Di saat ini adalah hal yang urgen untuk memberdayakan anak didik dalam menghadapi kekerasan karena kesadaran tentang hak-hak anak didik semakin meningkat dan kesadaran akan pentingnya menciptakan lingkungan pendidikan yang aman dan sehat. Namun, masih ada beberapa situasi di mana siswa mungkin menjadi korban kekerasan oleh orang asing, teman di lingkungan sosial ataupun oleh pendidik. Oleh karena itu, penting bagi anak-anak untuk memahami apa yang dimaksud dengan kekerasan, bagaimana cara menghindarinya dan bagaimana mereka bisa menghadapinya jika hal tersebut terjadi.
I. Ajarkan langkah-langkah untuk menghindari kekerasan dengan cara
1. Wajib mengenali tanda-tanda kekerasan
Mengajarkan anak didik untuk mengenali tanda-tanda kekerasan adalah langkah pertama yang penting. Anak didik perlu diberi pemahaman mengenai berbagai bentuk kekerasan baik fisik maupun psikologis. Misalnya: mereka harus tahu bahwa hukuman fisik seperti dipukul, ditampar atau dipukul dengan benda keras dan contoh lainnya mengenai tindakan kekerasan yang berpotensi terjadi adalah tindakan kekerasan yang tidak dapat diterima. Selain itu mereka juga harus memahami bahwa hinaan verbal, kata-kata kasar atau ancaman juga merupakan bentuk kekerasan.
2. Mengajarkan hak-hak anak didik
Setiap anak memiliki hak untuk diperlakukan dengan hormat dan tidak boleh dianiaya oleh siapapun termasuk oleh pendidik mereka. Pendidikan tentang hak-hak anak ini sangat penting agar anak didik tahu bahwa mereka berhak mendapatkan perlindungan dan tidak boleh diperlakukan dengan cara yang tidak pantas. Jika seorang pendidik melakukan kekerasan anak didik harus tahu bahwa mereka berhak untuk mencari bantuan.
3. Penting untuk berkomunikasi secara terbuka
Setelah mendapatkan pengetahuan tentang kewajiban dan hak lanjutkan dengan mengajarkan anak didik untuk berbicara secara terbuka tentang perasaan mereka. Anak didik harus merasa aman dan tidak takut untuk berbicara tentang apa yang mereka alami atau saksikan di sekolah. Memberi anak ruang untuk berbicara tentang kejadian-kejadian yang tidak menyenangkan dan mengajarkan mereka untuk mengungkapkan perasaan dengan cara yang sehat adalah langkah lanjut dalam mencegah kekerasan.
4. Memberikan pelatihan tentang pengelolaan emosi dan konflik
Lanjutkan ke tahap melatih anak didik untuk mengelola emosi dan menangani konflik dengan cara yang konstruktif. Pengelolaan emosi yang baik dapat membantu individu menghindari provokasi dan tidak terlibat dalam situasi yang bisa memicu kekerasan. Melalui program pelatihan tentang kecerdasan emosional dan keterampilan sosial, individu dapat belajar cara berkomunikasi yang sehat dan menyelesaikan konflik tanpa kekerasan.
 II. Mengajarkan anak didik menghadapi kekerasan
Meskipun sudah melakukan upaya pencegahan dengan mengajarkan anak cara menghindari kekerasan, namun kita tidak bisa menutup kemungkinan bahwa kekerasan bisa terjadi. Oleh karena itu anak didik juga perlu diajarkan bagaimana cara menghadapinya jika kekerasan terjadi. Berikut ini beberapa cara yang dapat diajarkan kepada anak didik dalam menghadapi kekerasan.
1. Menghadapi kekerasan fisik
- Tetap tenang: Anak didik perlu diajarkan untuk tetap tenang jika mereka menghadapi kekerasan fisik sambil memikirkan kemampuan terbaik apa yang bisa dia gunakan untuk menghadapi masalah tersebut.
- Jauhkan diri dari sumber pelaku kekerasan: Jika memungkinkan anak didik harus diajarkan untuk mundur atau pergi dari situasi yang tidak aman dan mencari tempat yang aman.
- Cari bantuan segera: Anak didik harus tahu untuk segera melapor kepada orang dewasa yang bisa dipercaya, seperti orang tua, konselor sekolah atau pihak berwenang lainnya. Menghubungi orang yang bisa memberikan perlindungan sangat penting untuk menghentikan kekerasan.
2. Menghadapi kekerasan psikologis
- Jangan "masuk hati": Mengajarkan anak didik untuk tidak merespons kata-kata kasar atau penghinaan secara pribadi sangat penting. Anak didik harus tahu bahwa kekerasan verbal yang dilakukan oleh individu lain adalah masalah si "orang itu" yang tidak mampu lagi berbicara dengan lebih baik, bukan kesalahan anak tersebut.
- Ajarkan untuk percaya diri: Mengajarkan anak didik untuk tetap percaya diri dan tidak merasa rendah diri ketika dihina atau direndahkan sangat penting. Melalui teknik-teknik penguatan diri individu dapat belajar untuk menghadapi kata-kata kasar tanpa merasa terganggu.
- Lapor untuk minta bantuan: Anak didik harus tahu bahwa mereka bisa melaporkan kekerasan verbal atau psikologis kepada pihak yang berwenang seperti: kepala sekolah, orang tua atau konselor. Dengan melapor tindakan kekerasan bisa dihentikan dan anak didik akan merasa didukung. Selain itu mengajarkan anak untuk berbicara tentang perasaan mereka dengan orang yang dipercaya dapat membantu mereka mengatasi perasaan cemas dan takut.
Opini:
Anak didik perlu diberdayakan dengan dilatih untuk mengenali kekerasan, memahami hak-hak mereka dan tahu cara menghadapinya jika hal tersebut terjadi. Di sisi lain semua pendidik dan masyarakat harus bekerja bersama untuk memastikan bahwa setiap anak didik mendapatkan pendidikan yang bebas dari kekerasan, mendukung perkembangan mereka secara fisik, emosional, dan psikologis. Dengan menciptakan ruang yang aman dan penuh penghargaan kita dapat menciptakan lingkungan pendidikan yang aman dan sehat membentuk generasi yang lebih sehat, lebih kuat dan lebih siap untuk menghadapi masa depan.
Untuk lingkungan pendidikan yang aman dan sehat pemberdayaan anak didik dalam menghadapi kekerasan perlu didukung oleh pendidik dan masyarakat yang telah teredukasi dan siaga beraksi. Para pendidik dan masyarakat perlu terus diberikan informasi dan atau pelatihan untuk menjadi pengawas dan pendukung bagi lingkungan pendidikan yang aman.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H