IRENE JECONIA MANNUELA/191241142
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS AIRLANGGA
Peran kesehatan masyarakat dalam mengatasi tantangan penyakit demam berdarah di Indonesia sangat penting dan strategis. Dengan meningkatkan kesadaran dan edukasi masyarakat tentang penyebab dan cara pencegahan demam berdarah, serta melibatkan aktifitas penyuluhan dan promosi kesehatan, masyarakat dapat berperan lebih efektif dalam mengurangi angka kejadian penyakit ini. Upaya-upaya seperti membersihkan lingkungan, menguras tempat penampungan air, dan menggunakan obat anti nyamuk dapat dilakukan secara bersamaan dan berkesinambungan untuk menghambat perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti, vektor utama penyakit demam berdarah. Dengan demikian, masyarakat dapat berkontribusi signifikan dalam menjaga kesehatan mereka sendiri dan komunitas sekitar, serta mendukung upaya pemerintah dalam mengendalikan wabah demam berdarah di Indonesia.
Penyebab utama DBD adalah infeksi virus Dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk pembawa virus, terutama nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Nyamuk ini biasanya menggigit penderita DBD dan kemudian menggigit orang yang sehat, sehingga mempercepat penyebaran penyakit. Virus Dengue dapat menyebabkan dua kondisi: demam dengue dan demam berdarah dengue. Demam berdarah dengue memiliki gejala yang lebih berat, termasuk demam tinggi, sakit kepala, nyeri tulang dan otot, serta risiko perdarahan dan syok. Oleh karena itu, penting untuk menghindari gigitan nyamuk dan melakukan pencegahan yang efektif untuk mengurangi risiko penularan DBD.
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) tidak hanya merupakan ancaman kesehatan masyarakat, tetapi juga menimbulkan berbagai tantangan yang kompleks dalam pengobatan dan pencegahan. Salah satu tantangan utama adalah diagnosis dini yang sulit. Gejala DBD seringkali mirip dengan penyakit lain, sehingga seringkali diagnosis dilakukan secara retrospektif setelah gejala berat muncul. Selain itu, DBD juga dapat berkomplikasi menjadi kondisi yang lebih berat seperti Hemoragic Dengue Shock Syndrome (HDSS) dan Hemiplegia, yang memerlukan penanganan intensif dan perawatan yang spesifik. Tantangan lainnya adalah kurangnya kesadaran masyarakat tentang risiko dan gejala DBD, sehingga banyak orang yang tidak mengenali gejala awal penyakit ini dan tidak melakukan tindakan pencegahan yang tepat.
Dalam menghadapi tantangan penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD), peran kesehatan masyarakat sangat penting. Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang gejala dan risiko DBD melalui kampanye kesadaran adalah strategi utama. Selain itu, kesehatan masyarakat juga berperan dalam meningkatkan akses vaksinasi DBD, membangun infrastruktur kesehatan yang memadai untuk menangani kasus DBD yang berat, dan menyediakan sumber daya yang cukup untuk penanganan komplikasi DBD. Data menunjukkan bahwa pada tahun 2024, terdapat 88.593 kasus DBD dengan 621 kematian, yang meningkat hampir tiga kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya. Masyarakat dapat berperan aktif dalam pencegahan DBD dengan menjaga kebersihan lingkungan, menaburkan abate, dan membuang barang bekas yang dapat menampung air. Dengan demikian, kesehatan masyarakat dapat berkontribusi signifikan dalam mengatasi tantangan DBD dan memastikan kesehatan masyarakat tetap terjaga.
KESIMPULAN
Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit infeksi berbahaya yang menyebar luas di daerah tropis seperti Indonesia. Penyakit ini disebabkan oleh virus Dengue yang ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus. DBD dapat menyebabkan demam tinggi, sakit kepala, nyeri otot, pendarahan, dan syok. Tantangan utama dalam menghadapi DBD adalah diagnosis dini yang sulit dan kurangnya kesadaran masyarakat tentang risiko dan gejalanya. Penting untuk menghindari gigitan nyamuk dan melakukan pencegahan untuk mengurangi risiko penularan DBD. Kesehatan masyarakat memainkan peran penting dalam meningkatkan kesadaran, akses vaksinasi, membangun infrastruktur kesehatan, dan menyediakan sumber daya untuk penanganan DBD. Diperlukan strategi pencegahan yang terintegrasi dan penanganan komprehensif untuk mengurangi risiko dan dampak DBD.
KATA KUNCI: Aedes Aegypti, DBD, HDSS, Nyamuk, dan  Vaksinasi.
Â