"Sesungguhnya, seorang hamba akan senantiasa akan berada dalam kebaikan selama ia masih memiliki penasihat dari dalam hatinya dan muhasabah menjadi salah satu agenda yang paling ia tekuni." ( Hasan Al- Bashri )
Â
      Uzlah .....
Senjata penjernih hati, yang mana ketika hati sudah berkarat oleh dosa dan maksiat. Yakni tindakan mengasingkan diri atau menyendiri dari keramaian masyarakat menyendiri untuk beribadah kepada Allah.
      Uzlah sendiri sebenarnya tidak cocok apabila di artikan sebagai tindakan menyendiri, seperti apa yang telah dikatakan oleh ahli uzlah " Apakah yang mendorongmu berbuat menyendiri? Aku menjawab" Aku tidak sendirian, aku adalah temannya duduk Allah, apabila Aku menginginkan Allah berbicara kepadaku, maka aku membaca kitabullah, dan apabila Aku ingin bermunajat kepadanya, maka aku melakukan salat."
       Diceritakan pula pada saat Uwais Al Qarni sedang duduk, tiba-tiba datang kepadanya haram Bin hayyan. Uwais bertanya "Ada keperluan apa engkau datang?" haram menjawab " aku datang untuk menghiburmu." Uwais berkata " aku tidak yakin jika ada orang yang telah mengenal roknya bisa merasa terhibur dengan apa saja yang dilakukan oleh selainnya."
      Ya, uzlah adalah kegiatan sepiritual dengan menekuni ibadah, berfikir, menghibur diri dengan Allah, bermunajat kepadanya, dan merenungkan kerajaan Allah. Hal ini hanya bisa dilakukan dengan uzlah dan menjauhi masyarakat.
      Malik bin Dinar pernah berkata. " barang siapa tidak suka berbicara dengan Allah, sehingga lebih memilih berbicara dengan sesama manusia, maka amalnya Pasti sangat sedikit, hatinya menjadi buta dan usianya terbuang sia-sia."
" Tidak ada yang bisa memberikan manfaat kepada hati seperti yang diberikan oleh uzlah, yang digunakan untuk memasuki Medan pemikiran atau perenungan."
jikalau hati sudah berkarat oleh dosa dan maksiat maka tidak ada cara lain untuk menjernihkannya, kecuali dengan uzlah. yaitu menyendiri untuk beribadah kepada Allah. semakin ia bergaul dengan masyarakat semakin besar kesempatannya untuk berbuat maksiat. dan semakin banyak orang itu melakukan maksiat maka semakin hitam pula hatinya. jika Hatinya sudah hitam maka Hidayah pun sulit untuk masuk. rasa imannya akan menipis.
        perenungan yang dilakukan ketika uzlah akan bermanfaat untuk menghilangkan bekas-bekas hitam dan karat yang menempel di hati. bekas itu tidak boleh dibiarkan begitu saja karena jika tidak dihilangkan maka pemiliknya akan kehilangan kenikmatan Islam. akhirnya ia akan mudah dituntun oleh setan meninggalkan agama.