Mohon tunggu...
Ira AyuAnanda
Ira AyuAnanda Mohon Tunggu... Sekretaris - Mahasiswa Kesehatan

tempat portofolio dari mahasiswa gabut

Selanjutnya

Tutup

Love

Banyak Janji yang Kuterima, tetapi Tidak dengan Buktinya

19 Agustus 2024   19:07 Diperbarui: 19 Agustus 2024   19:34 8
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam kehidupan sehari-hari, janji sering kali menjadi bagian penting dari interaksi kita dengan orang lain. Janji adalah komitmen verbal yang mengindikasikan niat dan harapan untuk melakukan sesuatu di masa depan. Namun, sering kali kita mendapati bahwa banyak janji yang kita terima tidak disertai dengan bukti nyata atau realisasi.

Ketika seseorang membuat janji, mereka biasanya berjanji untuk memenuhi kebutuhan atau harapan kita. Janji ini bisa datang dalam berbagai bentuk dari janji sederhana, seperti "Aku akan meneleponmu nanti" hingga janji yang lebih signifikan seperti "Aku akan selalu ada untukmu". Harapan yang kita letakkan pada janji-janji ini sering kali tinggi karena kita mengandalkan kata-kata tersebut sebagai tanda bahwa seseorang benar-benar peduli dan berkomitmen pada hubungan atau situasi tersebut.

Namun, ketika janji-janji tersebut tidak pernah dipenuhi atau hanya tinggal janji, kita sering kali merasa dikhianati atau kecewa. Ketidakmampuan untuk memenuhi janji dapat merusak kepercayaan dan memperlemah hubungan, baik dalam konteks pribadi maupun profesional. Ketika seseorang terus-menerus membuat janji tanpa bukti nyata atau tindakan yang mendukung, kita mungkin merasa bahwa kata-kata mereka tidak memiliki nilai yang berarti dan bahwa mereka tidak menghargai komitmen mereka.

Ada beberapa alasan mengapa janji-janji mungkin tidak pernah terwujud. Kadang-kadang, orang mungkin membuat janji yang mereka tidak sepenuhnya mampu penuhi karena mereka tidak benar-benar memahami kapasitas mereka atau situasi yang mereka hadapi. Mereka mungkin memiliki niat baik, tetapi kesulitan dalam memenuhi janji karena berbagai faktor, seperti keterbatasan waktu, sumber daya, atau keadaan yang tidak terduga.

Selain itu, ada kalanya janji dibuat hanya untuk menenangkan atau menyenangkan orang lain tanpa adanya niat atau keinginan yang sebenarnya untuk memenuhi janji tersebut. Dalam kasus ini, janji hanya menjadi alat untuk menghindari konflik atau memberikan kesan bahwa seseorang peduli tanpa benar-benar berkomitmen pada tindakan yang diperlukan.

Ketika kita menghadapi situasi dimana banyak janji yang diterima tidak disertai dengan bukti atau realisasi, penting untuk mengelola ekspektasi kita dan mengevaluasi hubungan atau situasi tersebut. Komunikasi terbuka tentang harapan dan batasan kita sangat penting untuk memastikan bahwa semua pihak memiliki pemahaman yang sama tentang komitmen yang diharapkan. Jika kita merasa bahwa janji tidak dipenuhi secara konsisten, mungkin saatnya untuk mempertimbangkan ulang hubungan atau mengevaluasi bagaimana kita menanggapi janji-janji yang dibuat oleh orang lain.

Dalam menghadapi kekecewaan ini, penting untuk menjaga integritas dan kejelasan kita sendiri. Meskipun janji orang lain mungkin tidak selalu terwujud, kita tetap bisa menjadi contoh dalam memenuhi komitmen kita dan menghargai kepercayaan yang diberikan kepada kita. Dengan demikian, kita dapat membangun hubungan yang lebih sehat dan lebih dapat diandalkan, berdasarkan tindakan nyata dan bukti yang konsisten.

Pada akhirnya, janji merupakan pengingat bahwa kata-kata harus disertai dengan tindakan untuk benar-benar memiliki makna. Janji-janji yang tidak dipenuhi dapat mengajarkan kita tentang pentingnya komitmen yang nyata dan mendalam dalam hubungan kita dengan orang lain, serta memberikan dorongan untuk selalu menilai dan mengelola ekspektasi kita dengan bijaksana.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun