Mohon tunggu...
Irda Handayani
Irda Handayani Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Blogger | Writer | Graphic Designer | Founder of Rumah Blog Indonesia | www.rumahblogindonesia.web.id I www.irda.web.id

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Tong Sampah Pikiran

19 Juni 2011   05:15 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:23 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setiap manusia memiliki rutinitas sendiri, memiliki pola kehidupan sendiri, memiliki tujuan hidup, misi dan visi sendiri, masing-masing. Kesemua hal di dunia ini memang dapat berubah seiring dengan berbagai faktor, indikator dan parameter yang mempengaruhinya. Tanpa merubah karakter individualnya, setiap manusia memiliki hak dan kebebasan untuk bergantung pada dirinya sendiri.

Pola pikir, tentu beragam. Cara menemukan solusi dan menyelesaikan berbagai masalah, tentu juga sangat bermacam. Ritme cara kerja otak dan pikiran dapat mempengaruhi berbagai lingkungan. Meluncurkan hal-hal tidak terduga yang dapat bermanfaat bagi orang lain. Itulah pola pikir yang sangat mumpuni, yang sangat sosialita.

Setiap individu juga harus paham dengan porsinya di dunia, tiada yang berperan sangat double dalam menjalani kehidupan, si panggung sandiwara. Jika berpola “rakus”, semua hal ingin dihadapi, ingin diselesaikan, ingin dijadikan hak milik, ingin memonopoli keadaan, maka jangan lama-lama menunggu karena saat kejatuhan Anda akan segera datang menghampiri tanpa pernah dapat diduga.

Mengapa kita (saya dan Anda semua) harus diingatkan tentang porsinya di dunia? Karena setiap orang telah diberi peran penting oleh Tuhan YME, sehingga bisa fokus dan legowo dalam menjalani hidup. Seseorang yang sadar akan peran pentingnya, maka dia akan mengejar tujuan hidupnya, yaitu untuk membantu diri dan orang lain.

Berbagai peran tertata, tentu dengan porsi yang terbagi juga. Jangan pernah berkecil hati dan sedih saat hanya bisa melihat porsi peran orang lain yang ternyata lebih besar dari porsi peran diri sendiri. Ingat, semua ini memiliki proses. Tidak ada seorang ibu yang melahirkan anak yang langsung berumur 20 tahun, impossible bro/sist! Maka tidak akan ada seseorang yang langsung memiliki peran sebagai pemimpin tanpa mengarungi pahit manisnya segala jenis proses perjuangan, terkecuali jika dia memang telah mendapat semacam anugerah atau warisan mendadak, hahahaha….

Ingat kembali, bahwa setiap pribadi itu memiliki keunikan masing-masing. Maka jangan pernah ragu dan malu untuk mengeksploitasi diri, karena setiap orang telah diberikan anugerah bakat yang unik, tinggal bagaimana cara Anda menemukan dan mengeluarkan semua potensi itu. “Saya tidak tahu bagaimana karakter saya yang sesungguhnya” atau “Saya malu dan takut tidak akan diterima oleh lingkungan jika saya mengeluarkan ide-ide pikiran saya” atau “Saya sering tidak dianggap oleh orang lain, seperti menduduki peran si pelengkap penderita saja”, dan lain sebagainya.

Runtutan kalimat ketidakpercayaan diri di atas adalah buah yang membusuk dari pola pikir seseorang. Dia bahkan tidak yakin pada dirinya sendiri kalau dia memiliki banyak hal yang bisa membanggakan bagi orang lain. Dia bahkan tidak merasa bangga dengan dirinya sendiri. Yakinlah, bahwa tidak ada yang sia-sia di kehidupan ini sobat! Termasuk Anda!

Kembangkan pola pikir, Anda tidak sendiri mengalami ini, Anda harus bisa membuka diri dengan pola pikiran yang berbeda lainnya, saling melengkapi hingga dapat menjadi pola yang sempurna dan berguna. “Tapi, masalah saya berbeda dari masalah pada umumnya, dan tidak akan ada yang bisa mengerti dengan keadaan saya”. Akh, sungutan yang terus mematahkan semangat dan membunuh kemandirian pribadi dalam bersosialisasi.

Anda tahu apa yang akan saya lakukan jika bertemu dengan seseorang yang memiliki pola pikiran seperti itu? Saya akan segera mencari tong sampah! Eits, bukan orangnya yang akan saya buang, namun pikiran kotor dan jorok itu yang harus dibuang, “bikin semak aja!” (kata orang Medan). Maksimalkan kapasitas otak Anda dengan memikirkan hal-hal yang lebih positif dan segera lakukan maintenance untuk membuang benalu raksasa yang perlahan akan membunuh kreatifitas Anda itu.

Jadi, saya sarankan agar Anda harus membawa sebuah tong sampah kemanapun Anda pergi, dimana tong sampah itu berfungsi sebagai TPA = Tempat Pembuangan Akhir semua pikiran kotor, jorok, tidak jelas, tidak penting dan semua pikiran yang berpotensi mengotori jiwa dan pikiran Anda.

Mengingat hari ini adalah hari Minggu, yang identik dengan kerja gotong royong, maka marilah bersama-sama kita membersihkan pikiran masing-masing dan membuangnya ke tong sampah.

Selamat berhari Minggu ^___^

Bandung - 190611

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun