Sesampainya di alun-alun, panas pun mulai menerpa. Wusshhh, angin panas kota Malang begitu terasa sehingga kami mulai berjalan ke venue. Aku dan teman sekamarku pun berjalan bareng dan kami mulai memikirkan venue kuliner tradisional mana yang akan kami kunjungi.Â
Usai pembukaan selesai, kami berjalan ke zona manis. Di sana, kami mencoba beberapa kuliner tradisional yang dioleh jadi modern. Mulai dari surabi sampai gethuk. Satu per satu pemilik pun mulai kami wawancara.Â
"Dapat ide dari mana Mbak? Lalu satunya dijual berapa? Ada rencanakah untuk membuka cabang di luar Malang?" Begitu kira-kira pertanyaan wajib yang aku lontarkan.Â
Tak lupa, semua wawancara itu langsung aku rekam sembari memotret makanan yang dipajang. Duh sayangnya, aku tak dibekali kamera DLSR dan tak punya basic foto yang bagus sehingga fotoku pun seadanya.
"Sebelumnya di:Â Kala Dinas Sendirian ke Kota Malang (I)"
Usai pergi ke zona manis, kami mulai kepanasan dan masuk ke media centre. Yes! Enaknya emang begini! Saat ada acara, pasti akan ada media center khusus untuk duduk dan ngadem. Pukul 14.00 WIB, kami pun kembali keluar untuk menyaksikan pembagian 10 ribu bakso bakar gratis.Â
Kami pun ikut antri dan menyantap 2 tusuk bakso bakar super enak yang emang lain dari yang lain. Setelah itu, aku berinisiatif mewawancarai tukang bakar baksonya. Untunglah, nilai berita di event pembagian bakso ini cukup kuat sehingga aku bisa mengambil angle yang menarik pembaca.
Waduh, ruamenya minta ampun! Festival itu dipenuhi ratusan pengunjung dari berbagai daerah. Kami pun sempat makan rawon khas Jawa Timur serta meliput lomba makan mie pedas sebelum akhirnya menyerah dan kembali ke hotel.
Dalam 1 hari, aku senang sudah bisa membuat banyak berita dari berbagai angle yang menarik, berdasarkan hasil wawancara dan rilis berita.