Mohon tunggu...
IRENA NUR ANGGRAINI
IRENA NUR ANGGRAINI Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Politeknik Negeri Jakarta ( Jurnalistik )

With a solid academic background in journalism and communication, I possess a deep comprehension of contemporary media and communication landscapes. My educational pursuits have sharpened my abilities in writing, editing, research, and media analysis, equipping me with a versatile skill set. At the core of my professional drive is a fervent passion for developing impactful communication strategies and engaging with audiences in meaningful ways. I am confident that my dedication and skill set make me a standout contributor in the field of media and communication

Selanjutnya

Tutup

Love

Dukungan, Kenangan, dan Kehilangan

12 Juni 2024   15:44 Diperbarui: 12 Juni 2024   15:52 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber :  https://unsplash.com/photos/woman-sitting-on-window-2vmcCcy6sGo

Memahami bahwa kehilangan, meskipun menyakitkan, juga membawa pelajaran berharga tentang kehidupan, cinta, dan diri sendiri.

Saya bukanlah seorang yang bijaksana, melainkan hanya seseorang yang masih belajar mengatasi rasa kehilangan ini. Mungkin Anda, yang membaca tulisan ini, telah menemukan cara yang lebih baik untuk menghadapinya. Saya ingin berbagi sedikit tentang perjalanan saya dalam menghadapi kehilangan, meskipun saya menyadari bahwa pengalaman saya mungkin tak sebanding dengan pengalaman Anda.


Kehilangan pertama yang saya alami adalah kehilangan orang yang sangat saya cintai, seorang yang selalu ada untuk saya dalam setiap langkah hidup. Ketika dia pergi, dunia saya seakan runtuh. Saya tidak tahu bagaimana cara melanjutkan hidup tanpa kehadirannya. Rasa sakit yang saya rasakan begitu mendalam, seolah-olah tidak ada lagi harapan. Anda mungkin pernah merasakan hal yang sama, tetapi
saya yakin Anda memiliki cara yang lebih bijaksana untuk menghadapinya.


Pada awalnya, saya mencoba untuk menahan air mata dan berpura-pura kuat. Saya berpikir bahwa dengan menekan perasaan saya, rasa sakit itu akan hilang dengan sendirinya. Namun, kenyataannya, semakin saya mencoba menahan, semakin besar rasa sakit itu. Saya melihat bagaimana orang lain bisa menghadapi kehilangan dengan tenang dan penuh ketabahan. Anda mungkin salah satunya. Bagaimana Anda melakukannya? Bagaimana Anda bisa tetap tegar di tengah badai kehilangan?


Saya mulai belajar bahwa penting untuk mengizinkan diri merasakan semua emosi yang muncul. Saya belajar bahwa tidak apa-apa untuk menangis, untuk merasa sedih, marah, atau bahkan merasa hampa. Emosi-emosi ini adalah bagian dari proses penyembuhan. Saya masih dalam tahap awal perjalanan ini, dan saya sering merasa tersesat. Anda, yang mungkin sudah jauh lebih maju dalam perjalanan ini, tentu memiliki banyak hal yang bisa diajarkan kepada saya.


Ada hari-hari di mana saya merasa sangat rapuh, di mana kenangan-kenangan indah bersama orang yang saya cintai kembali menghantui saya. Saya terjebak dalam nostalgia dan rasa rindu yang begitu mendalam. Saya bertanya-tanya apakah saya akan pernah bisa melewati rasa kehilangan ini. Anda, yang mungkin telah berhasil menemukan kedamaian setelah kehilangan, pasti memiliki cara untuk mengatasi rasa rindu ini. Bagaimana Anda melakukannya? Saya ingin tau.


Dalam upaya mengatasi kehilangan, saya mencoba mencari penghiburan dalam hal-hal yang dulu saya nikmati bersama orang yang saya cintai. Saya mencoba untuk menghargai setiap kenangan indah dan melihatnya sebagai bagian dari hidup saya yang berharga. Namun, seringkali, kenangan-kenangan ini justru membuat saya semakin merindukan kehadirannya. Saya tahu bahwa Anda, yang telah berhasil menemukan cara untuk berdamai dengan kenangan, memiliki kebijaksanaan yang bisa saya pelajari.
Bagaimana Anda melakukannya?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun