- Cara bisa salah: Pendidik menuntut hasil yang sempurna dalam hal akademik, kegiatan ekstrakurikuler, maupun prestasi lainnya, dengan memberikan kebebasan tanpa monitoring dan dukungan emosional yang cukup . Misalnya: pendidik yang memotivasi anak didik dengan memberikan kebebasan yang sebebas-bebasnya tanpa monitoring sambil menuntut anak didk untuk selalu menjadi yang terbaik tanpa memberikan ruang bagi anak untuk merasa bangga dengan usaha mereka, atau tanpa mengakui rasa lelah anak. Â
- Dampak Negatif: Anak didik yang merasa tidak didukung secara emosional bisa merasa terisolasi dan tidak dihargai. Hal ini dapat menurunkan motivasi anak untuk melakukan yang terbaik, karena mereka merasa bahwa mereka tidak akan pernah cukup baik, juga bisa merasa tertekan dan cemas yang justru menghambat perkembangan mereka.
- Penyesuaian: Anak didik adalah individu yang membutuhkan dukungan emosional untuk membentuk mereka menjadi individu yang humanis. Karena itu sepintar atau semandiri apapun anak didik anda sediakan waktu untuk melakukan monitoring dan review proses dari hasil kegiatan yang mereka lakukan.
 Â
 Opini:
Cara pendidik memotivasi anak didik dengan tujuan baik menjadi salah jika menyebabkan dampak jangka panjang pada perkembangan mental, emosional dan sosial anak didik yang tidak sesuai dengan harapan. Anak didik yang dimotivasi dengan cara yang salah dapat kehilangan motivasi intrinsik, merasa tertekan bahkan kehilangan rasa percaya diri. Untuk itu penting bagi pendidik untuk menyesuaikan cara memotivasi anak didiknya.Â
Memotivasi dengan cara yang mendukung perkembangan motivasi internal seperti: memberikan penghargaan berdasarkan usaha, mendengarkan perasaan anak didik, memberikan kebebasan dalam pengambilan keputusan, serta menghargai proses belajar anak didik.Â
Dengan demikian anak didik dapat tumbuh menjadi individu yang termotivasi secara sehat, percaya diri dan memiliki rasa tanggung jawab terhadap diri mereka sendiri.Â
Contoh cara memotivasi yang disebutkan diatas berdasarkan pengalaman, hasil wawancara penulis dengan orang-orang yang penulis temui dalam kehidupan sehari-hari. Bagi anda yang memiliki pandangan berbeda atau mengetahui contoh motivasi lainnya yang dapat membuat trauma atau merusak pola pikir dan perilaku silahkan tambahkan pada kolom komentar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H