Sebagai seorang penderita dan aktivis kanker payudara, sudah seharusnya saya membagikan pengetahuan tentang penyakit ini kepada siapapun juga. Bukan ingin mengumbar aib, bukan ingin dikasihani, bukan ingin meraih simpati, namun lebih kepada tindakan himbauan kepada semua orang, khususnya para wanita, agar lebih waspada dan dapat mengambil hikmah dari kisah perjalanan saya ini.
Hari ini, saya ingin sharing tentang hal baru yang saya dapatkan, masih terkait tentang kanker payudara. Bagi seorang penderita kanker payudara, pola makan sehat sangat dianjurkan, sangat disarankan dan harus diterapkan. Meskipun para penderita kanker payudara ini mengetahui secara pasti apa dampak yang akan mereka terima bila melanggar pola makan sehat, tetap saja mereka manusia biasa, yang terkadang “bandel” dan melanggar aturan tersebut.
Seperti kejadian yang baru saja saya alami (kembali), setelah berhasil menguasai dan “puasa” dengan berbagai macam es krim yang mengandung lemak jenuh, akhirnya saya kalah dan menjadi seorang pecundang dengan mengonsumsi kentang goreng.
Beberapa bulan yang lalu, salah seorang sahabat saya mengatakan dan memberikan penjelasan dengan detail apa bahaya kentang bagi manusia, khususnya bagi penderita kanker payudara. Mengapa kentang bisa berbahaya? Karena tingkat racun pestisida yang terdapat di dalam kentang sangat banyak. Hal ini diceritakan secara langsung oleh seorang petani kentang kepadanya.
Beliau menceritakan bahwa seluruh keluarganya tidak pernah mengonsumsi kentang lagi semenjak mengetahui bagaimana cara pembudidayaan tanaman itu. Kentang yang tumbuh dengan alami akan sering terjangkit penyakit dan menyebabkan kebusukan, sehingga banyak petani kentang menggunakan pestisida untuk melindungi tanaman kentangnya dari kebusukan itu, tentu saja demi menghindari kerugian akibat gagal panen. Namun, jumlah pestisida yang digunakan 2 kali lipat lebih banyak daripada tanaman lainnya. Racun pestisida tersebut akan diserap oleh tanaman kentang dan mendekam di dalam buah. Itulah sebabnya mengapa kentang sangat berbahaya bagi manusia, bila penggunaan pestisida melebihi dari dosis yang dianjurkan.
Oleh karena hal tersebut, sahabat saya melarang bahkan mengharamkan kentang bagi saya. Pesan dan nasehat itu saya turuti. Namun, seperti yang saya katakan tadi bahwa seorang penderita kanker payudara adalah seorang manusia juga, yang bisa alpa, lupa atau khilaf.
Beberapa hari yang lalu saya keranjingan memakan kentang goreng buatan bulek! Kentang yang dipotong kecil-kecil dan dilumuri dengan tepung bumbu ayam goreng plus sambal ekstra pedasnya telah membuat saya menjadi seorang pecundang, saya khilaf. Rutin, setiap hari saya minta dibuatkan kentang goreng itu. Bahkan, dalam satu hari saya bisa mengonsumsi kentang goreng sebanyak 2 piring. Astagfirullah, saya tidak sadar, hanya karena menuruti nafsu mulut dan perut saya hiraukan kata hati saya sendiri yang setia mengingtkan akan nasehat sahabat tadi.
Sesal kemudian, selalu saja datang terlambat. Selama 3 hari berturut-turut saya tidak bisa tidur karena benjolan yang ada pada payudara kiri saya berdenyut keras dan sangat menyakitkan. Saya tidak bisa tidur hingga pukul 02.30 pagi. Ketika rasa sakit itu menyerang, saya hanya bisa berpikir dan berusaha mengulang memori otak, menelusuri pola makan dan kebiasaan yang lainnya.
Jus wortel, OK. Makan daging, tidak. Makan seafood, tidak. Makan mie kemasan, tidak. Makan junk food (fast food), tidak. Dan ternyata, memori untuk kentang goreng ini keluar ketika saya tidak mengonsumsi kentang goreng lagi, dimana benjolan tersebut tidak berdenyut dan menyakitkan saya lagi. Alhamdulillah ya Allah, Engkau masih melindungi hamba.
Pelajaran berharga lagi bagi saya, pelajaran dan pengetahuan dari ilmu pengalaman sendiri, pengalaman menilik dan meneliti korelasi antara tubuh dengan penyakit yang diderita. Pelajaran dimana kegigihan masih harus dijunjung kuat agar kita bisa menjaga dengan sepenuh hati komitmen kesehatan diri kita sendiri.
Informasi di bawah ini adalah informasi tambahan yang saya dapatkan dari dunia maya, dimana informasi tentang bahayanya kentang bisa menjadi acuan bagi Anda untuk lebih ekstra lagi memilih makanan sehat apa saja yang layak untuk dikonsumsi.
Anda dan anak Anda penggemar kentang goreng? Hati-hatilah, ternyata, makanan lezat ini berpotensi menyebabkan kanker payudara, begitulah hasil dari penelitian yang dilakukan para perawat di Amerika Serikat. Menurut Dr. Karein Michels dari Boston dan Harvard Medical School, orang yang memimpin penelitian itu, ada cukup banyak bukti bila kentang goreng yang biasa tersaji di restoran/fast food akan berdampak pada kesehatan seseorang, terutama bila sudah menginjak dewasa.
Michels adalah giri besar dan epidemiologis klinis pada rumah sakit wanita di Boston. Ia bersama timnya melakukan penelitian terhadap 582 wanita pengidap kanker payudara dan 569 lain yang bebas kanker. Hasilnya, para wanita yang mengidap kanker payudara ternyata sering makan kentang goreng saat usia pra sekolah. Kesimpulannya, ada kaitan konsumsi kentang goreng dengan kanker payudara.
Hasil penelitian ini bisa diakses melalui situs www.bmj.bmjjournal.com . Ini adalah jurnal kesehatan yang banyak membahas tentang penyakit kanker. Di situ juga tertulis bahwa remaja yang terbiasa memakan kentang goreng mempunyai resiko kanker payudara jauh lebih tinggi ketika dewasa, daripada yang tidak mengonsumsi. Bahkan, para peneliti menyimpulkan, anak-anak yang menyantap kentang goreng seminggu sekali dipastikan 27% terserang kanker.
Sumber : http://yuksehat.info/bahaya-kentang-goreng/
Sesuatu yang terlalu banyak itu tidak selalu baik, sesuatu yang terlalu sedikit juga tidak selalu baik. Tentukan sendiri porsi dan pola makanan sehat bagi tubuh Anda, khususnya bagi Anda yang menderita penyakit menahun. Kalau bukan kita, siapa lagi yang menjaga kesehatan tubuh sendiri? J
Semoga sharing singkat saya ini bermanfaat dan Anda semua dapat mengambil hikmah darinya, amin.
090312
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H