aliran hawa panas di dalam tubuh saya.

Saya juga pernah tertidur. Kalau yang ini bukan monopoli saya saja, peserta lain pun ada yang ikutan tertidur. Untung kami tidak sampai ngorok...:)

Yang paling seru, pernah saya terhanyut oleh panduan suara pak dokter, sehingga saya tidak menyadari keberadaan saya sampai selesai, dan ini bukan karena tertidur, lho!

Apapun yang saya rasakan pada saat meditasi, membuat perasaan saya menjadi lebih rileks, nafas lebih enteng. Pokoknya menjadi lebih oke!

Khusus teman-teman pasien, saya kira mereka juga mengalami rasa sakit yang jauh berkurang. Buktinya, banyak yang setia datang setiap hari Kamis, bahkan mereka datang dari luar kota.

Kamis, tanggal 6 Agustus 2015, sesudah acara hipnoterapi, ada tambahan acara Halal bi Halal. Kata dr. Santo, ini adalah Halal bi Halal yang ke lima.

Ruang kelas nyaris penuh, hari ini banyak pasien yang datang, diantaranya ada seorang ibu, pasien kanker limfoma yang sedang menunggu jadwal operasi, Semoga operasi ibu ini, berjalan sukses

Selesai ramah-tamah, kami foto bersama dengan dr. Santo. Saya tidak menyertakan foto liputan untuk privacy peserta.

Sebagai tambahan informasi, ternyata dr. Santo sudah menerbitkan buku dengan judul "Stop Nyeri Sekarang".[caption caption="Teknik menyiasati nyeri dengan pendekatan psikologis"]

[/caption]

Apa yang saya ceritakan ini, hanyalah sebatas pengalaman dan sebagian dari apa yang saya ingat.. Mau ikutan? Ayo...!

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun