Mohon tunggu...
Irene Delia
Irene Delia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Universitas Padjadjaran

suka traveling

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Budaya Cashless Melonjak, Pasar UMKM Indonesia Melegit

5 Desember 2022   09:32 Diperbarui: 5 Desember 2022   09:41 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sejak adanya pandemi Covid pada pertengahan tahun 2020, para startup melakukan upgrading khususnya pada metode pembayarannya seperti Gopay,Ovo,ShopeePay,Dana, dan masih banyak lagi. Cashless  kini telah menjadi budaya bagi masyarakat dikarenakan kemudahan dan keefektifan dalam bertransaksi. Jika kita mengulik kembali pada saat dilakukannya PSBB, secara tidak langsung mau tidak mau, masyarakat melek terhadap teknologi saat ini.

Kemelekan terhadap teknologi ini tidak hanya ditujukan untuk satu kalangan saja, melainkan semua kalangan dituntut untuk mampu. Seperti anak-anak yang bersekolah menggunakan aplikasi zoom atau google meet, Ibu-ibu yang berbelanja menggunakan E-Commerce, atau para penjual yang dituntut mampu untuk marketing secara digital. Lantas, apakah ini bersifat untung atau malah menjadi buntung?

Melihat pergerakan cashless yang semakin banyak diminati, akhrnya metode pembayaran ini  diterapkan diberbagai sector UMKM. Tak dapat dipungkiri bahwa banyak keuntungan yang dibawa dari budaya cashless ini. Dari segi penjual, mereka dapat melakukan pencatatan secara digital, bahkan kemudahan untuk membuka lapaknya di ecommerce dengan syaratnya hanya mencantumkan KTP saja. Dari kacamata konsumen, mereka pun diberi kemudahan untuk meregistasi dirinya pada akun e-wallet dengan modal KTP untuk verifikasi akun tersebut.

Berdasarkan data yang telah dikumpulkan melaui Riset Kampus Merdeka Unpad 2022, 9 dari 10 masyarakat merasa sangat puas dan akan menjadi metode pembayaran utama dimasa yang akan mendatang. Seperti yang sering dijumpai, di mall bahkan di warteg sudah bisa menggunakan pembayaran digital seperti QRIS,Gopay,dan sebagainya. Sudah mulai jarang juga dijumpai orang-orang yang membawa cash langsung.

Berikut manfaat yang dirasakan oleh para UMKM terhadap pembayaran cashless di era serba digital pada saat ini.

  • Kenyamanan dan Fleksibel

Kenyamanan sudah menjadi prioritas utama para customer ketika bertransaksi karena para customer tidak lagi harus repot membawa uang ke mana-mana atau singgah ke ATM untuk melakukan tarik tunai.. Dengan akses pembayaran digital ini, semua orang bisa melakukan pembayaran kapan saja dan di mana saja.

  • Serba Praktis

Pencatatan yang sudah otomatis melalui mutasi rekening dari platform pembayaran membuat pembukuan usaha jauh lebih mudah dibandingkan dengan pembukuan yang bersifat manual. Karena sistem pembayaran ini pula mampu melakukan verifikasi sehingga mampu meminimalisir adanya penipuan dalam transaksi.

  • Banyaknya Promo

Promo sendiri sangat dicari-cari oleh customer baik itu cashback ataupun potongan harga. Hal tersebut dapat juga menjadi marketing penjualan yang memikat para customer. Kerja sama dengan platform pembayaran digital ini membuat 9 dari 10 UMKM yang telah di survey, mengalami peningkatan penjualan sekitar 85%.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun