Mohon tunggu...
ira wati
ira wati Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Mahasiswa Jurusan Kesmas Universitas Halu Oleo Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Filsafat: Memahami Lebih Dalam Hakikat Kesehatan

5 November 2014   16:27 Diperbarui: 17 Juni 2015   18:34 365
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika merayakan hari kelahiran yang kebanyakan kalangan menyebutnya sebagai hari ulang taun (HUT), banyak orang mendoakan agar supaya kita panjang umur, banyak amal, banyak rezky, kuat iman dan untuk selalu sehat tentunya. Kita pun mendoakan hal yang sama ketika orang lain merayakan hari lahirnya. Di dalam hal yang demikian itu bisa dilihat bagaimana kesehatan menjadi nilai yang penting dalam hidup manusia sejak kelahiran sampai kemudian ajal menjemput kita semua sebagai umat manusia.

Lalu kemudian, kesehatan itu disamaartikan dengan kebahagiaan. Manusia tidaklah bisa bahagia jika ia tidak sehat. Untuk menjadi sehat, orang juga perlu untuk menata pikiran dan pola hidupnya dengan pikiran-pikiran yang baik, yakni dengan kebahagiaan. Ada kaitan yang bersifat timbal balik dan amat erat hubungannya antara kesehatan dan kebahagiaan.

Namun, pada dasarnya kita hidup di kalangan manusia-manusia yang punya kecenderungan mempersempit arti kesehatan. Sadar atau tidak, kita hanya melihat kesehatan dalam arti kesehatan fisik semata, sehingga banyak orang sibuk berolah raga dan makan makanan yang bergizi agar menjadi sehat yang lagi-lagi sehat hanya dalam kondisi fisiknya.

Hal sebenarnya yang kemudian sangat perlu dan wajib dipahami adalah bahwa hakekat terdalam dari kesehatan adalah harmoni. Harmoni berarti keadaan yang selaras dari berbagai dimensi di dalam diri manusia, mulai dari dimensi sosial, teologis serta fisik. Harmoni bukan berarti tanpa konflik atau tegangan, melainkan konflik dan tegangan yang bisa ditata sedemikian rupa, sehingga ia menjadi dorongan untuk perubahan kearah kemajuan dan keharmonisan

Dari segi dimensi sosial, manusia perlu untuk berdamai dengan siapa saja dengan tidak memandang musuh dan saingannya, sehingga ia bisa memperoleh rasa damai. Kesehatan di bidang sosial ini amat erat terkait dengan kesehatan mental. Jiwa yang sehat adalah jiwa yang damai, dan jiwa yang damai berarti mampu berdamai dengan orang lain di sekitarnya, dan itulah sehat.

Dari segi dimensi teologis, manusia perlu untuk berbicara dan mendengar Tuhannya. Bagi orang-orang religius, ini tentu sudah jelas. Lebih khusus bagi kaum muslim kebersihan dan kesucian secara jasmani dan rohani adalah yang sangat fundamental dalam beribadah dan beramal shaleh yang sudah jelas dapat membuat tentram hati dan pikirannya.

Dari segi dimensi fisik, manusia perlu makan makanan bergizi, berolah raga, dan cukup beristirahat, jika ia ingin mendapatkan kesehatan fisik. Namun, kesehatan fisik hanyalah bagian kecil dari kesehatan manusia yang memerlukan dimensi kesehatan lainnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun