Cerita Teh dan Mblarah Kopilogi
(Seri Diskusi Mblarah #9)
Ditulis oleh Eko Irawan
Cerita teh lagi hangat hangatnya. Walau undangan ngopi bareng dan minumnya teh, tak masalah. Suguhan Kopi jadi pengantar saat pertemuan Mblarah. Karena ngopi dimaknai ngolah pikir. Jika minta suguhan teh atau jus buah, tuan rumah akan mendadak bingung, karena karena bisa dimaklumi tempat tersebut bukan warung atau cafe.
Dengan ngopi mampu mencairkan suasana sekaligus obati kantuk yang terbawa setelah seharian aktif menjemput rejeki. Itu tentang kopi, bagaimana dengan teh ? Bagaimana sejarahnya ? Yuk dibahas santai dalam diskusi Mblarah kali ini yang membahas Cerita Teh dan Kopilogi Mblarah. Selamat membaca.
Kenapa harus Mentertawakan teh ?
Di awal Desember 2024 ini lagi viral soal teh. Hal itu sudah banyak dibahas di media. Yang justru menarik kenapa harus Mentertawakan teh ? Inilah cerita teh yang viral di akhir tahun 2024 ini.
Bapak penjual teh itu sedang tidak ngelawak, tentu dia lagi menjemput rejeki untuk menghidupi keluarganya di rumah. Â Kenapa pekerjaan halal kok malah jadi bahan tertawaan, apakah itu lucu ? Silahkan direnungkan dan dijawab sendiri.
Fenomena lapak penjual teh belakangan banyak tumbuh dan berdiri diberbagai pelosok, khususnya disekitar malang raya. Minuman teh dingin dengan rasa khasnya sekarang jadi pilihan dan dijual dengan harga terjangkau. Lapak lapak penjual teh jadi bentuk usaha UMKM yang banyak menyerap pengangguran dan memberikan banyak lowongan kerja. Sebelumnya sajian minuman teh juga telah tersedia dalam bentuk kemasan kotak ataupun botol dan tersedia di minimarket terdekat. Semoga usaha teh ini semakin maju dan berkembang setelah kejadian viral tersebut.
Teh mulai di tanam di Indonesia sejak jaman Penjajahan Belanda. Semula teh hanya digunakan sebagai tanaman hias, dan dengan serangkaian usaha pengembangan, akhirnya menjadi perkebunan teh yang dikelola oleh VOC dan berlanjut pada masa pemerintahan Belanda. Adalah Andreas Cleyer, seorang dokter, pengajar, ahli botani serta saudagar di VOC yang berkebangsaan Jerman yang awalnya membawa biji bibit teh dari Jepang ke Indonesia pada tahun 1684 ke batavia.
Sebagaimana diolah dan Dikutip  dari Jelajah Kompas.id  pada tahun 1835, untuk pertama kali hasil teh dari Nusantara mulai diangkut ke negeri Belanda sebanyak 200 peti dan diikutkan pelelangan teh Amsterdam. Sejak saat itu teh mulai jadi komoditas ekspor dan menjadikan teh Indonesia semakin terkenal di dunia.
Jacobus Isidorus Loudewijk Levian Jacobson adalah ahli dan pakar penguji teh dari Nederlandsche Handel Maatschappij (NHM) yang sejak tahun 1833 sudah menjadi Inspektur Bidang Tanaman Teh. Dia yang meletakkan landasan bagi usaha perkebunan teh di Jawa. Selain di priangan, Wanayasa (Purwakarta) dan di Raung (Banyuwangi) pengembangan perkebunan tanaman teh tersebar dari Batavia, Karawang, Banten, Cirebon, dan beberapa daerah lain di Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.
Kopi menemani Diskusi Mblarahmu
Sama dengan sejarah teh, kopi di Indonesia juga memiliki sejarah panjang. Sebagaimana diolah dan dikutip dari beberapa sumber, kopi di Indonesia dimulai pada tahun 1696, ketika Belanda membawa bibit kopi arabika dari Malabar, India, ke Pulau Jawa. Bibit kopi tersebut dikirim oleh Gubernur Belanda di Malabar kepada Gubernur Belanda di Batavia (sekarang Jakarta). Namun, percobaan pertama ini gagal karena tanamannya hancur akibat banjir dan gempa bumi. Baru Pada tahun 1699, Belanda kembali mencoba membawa kopi ke Indonesia dan berhasil. Setelah kemerdekaan Indonesia, perkebunan kopi di Jawa dinasionalisasi dan direvitalisasi dengan varietas baru kopi arabika. Saat ini, Indonesia menduduki peringkat keempat sebagai produsen kopi terbesar di dunia.
Kopi memang jadi sajian yang spesial. Berbagai inovasi penyajian minuman kopi digagas dan jadi branding yang banyak dikunjungi para penggemar kopi.