Saat sedang mencari tiket untuk pulang kampung, beberapa teman saya menyarankan saya untuk tidak membeli tiket tanggal 9 Desember 2017. Kurang percaya akan hal itu, saya mengabaikannya. Pada saat kembali ke kos, kakak saya memberitahu bahwa mama saya menyarankan saya tidak pulang tangal 9 Desember, penasaran akan hal ini, saya kemudian mencarinya di google. Kemudian saya menemukan jawaban atas kekhawatiran mereka. Ada seorang peramal yang mengatakan bahwa tanggal 9 Desember 2017 akan ada "burung besi" yang jatuh ataupun akan adanya bencana alam. Now what? Apakah saya harus menunda kepulangan saya? Atau memajukan tanggal kepulangan?
Sebenarnya pemberitaan ini sedikit mengganggu dan menggoyahkan iman saya, namun semakin dipikirkan, saya semakin merasa bersalah pada Tuhan saya. Apakah sebegitu tidak berkuasanya Tuhan sampai saya harus khawatir juga? Ketika saya berpikir lagi, jika saya akan mati di tanggal 9 Desember itu karena kecelakaan pesawat, berarti itulah jalan-Nya. Apa jika saya mengubah jadwal penerbangan berarti saya tidak akan mati? Tidak juga. Jika jalannya saya akan mati akibat kecelakaan pesawat, maka seharusnya tanggal berapapun itu, hal itu akan terjadi. Untuk apa takut menghadapi kematian yang kau sendiri sudah tau diakhir kematian berarti ada akhir penederitaan dan akan ada kebahagiaan bersama Tuhan? Tidak masalah siapapun ingin meramalkan apapun, pertanyaannya apa yang menjadi respon kita terhadap ramalan tersebut.
Sekarang atau nanti. Karena sakit atau kecelakaan, semua orang akan mati. PASTI akan mati. Jadi, apa kau masih perlu takut dengan kematian? Takutlah jika kau belum memiliki Juruselamat!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H