Mohon tunggu...
Irawan Saputra
Irawan Saputra Mohon Tunggu... Guru - Baik baik saja

Irawan Saputra berasal dari Sumbawa Besar. Memiliki cita-cita untuk membangun bangsa berdasarkan Pancasila, nasionalisme, dan Pendidikan. Sangat menyukai menulis dan membaca Puisi

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Tipu Demokrasi

25 Agustus 2018   20:27 Diperbarui: 25 Agustus 2018   21:03 570
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di lautan air mata ini, arus bergejolak  
Mengapa diantara bumi dan langit harus terpisah?  
Tiang-tiang nurani mulai goyah 
Sabda sang penguasa runtuh 
Kita tersisa di akhir sepenggal sajak terbuang 

Aku kembali dekap jiwaku 
Tak memegang hati atau suaramu 
Aku kembali menjadi debu 
Dalam titah mu yang bergerak ragu 
Tak biarkan malam yang menyingkap tabir 
Batinku tersesat dalam samudra hayal mu 
Oh aku sudi tenggelam
Hilang dan tak terkenang

Oh wajah menengadah
Menatap bulan sendu dengan dua mata berselimut darah
Dan yang tersingkirkan
Buta akal buta hati buta budi
itulah aku dan orang orangku, kita di negeri terjajah

Kalaupun terkadang di atas panggung langit gerak pesta mulai berjingkrak
Demokrasi katanya
Kita terbelalak manusia jadi dewa
Dengan panji dengan sukma dengan dasi warna basa basi
Satu hari rakyat jadi raja, duduk tenang di bawah kaki singgasana
Raja tanpa mahkota, raja yang dihianati
Rakyat jadi raja? Raja tanpa logika angka dan buta dalam tipu bahasa

Negeri ini negara demokrasi fatamorgana
Yang hidup dari pilar budaya politik subyek ala parokial
Rakyat jadi raja simbol keagungan kaum gila tahta
Aku raja, kamu raja, mereka raja, semua jadi raja di negeri kita
Berjuta juta raja, raja tanpa jumlah batas
Semua berkuasa semua gila tahta

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun