Mohon tunggu...
ira wati
ira wati Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Mahasiswa Jurusan Kesmas Universitas Halu Oleo Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara

Selanjutnya

Tutup

Foodie

Telur: Bukan Makanan Pantangan

5 November 2014   14:27 Diperbarui: 17 Juni 2015   18:35 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Parenting. Sumber ilustrasi: Freepik

Sebagain besar kalangan beranggapan bahwa ibu hamil dilarang mengkonsumsi telur, karena dikhawatirkan ASI-nya bebau amis. Anggapan tersebut belum tentu sepenuhnya benar. Telur mengandung protein hewani yang sangat dibutuhkan ibu hamil. Selain itu, seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat akan bahaya kolesterol, selain daging, kuning telur kini termasuk makanan yang dihindari. Padahal, para ahli kini menyimpulkan bahwa telur tidak mempengaruhi kadar kolesterol secara signifikan. Bukan kolesterol yang mempengaruhi kadar kolesterol dalam darah, tetapi lemak jenuh. Telur diketahui hanya mengandung sedikit lemak jenuh. Mengkonsumsi telur bisa memperbaiki kadar lipid (kolesterol) seseorang yang kolesterolnya naik saat mengkonsumsi makanan kaya kolesterol.

Ada begitu banyak nutrisi penting dalam sebutir telur. Sebut saja kolin (choline), yang sangat penting untuk fungsi otak dan kesehatan. Satu buah kuning telur mengandung lebih dari 25 persen kebutuhan choline setiap hari. Orang dewasa membutuhkan 425 gram choline per hari, sedangkan anak balita butuh 250 gram per hari. Sebuah penelitian mengungkapkan konsumsi choline yang cukup bias menurunkan risiko kanker payudara. Telur juga mengandung antioksidan serta lutein yang membantu mencegah gangguan penglihatan akibat penuaan dan katarak. Kadar lutein dalam telur bahkan lebih banyak dibanding pada sayuran berdaun hijau. Telur mempunyai kandungan zat gizi yang cukup tinggi, antara lain mengandung delapan asam amino esensial yang baik untuk pertumbuhan anak dan kesehatan tubuh. Selain itu, telur juga mengandung mineral selenium (Se). Pria membutuhkan asupan selenium untuk pembentukan kualitas dan kuantitas sperma. Satu butir telur dapat menghasilkan 10 persen dari total kebutuhan tubuh terhadap selenium. Telur juga mengandung vitamin D yang dapat membantu penyerapan kalsium untuk pembentukan tulang.

Selain itu, telur juga mengandung vitamin E. Kombinasi antara selenium dan vitamin E berperan sebagai antioksidan yang dapat mengurangi risiko kerusakan sel tubuh akibat radikal bebas.

Telur juga diketahui sebagai sumber vitamin B12, vitamin B6, dan folat yang dibutuhkan untuk kesehatan tubuh dan melindungi sel – sel saraf. Kekurangan vitamin B12 dapat mengakibatkan terjadinya kerusakan sel – sel saraf. Wanita hamil yang kekurangan vitamin B12 mempunyai risiko anaknya akan mengalami kerusakan pada sistem saraf.

Jadi, sangat tidak beralasan jika seandainya telur dijadikan makanan pantangan khususnya bagi Ibu hamil dan menyusui.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun