Manusia merupakan salah satu sumber daya terpenting di dalam sebuah organisasi. Menurut Nawawi (2005:3), manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang kompleks dan unik dan diciptakan dalam integrasi dua substansi. Substansi pertama yaitu tubuh (fisik/ jasmani) sebagai unsur materi, sedangkan substansi kedua disebut jiwa (rohani/ psikis) yang bersifat non-materi. Antara satu orang dengan yang lain pasti memiliki pemikiran dan perilaku yang berbeda. Apalagi dalam suatu perusahaan, berbagai karyawan yang terdiri dari suku, ras, agama bahkan usia yang berbeda-beda. Mulai dari yang termuda dengan pengalaman yang minim sampai dengan yang lebih senior tentu saja memiliki pandangan dan persepsi yang berbeda pula. Dengan berbagai perbedaan itu, para karyawan dituntut untuk saling bekerja sama dalam mencapai target perusahaan. Hal tersebut tentunya bukan hal yang mudah. Banyak tantangan yang harus dihadapi termasuk cara mengkomunikasikannya dengan baik antar sesama karyawan lintas generasi.
Lalu, bagaimanakah cara untuk mengelola perbedaan antar karyawan lintas generasi di perusahaan?
Solusi pertama yang kami sarankan adalah “Papan pujian”
Hal ini memiliki efek positif dan negatif. Efek positif dari hal ini adalah bagi orang yang mendapat pujian banyak, hal itu dapat memotivasi mereka dalam bekerja. Dan bagi yang mendapat pujian sedikit mereka akan lebih mencoba untuk bekerja dan bersikap lebih baik kedepannya. Dengan adanya kritikan secara anonim pun akan membuat karyawan belajar akan kesalahannya.
Efek negatif dari hal ini adalah bagi karyawan yang mendapat pujian sedikit malah akan ada penurunan motivasi dalam bekerja. Lalu hal ini juga bisa tidak terlaksana dengan baik karena adanya bias dari para penulis.
Lalu solusi kedua adalah “Back to the Future”
Back to the Future ini akan membuat para karyawannya merasakan bagaimana suasana pada generasi yang direpresentasikan. Ini akan membuat para karyawan dari generasi tersebut merasa nostalgia dan karyawan yang bukan dari generasi tersebut dapat merasa menjadi bagian dari generasi tersebut.
Selain solusi yang telah kami kemukakan diatas, berikut ada beberapa solusi yang telah kami rangkum dari berbagai sumber.
Pertama, perlunya diadakan ice breaker games antara karyawan lama dan karyawan baru. Terkadang, karyawan baru merasa segan untuk bertanya kepada karyawan senior karena beberapa alasan. Pengadaan ice breaker games ini bermanfaat untuk mempererat hubungan antara karyawan senior dengan karyawan yang lebih muda sehingga memperkecil gap antara mereka. Selain itu, dalam sebuah proyek, tingkatkan keterlibatan di antara mereka sehingga mau tidak mau mereka dituntut untuk bekerja sama dalam menyelesaikan proyek tersebut.