Mohon tunggu...
Irena Nathania
Irena Nathania Mohon Tunggu... -

A college student

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Masa Sih Manusia Menggunakan Otaknya Hanya 10%?

12 Oktober 2014   21:40 Diperbarui: 17 Juni 2015   21:20 2183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seperti yang sudah kita ketahui, otak manusia merupakan struktur pusat pengaturan yang terdiri atas 100 juta sel saraf yang mampu mengatur serta mengkordinir sebagian besar gerakan, perilaku, dan fungsi tubuh homeostasis sehingga otak manusia bertanggung jawab pada pengaturan seluruh badan dan pemikiran manusia. Sungguh luar biasa apabila kita melihat kinerja otak yang membantu seluruh manusia dalam beraktivitas. Namun seringkali dari kita mendengar bahwa otak manusia pada umumnya hanya digunakan 10% saja dari keseluruhan kemampuannya. Apakah itu benar? Dan ada juga yang berpendapat bahwa Albert Einstein menggunakan otaknya lebih dari 10% sehingga dia dapat menciptakan ide-ide brilian dalam bidang fisika dan matematika.

Anggapan bahwa manusia rata-rata hanya menggunakan otaknya sebesar 10% saja hanyalah mitos belaka dan tidak benar adanya. Dan Albert Einstein menjadi seorang yang jenius bukan karena ia menggunakan otaknya lebih dari 10% namun karena pada kedua sisi otak pada Albert Einstein bersinergi baik satu sama lain dan otak yang dimilikinya berbeda dari otak manusia pada umumnya.
Bagaimana mitos tersebut dapat menyebar dan sering dibicarakan dalam masyarakat? Pada awal abad ke-20, peneliti medis yang mempelajari otak binatang dan penderita stroke menemukan bahwa bagian dalam otak yang berbeda-beda akan mengontrol dan mengkordinasi aktivitas yang berbeda pula. Misalnya bagian X dalam otak dapat mengkordinasi bagian ibu jari tangan kiri, dan bagian Y dalam otak dapat mengkordinasi bagian ibu jari tangan kanan. Untuk mengetahui kordinasi dari bagian otak adalah dengan memberikan kejutan listrik ke area otak tertentu untuk memetakan fungsi dari tiap bagian otak. Dengan menggunakan metode tersebut, para scientist mencoba memetakan fungsi otak yang disetrum dengan efek rangsangan pada gerakan motorik manusia. Namun hasilnya hanya 10% saja yang menunjukan respon ketika distimulasi dengan aliran listrik. Sedangkan bagian 90% yang lain tidak ada yang memberikan respon satu pun, bagian-bagian itulah yang disebut oleh scientist sebagai silent cortex karena fungsinya belum diketahui. Sayangnya, bagi masyarakat yang non-scientist menganggap bagian 90% itu sebagai bagian yang memang mati/tidak aktif secara permanen. Dengan demikian muncullah miskonsepsi terhadap 10% otak itu dimulai dan menyebar dalam perbincangan masyarakat. Kebenaran Tentang Mitos 10% Otak pada Manusia Saat manusia melakukan segala sesuatu dan berpikir, manusia selalu menggunakan sel-sel saraf otaknya pada setiap bagiannya sehingga membuat otak bekerja sepanjang waktu dan selalu aktif. Saat kita tertidur atau sedang tidak melakukan apa-apa/bengong, bahkan otak kita masih bekerja. Mengenai 90% yang disebut oleh para scientist sebagai silent cortex, belum diketahui fungsinya belum berarti tidak memiliki fungsi. Karena keterbatasan peralatan yang digunakan para scientist pada waktu itu, membuat mereka sulit untuk menelusuri tentang fungsi dari silent cortex. Seiring berjalannya waktu dan berkembangnya teknologi, memberikan kesempatan kepada scientist masa kini untuk menelusurinya lebih dalam. Untuk mengetahui fungsi otak saat ini, para medis menggunakan FMRI, CT Scan, PET Scan, EEG, dan sebagainya. Dengan alat canggih tersebut, para scientist dapat mengobservasi aktivitas virtual otak yang dapat mengetahui secara lebih jauh bagian otak mana yang dapat mengkordinasi kegiatan tertentu. Dan dengan alat-alat tersebut menunjukkan bahwa tidak ada bagian dari otak yang tidak aktif, silent cortex pun ternyata mempunyai fungsi, yaitu sebagai pusat kontrol kognitif manusia, seperti kemampuan berpikir dan menggunakan bahasa.
Kesalahan dalam mitos 10% otak manusia menjadi lebih kuat karena didukung oleh beberapa ahli, yaitu:
  • Eric Chudler, Direktur Center for Sensorimonitor Neural Engineering di University of Washington; dan Barry Beyerstein, Professor Psikologi Simon Fraser University, mengatakan bahwa ketika melakukan penelitian menggunakan PET Scan dan FMRI menunjukkan bahwa seluruh bagian otak memiliki fungsi masing-masing dalam mengkordinasi setiap aktivitas manusia.

Pada kenyataannya apabila kita hanya menggunakan 10% dari otak kita, maka kita akan rentan terhadap berbagai kelainan otak. Tidak ada satupun bagian otak yang apabila di non-aktifkan tidak akan menimbulkan dampak yang fatal. Apabila 90% bagian dari otak manusia tidak aktif, maka sama saja manusia tersebut dalam keadaan kritis. Semoga artikel ini dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan yang masih membingungkan masyarakat atas kesalahpahaman mengenai mitos "Penggunaan otak manusia pada umumnya hanya 10% saja dari keseluruhannya" :)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun