Bermain memang merupakan kesukaan anak-anak. Apalagi berhadiah... Saking semangatnya untuk mendapatkan ikan yang berisi nomor hadiah, keponakan kami yang masih kecil, memanjat pagar pemba
Ada banyak hal-hal baru yang menarik bagi anak-anak, seperti penjual topeng, dan lain-lain. Pernah juga piala Thomas Cup dipajang di arena JF. Anak saya ngotot ingin berfoto dengan piala itu, sepertinya dia berfoto dengan jasa tukang foto keliling yang ada di sana. Entah kenapa, hasil fotonya tercetak terbalik. Jakarta Fair memang memberikan banyak pengalaman bagi kami. Pokoknya Jakarta Fair seru deh...
Penyilet tas saya itu cukup berbaik hati karena membuang dompet saya di sekitar pos polisi, sehingga saya tidak perlu membuat KTP baru maupun membongkar kunci lemari. Beberapa tahun kemudian, Jakarta Fair berubah nama menjadi Pekan Raya Jakarta, yang disingkat menjadi PRJ. Seiring berjalannya waktu, daya tarik PRJ buat kami mulai memudar, mungkin karena Roh Djakarta Fair yang kami gandrungi sudah mulai sirna, berganti suasana yang berbeda. Atmosfir yang kami cari sudah terbang entah ke mana.
Anak-anak kami pun sudah beranjak remaja dan sibuk dengan aktivitas masing-masing. Kini, puluhan tahun sudah berlalu. Jakarta sudah berubah pesat. Segala macam barang kebutuhan baik lokal maupun import, tersedia di mana-mana. Jakarta penuh sesak dengan supermarket dan mall. Mungkin PRJ Kemayoran atau Jakarta Fair Kemayoran juga punya daya tarik sendiri?
Entahlah... Saya belum pernah berkunjung ke PRJK maupun JFK. Semoga kenangan manis ini, bisa mengingatkan kembali Anda akan pengalaman yang mungkin pernah turut Anda rasakan di masa jadul. Saya kisahkan di sini, karena sayang kalau hanya dinikmati sendiri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H