Pembantu yang sudah seperti keluarga kami sendiri ikut dalam rombongan ke Dufan (Dunia Fantasi) beberapa tahun lalu. Karena besarnya dan banyaknya arena permainan Dufan, kami lepaskan rombongan per kelompok untuk bisa menikmati aneka permainan pilihan masing-masing dengan kesepakatan titik kumpul di lokasi yang ditetapkan pada jam yang disepakati.
Sang pembantu kami yang agak pendiam memilih jalan sendiri, mungkin ingin melepas rasa sungkan apabila bersama rombongan. Antar kelompok kerap berpapasan dan saling menceritakan pengalaman sebelum melanjutkan petualangannya.
Sampai pada sore hari, sesuai kesepakatan, semua kelompok telah bergabung untuk melangkah pulang ke rumah. Semua saling cerita, ada cerita menggelikan, ada cerita ketakutan, ada juga cerita kekesalan karena panjangnya antrian. Sang pembantu yang dari tadi senyam-senyum akhirnya buka cerita juga mendengar pembahasan mengenai panjangnya antrian.
"Aku pokoke ngantri aja kalo ada orang antri, tapi tadi aku ngantri kok semuanya laki-laki.." kami semua terdiam sambil berpikir arena permainan mana yang dimaksud.
"Lho, kamu gak lihat dulu permainannya apa?" tanya ibu kami.
"Ya itu dia, gitu mau dekat ke pintu masuknya, rupanya baru tak baca kalo itu mau ke WC laki-laki"
Grrrrrrrrrrrr.... semua kami berurai air mata menahan tawa yang keluar.
"Ya aku langsung cabut aja dari barisan, semua orang senyum-senyum samaku...."
Oalahh sur.. sur... (dia biasa kami panggil mbak Sur).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H