Mohon tunggu...
Irene NovitaSari
Irene NovitaSari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis

Mahasiswa & penulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Krisis Prestasi dan Etika Siswa di Masa Pandemi

19 Oktober 2022   19:03 Diperbarui: 19 Oktober 2022   19:09 553
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Sejak 2 Maret 2020 diumumkannya pandemi covid 19, banyak melahirkan permasalahan yang kompleks dan multidimensional. Kita dihadapkan pada situasi krisis yang menyentuh setiap aspek kehidupan. Mulai dari aspek kesehatan, mata pencaharian, budaya sosial, ekonomi dan tidak terkecuali yaitu pendidikan.

Dalam dunia pendidikan, sekolah-sekolah dipaksa untuk tetap bisa memberikan pembelajaran kepada siswa sedangkan peraturan dari pemerintah yaitu meliburkan aktivitas tatap muka seluruh lembaga pendidikan karena pemerintah ingin penularan virus corona tidak semakin meluas. Hal ini tentunya membawa dampak yang besar bagi dunia pndidikan, semula pembelajaran yang tatap muka diganti menjadi sistem pembelajaran online.

Pembelajaran online atau daring ini merupakan pembelajaran baik secara langsung ataupun tidak langsung antara guru dan siswa melalui jaringan internet. Hal ini merupakan tantangan baru yang dihadapi oleh guru karena permasalahan yang timbul sangat kompleks, tidak semua guru memiliki gadget yang mempuni untuk pembelajaran online, selain itu guru juga dituntut untuk bisa mengelola dan mendesain pembelajaran daring sedemikian rupa guna mencapai tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.

Tidak hanya guru yang mengalami kesulitan dalam pembelajaran daring, siswa yang dijuluki gen z diharapkan mampu untuk mengikuti perkembangan teknologi nyatanya juga masih banyak yang belum memiliki gadget yang mempuni, ketersediaan jaringan  internet yang lambat, penggunaan teknologi yang salah, tentu hal ini juga menghambat terjadinya pembelajaran. Masalah yang lebih kompleks lagi ada di TK dan SD, karena peserta didik tidak mampu secara mandiri untuk melakukan pembelajaran melainkan harus dengan dampingan orang tua. 

Realita yang ada juga tidak sedikit orang tua yang tidak paham mengenai penggunaan teknologi, jelas ini akan menghambat dalam keaktifan siswa dalam proses pembelajaran daring. Kurangnya interaksi secara luring antara guru dan siswa membuat tugas yang diberikan oleh guru susah untuk dipahami karena terkadang guru juga hanya menggunakan whatsapp group untuk pemberian tugas. 

Peserta didik hanya dituntut untuk mengerjakan tugas yang diberikan tanpa adanya penjelasan terlebih dahulu sehingga banyak peserta didik yang tidak bersemangat dalam pengerjaan tugas. Tidak sedikit juga tugas yang diberikan oleh guru malah orang tua yang mengerjakan, siswa yang seharusnya dilatih untuk kreatif dan bertanggung jawab dengan tugas yang diberikan terkesan menyepelekan karena adanya orang tua yang selalu mengerjakan.

Kurangnya interaksi langsung antara guru dan siswa membuat berkurangnya penanaman nilai karakter yang semestinya ditanamkan oleh guru ke dalam diri siswa. Penanaman karakter yang tidak sesuai akan menyebabkan degradasi akhlak dan moral pada siswa karena siswa tidak dapat merasakan secara langsung bagaimana situasi pembelajaran secara luring. 

Terbukti ketika siswa mulai melakukan pembelajara secara luring, siswa kurang bisa menempatkan mana yang baik dan buruk mulai dari berkomunikasi dengan guru dan menghargai teman sebaya. Tentu hal ini juga menjadi PR bagi guru karena tugas guru bukan hanya mengajar, mentransferkan ilmu pengetahuan saja, tetapi guru juga dituntut untuk mendidik siswa agar karakter, sikap, akhlak dan moral siswa dapat terbentuk sesuai dengan nilai yang luhur.

Tidak hanya moral siswa yang menjadi sorotan dampaknya pembelajaran daring, namun prestasi siswa juga menjadi sebuah hal yang harus dianggap serius. Karena tujuan dari pembelajaran yaitu untuk mencapai hasil pembelajaran yang maksimal.  

Sering kali siswa yang mendapatkan nilai bagus saat ujian dan pengerjaan soal, namun ketika guru mencoba untuk mereview kembali siswa banyak yang belum bisa benar-benar paham. Tentu pembelajaran daring ini menjadi evaluasi  untuk semua elemen yang ada di dalamnya, karena bagaimanapun pendidikan akan terus berkembang dan banyak penyesuaian dengan perubahan zaman.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun