Wanita seringkali dianggap lebih mampu menjalani kehidupan sendiri dimasa tua dibandingkan laki-laki. Ada berbagai faktor yang mendasari hal ini, mulai dari aspek sosial, psikologis, hingga biologis. Pemahaman tentang mengapa wanita lebih tangguh dan mandiri dalam menghadapi masa tua tanpa pasangan tidak hanya penting untuk memahami dinamika sosial, tetapi juga untuk merancang strategi yang mendukung kesejahteraan lansia secara umum.
Secara sosial, wanita umumnya memiliki jaringan dukungan yang lebih kuat daripada laki-laki. Sepanjang hidup, wanita cenderung lebih sering terlibat dalam hubungan sosial yang mendalam dan berarti, baik dengan keluarga, teman, maupun komunitas. Jaringan sosial yang luas ini memberikan dukungan emosional yang sangat penting ketika mereka memasuki usia lanjut, terutama saat mereka harus hidup tanpa pasangan. Dalam konteks ini, wanita lebih terbiasa mencari dan memberi dukungan sosial yang menjadi fondasi penting untuk menjalani kehidupan yang mandiri di masa tua.
Selain itu, wanita cenderung lebih adaptif dalam menghadapi perubahan hidup yang signifikan, termasuk kehilangan pasangan. Mereka sering menunjukkan kemampuan coping yang lebih baik yang merupakan hasil dari pengalaman hidup yang kaya dan peran ganda yang sering mereka jalani, baik sebagai pengasuh keluarga maupun pekerja. Kekuatan mental ini memungkinkan wanita untuk menghadapi tantangan masa tua dengan lebih tenang dan terencana.
Dari sisi psikologis, wanita cenderung memiliki keterampilan komunikasi yang lebih baik yang memainkan peran penting dalam menjaga kesehatan mental di usia lanjut. Dengan keterampilan ini, mereka lebih mampu mengekspresikan perasaan, meminta bantuan, dan menjalin hubungan baru jika diperlukan. Hal ini berkontribusi pada kemampuan mereka untuk tetap aktif secara sosial dan emosional yang merupakan kunci kebahagiaan di masa tua.
Secara biologis, ada juga faktor yang membuat wanita lebih mampu hidup sendiri. Umur harapan hidup wanita umumnya lebih tinggi dibandingkan laki-laki. Hal ini seringkali berarti bahwa wanita lebih sering menjadi janda dibandingkan dengan pria yang menjadi duda. Namun, meskipun mereka mungkin mengalami kesepian setelah kehilangan pasangan, wanita umumnya lebih cepat bangkit dan mampu menyesuaikan diri dengan kehidupan baru.
Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa hidup sendiri dimasa tua tetap memiliki tantangan, baik bagi wanita maupun laki-laki. Meski wanita lebih mampu beradaptasi, mereka masih menghadapi risiko kesehatan yang lebih tinggi, seperti osteoporosis, artritis, dan gangguan kognitif. Oleh karena itu, penting bagi wanita untuk tetap menjaga kesehatan fisik dan mental mereka serta tetap aktif secara sosial.
Penting juga untuk menggarisbawahi bahwa dukungan dari keluarga dan masyarakat tetap esensial bagi wanita dimasa tua. Meskipun mereka lebih mampu hidup sendiri, dukungan ini dapat membantu mereka menjalani kehidupan yang lebih sejahtera dan bermakna. Kemandirian bukan berarti isolasi dan menjaga hubungan dengan orang-orang terdekat adalah aspek penting dari kesejahteraan di usia lanjut.
Kesimpulannya, wanita lebih mampu hidup sendiri di masa tua dibandingkan laki-laki karena mereka memiliki jaringan sosial yang kuat, kemampuan coping yang baik, serta keterampilan komunikasi yang unggul. Namun, penting untuk terus mendukung para wanita lansia dengan memastikan akses mereka terhadap perawatan kesehatan, dukungan sosial, dan kesempatan untuk tetap aktif secara fisik dan mental. Dengan pendekatan yang holistik, wanita dapat menjalani masa tua mereka dengan kemandirian dan kebahagiaan yang maksimal.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H